Han Hyebin berjalan dengan malasnya menyusuri lorong-lorong sekolah. Mencari-cari dimana lelaki bernama Jeon Jungkook, ketua kelasnya. Lebih tepatnya ketua kelas barunya."Aish dimana sih dia?!" kesal Hyebin gadis berambut hitam yang diikat kuda itu.
Sejak tadi, Hyebin mencari-cari dimana orang yang bernama Jeon Jungkook itu. Tidak ketemu. Setiap orang yang berlalu lalang ia tatapi name tag-nya.
TRING!!!
Bel tanda masuk kelas sudah berbunyi. Membuat Hyebin mengumpat dalam hatinya. Kalau saja guru kelasnya yang tadi memberi instruksi padanya sedang tidak ada urusan mendadak, sekarang pasti ia sudah duduk manis di bangkunya.
Banyak siswa yang berlarian bergegas masuk ke kelas masing-masing. Sehingga membuat Hyebin terjatuh.
BRUGH!
Hyebin merintih kesakitan. Benturannya cukup keras. Sehingga muncul darah segar di lututnya.
"Apa ini?! Pertama masuk
sekolah sudah sial!" batin Hyebin.Namun tangan kekar seorang lelaki muncul di hadapan Hyebin yang sedang mencoba untuk berdiri. Yang sudah pasti itu adalah lelaki. Hyebin mendongak. Menatap malaikat yang datang untuk menolongnya dari kesialan hari ini. Hyebin harap.
"Mianhae, aku tergesa-gesa tadi" ujar lelaki itu meminta maaf. Mengulurkan tagannya untuk membantuku bangkit.
Sebelum menerima bantuan lelaki itu, Hyebin buru-buru melihat name tag-nya. Dan ia mendesah kecewa karena bukan nama Jeon Jungkook yang ia dapatkan. Melainkan Kim Taehyung.
"Eumm.. halo?" ucap Kim Taehyung membuyarkan lamunan Hyebin.
Hyebin menatap Taehyung sebentar, lalu berpegangan pada tangan lelaki itu guna membantunya berdiri.
"Ah, lututmu berdarah. Biar kuantar ke UKS" ujar Taehyung.
Hyebin buru-buru menggeleng sambil tersenyum. "Gwaenchana. Luka kecil"
"Tapi aku menabrakmu tadi.. aku merasa bersalah. Biarkan aku melakukannya agar tak merasa bersalah lagi" jelas Taehyung memohon. Hyebin menghela napasnya dengan senyum yang masih terpampang di wajahnya.
"It's okay! Aku memaafkanmu. Lagipula kau juga harus masuk kelas, bukan?" ucap Hyebin mencegah Taehyung membawanya ke UKS.
"Ayolah.." rengek Taehyung layaknya anak kecil. Inilah kelemahan Hyebin. Tidak bisa menolak jika orang lain sudah merengek-rengek padanya.
Hyebin kembali menghela napas. "Arraseo" ia harus mengalah kali ini.
Taehyung tersenyum senang. "Kajja!"
--
Bau obat-obatan menyeruak masuk ke dalam hidung Hyebin. Lututnya sedang diobati oleh orang yang sedang berjaga di UKS. Sementara Taehyung menunggu di luar. Padahal Hyebin sudah menyuruhnya untuk pergi duluan ke kelas. Sebegitu bersikerasnya Taehyung agar tidak merasa bersalah lagi.
Tiba-tiba sebuah senyuman kecil terulas di bibir tipis Hyebin. Entah kenapa ia senang dengan perlakuan Taehyung.
"Sudah selesai" ucap penjaga UKS itu sembari merapikan peralatan-peralatan yang digunakan untuk mengobati lutut Hyebin yang terluka.
Hyebin turun dari kasur yang tadi ia duduki dan membungkuk pada penjaga itu. "Kamsahamnida"
Penjaga itu tersenyum dan mengangguk pada Hyebin. Hyebin pun keluar dari UKS Apgojang High School itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory In The Rain
Teen Fiction[BE DELAYED] "Ini hanya sementara, Taehyung!" "Aniyo, tetap saja. Jangan" "Hanya setahun!" "Itu bukan waktu yang lama, Hyebin!" "Aku tahu!" "Lalu?" "Biarkan aku menjadi pacar Jungkook. Untuk setahun ini, saja" "Sementara kau sedang mencintaiku?" -- ...