∆[05]∆

434 72 4
                                    

Happy reading, enjoy!

Bel pulang sekolah berbunyi nyaring, namun tidak lantas membuat Dahyun terbangun dari tidur nya. Gadis putih dengan mata monolid tajam dan merupakan salah satu murid yang paling sering menyumbang piala penghargaan untuk sekolah itu, nampak tenang dan tak terusik dengan goncangan pada bahunya.

"Dahyun! Bangun! Bel pulang sudah berbunyi. Apa kau mau aku tinggal?" Pekik Tzuyu yang masih setia mengguncang bahu Dahyun.

Sedangkan Kai dan Daniel sudah sepuluh menit yang lalu keluar dari perpustakaan. Mereka harus menemui kekasihnya masing-masing.

"Dahyun! Kita harus segera membersihkan toilet sebelum Bu Yoona datang dan memeriksa. Bangunlah, putri tidur!" Teriak Tzuyu

Kini dia bahkan dengan tega mendorong Dahyun sampai jatuh menjeplak ke lantai. Membuat gadis itu meringis kesakitan.

"Ya ampun, Tzuyu! Kau kejam sekali" gerutu Dahyun sembari memegang bokong nya yang terasa nyeri.

"Aku lelah membangunkanmu. Ayo keluar" ucap Tzuyu lalu menarik tangan Dahyun untuk keluar.

Dahyun mendecih pelan, matanya menangkap meja yang sudah dirapikan. Juga buku miliknya yang sudah ada ditangan Tzuyu. Sahabat nya itu memang selalu bisa diandalkan.

"Wah. Ada kak Dahyun" seru beberapa murid yang melihat Dahyun keluar dari perpustakaan.

Fyi. Letak perpustakaan memang berada ditengah-tengah koridor kelas sebelas dan sepuluh. Sedangkan koridor kelas dua belas berada di depan, tersekat oleh koridor laboratorium yang membentang juga lapangan basket.

"Mereka manusia atau apa? Indah sekali" gumam seorang murid yang tidak sengaja berpapasan dengan Dahyun dan Tzuyu.

Tzuyu mencebik kesal, dia tidak suka menjadi bahan tontonan seperti ini. Sedangkan Dahyun berjalan dengan acuh, ini sudah hal yang biasa baginya. Namun ya-- tetap saja dia merasa sedikit risih. Tatapan mereka seperti sedang menelanjangi dirinya.

"Dahyun! Tzuyu!"

Mereka berdua menoleh. Melihat si kembar berlarian kearah mereka membuat keduanya mendesah lelah. Pasalnya, kehadiran mereka justru semakin menarik perhatian murid-murid yang melihat nya.

Bagaimana pun, keempat gadis itu sangat populer. Sama halnya dengan gadis-gadis famous yang menjadi rival mereka di sekolah itu. Siapa lagi kalau bukan Sana dan teman-temannya.

Hanya saja yang paling menarik dari Dahyun, Tzuyu, Jisoo dan Irene adalah murid-murid yang menjadi langganan guru BK. Mereka selalu membuat masalah dan tidak jarang melanggar aturan sekolah.

Bahkan murid laki-laki pun tidak ada yang sesering itu keluar masuk ruang BK. Entahlah, tapi ya namanya juga orang cantik-- pintar pula. Segala kesalahannya seakan bukan apa-apa bagi murid lainnya.

"Ya ampun, kalian berdua enak sekali tidak ikut pelajaran" ceplos Jisoo

"Enak apanya. Kau tau? Tadi kita disuruh nyapu halaman sama si Thomas itu. Mana panas pula." Keluh Dahyun.

"Kenapa? Kalian mengganggu mereka?" Tanya Irene

"Tidak. Putri Tawon yang memulai pertengkaran. Dia dengan begitu sombongnya mengejek Dahyun" jawab Tzuyu

Jisoo dan Irene mengangguk. Paham siapa yang Tzuyu sebut 'Putri Tawon'

Mereka berjalan beriringan menuju toilet, karena tas Tzuyu dan Dahyun sudah dibawa oleh si kembar itu.

"Aku akan membantu kalian" seru Jisoo sembari mengangkat sikat toilet

"Memang seharusnya begitu" ketus Dahyun.

MY UNIVERSE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang