Happy reading, enjoy!
Semua murid terlihat mulai berlalu lalang saat bel istirahat kedua berbunyi nyaring. Dahyun menghembuskan nafas lega, menatap penuh antusias seorang guru tampan yang tengah merapikan buku nya di atas meja.
"Baiklah. Kita akhiri pertemuan ini. Jangan lupa belajar. Minggu depan Bapak akan mengadakan ulangan harian" ujarnya kemudian meninggalkan ruang kelas.
"Aku lapar sekali" keluh seseorang yang duduk disebelah kiri Dahyun
"Kalau lapar ya makan" ketus Dahyun.
"Iya-iya. Uhm, kenapa Jisoo dan Irene belum juga masuk kelas? Bukankah seharusnya mereka sudah selesai latihan nya?"
Hanya gelengan pelan dari Dahyun sebagai jawaban karena dia masih sibuk memasukkan buku kedalam tas.
"Kita susul saja kalau begitu" ujar Dahyun setelah menyelesaikan urusannya.
Mereka berdua keluar kelas. Namun baru beberapa langkah menjauh dari pintu kelas, suara seseorang berteriak mengambil atensi keduanya.
"Tzuyu!"
Dahyun dan Tzuyu langsung menoleh.
"Ada apa?" Tanya Tzuyu dengan suara gugup.
Tentu saja gugup. Lihatlah, seorang siswa yang telah meluluh-lantakkan hati dan pikiran nya tengah berdiri dengan tubuh berkeringat dibalik baju olahraga nya.
Hwang Minhyun. Ketua tim sepakbola sekolah sekaligus anggota OSIS itu, terlihat cool dengan penampilan nya yang berkeringat dan rambut sedikit berantakan.
"Ini untukmu" ucap Minhyun memberikan sesuatu pada Tzuyu.
"Ini apa?" Heran Tzuyu
"Uhm. Aku membelikan ponsel untukmu"
"Hah? Untuk apa?"
Minhyun menggaruk tengkuknya sembari menatap wajah Tzuyu dengan sipu. "Kau tidak kunjung membalas pesanku dua hari ini. Aku rasa ponselmu rusak atau hilang. Jadi aku membelikan nya untukmu. Terimalah"
Dahyun dan Tzuyu seketika melebarkan matanya mendengar penjelasan Minhyun.
"Tidak usah. Aku--"
"It's okay. Aku sudah menyimpan nomor ku di ponsel itu. Pulang sekolah nanti jangan lupa kabari aku. Dadah" ucap Minhyun lalu berlari menjauh.
Dahyun menatap remeh kotak ponsel yang ada ditangan Tzuyu. "Jatuh cinta pada seorang bucin adalah pilihan yang buruk. Dia akan terus melakukan hal-hal yang suatu saat nanti kau benci. Sadarlah"
Tzuyu mengangguk dengan dramatis. Lalu mengusap dada nya, seakan dia sudah membenci keadaan ini.
"Minhyun dan Dahyun adalah perpaduan yang serasi. Kenapa kalian tidak bersama saja? Aku bisa mengalah. Dan menjadi Dahyun kedua dalam hal menyembunyikan perasaan nya" ujar Tzuyu sarkastik
"Kau mau ku pukul?"
"Pukul saja aku. Aku rela melakukan apapun untukmu. Oh Dahyun, aku sangat mencintai mu. Tidak peduli kau membalas perasaanku atau justru mematahkan hatiku"
Tzuyu tertawa keras saat melihat wajah kesal Dahyun. Seperti nya gadis putih itu merasa tersinggung dengan perkataan nya.
"Dasar menyebalkan" sungut Dahyun kemudian mulai menaiki tangga.
"Hei cantik. Jangan marah, aku hanya bercanda" bujuk Tzuyu yang menyusul nya dibelakang.
Dahyun tetap bergeming. Dia masih enggan menoleh dan malah mempercepat langkahnya menuju ruang latihan dimana Irene dan Jisoo berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY UNIVERSE
Fanfiction"Itu hakmu. Tapi aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku sudah terlanjur mencintaimu" Dahyun "Terdengar lucu. Mengingat dulu kau sangat membenciku" Mingyu