"Silahkan perkenalkan dirimu" ucap Jungkook mengulangi kata-katanya. Hyebin tersadar dari lamunannya. Lalu ia tersenyum ke hadapan semua orang di kelas.
"Annyeonghaseyo, Han Hyebin inmida" Hyebin membungkuk sedikit sebagai tanda perkenalan diri.
Jungkook menoleh ke arah Hyebin dan menatapnya dalam. "Silahkan duduk dimanapun kau mau. Asal jangan duduk di bangku kosong itu" Jungkook menunjuk pada bangku paling belakang dan paling pojok sebelah kanan. Ada 2 bangku. Bangku yang satu ada tas hitam diatasnya. Bangku yang satunya lagi kosong "Itu milikku. Kau tidak boleh duduk disebelahku" lanjut Jungkook. Lalu ia berjalan menuju ke bangkunya.
Senyum Hyebin perlahan menghilang. Ia kesal hanya masalah sepele seperti ini. Tunggu, apa? Hyebin kesal? Tidak,tidak. Hyebin bukanlah orang yang mudah marah atau kesal. Kalaupun ia marah atau kesal, Hyebin hanya akan memperlakukannya seperti biasa. Tapi kali ini, dia bisa kesal karena seorang Jeon Jungkook. Aneh sekali. Hyebin padahal paling anti untuk marah kepada orang lain. Ia lebih memendam daripada melampiaskannya atau menunjukannya.
Hyebin menatap sekitar. Tidak ada bangku yang kosong. Kecuali bangku yang Jungkook bilang tidak boleh ditempati. Lihatlah, ketua kelas itu sedang berleyeh-leyeh tanpa peduli seisi kelasnya yang ribut. Kakinya ditaruh diatas meja. Sedangkan matanya berfokus pada ponselnya. Hyebin menggeleng.
"Ketua kelas macam apa itu?" batin Hyebin.
Namun ia kembali menggeleng. "Tidak, jangan marah Hyebin. Sangat bukan dirimu" batinnya.
Hyebin menghela napasnya. Lalu kakinya berjalan keluar kelas. Ia mendengar seseorang meneriakinya dari belakang, namun Hyebin tidak mempedulikannya. Walau Hyebin benci untuk tidak peduli pada orang lain. Tapi ia harus, kali ini.
~~
Hyebin memasuki gudang itu. Gudang yang dimaksud pembersih toilet yang ia temui. Gudang yang berisi meja dan kursi. Ya, dari tadi Hyebin mencari dua benda itu. Dia akan mengangkatnya ke kelas. Agar ia bisa duduk dan belajar dengan nyaman.
"Aigoo, gelap sekali gudangnya" ucap Hyebin pada dirinya sendiri. Namun siapa sangka ada yang menjawab omongan Hyebin itu. Suaranya terdengar tak asing.
"Karena lampu gudang ini dimatikan" suara seorang lelaki terdengar di telinga Hyebin.
Cklek!
Suara lampu yang dinyalakan mengisi gudang yang besar itu. Lalu terpampanglah seorang lelaki berbaju basket sedang berdiri menatap Hyebin.
"Tae.. Taehyung?" ucap Hyebin.
Taehyung tersenyum. "Apa yang kau lakukan, Hyebin-ah? Bukannya aku sudah mengantarmu ke kelas? Kenapa kau masih memakai tas-mu? Kenapa kau bisa ada di gudang? Apa kau tersesat? Intinya kenapa mengapa dan apa yang kau lakukan disini?" tanyanya bertubi-tubi yang membuat Hyebin menggeleng-geleng. "Oh ya, aku kesini karena ingin mengambil bola basket, jadi jangan berpikir kalau aku kabur dari kelas. Jadi apa yang sedang kau lakukan?"
"Yaampun Taehyung, tanyanya satu-satu" ujar Hyebin dengan senyum yang mengembang di wajahnhya.
"Hehehe, mian"
"Jadi, aku mencari meja dan kursi untukku" jelas Hyebin.
Taehyung membulatkan matanya. "Mwo?! Di kelasmu tidak ada memangnya?"
Hyebin menggigit bibir bawahnya. Apakah ia harus mengatakan yang sebenarnya?
"Hyebin-ah?" panggil Taehyung.
"A, ah.. itu, ya.. meja dan kursinya sudah ditempati semua murid.. Jadi aku ,mencari saja kesini" jelas Hyebin berbohong.
"Sendirian?"
Hyebin mengangguk. "Yaa, karena aku tidak punya teman"
"Hey, lalu aku ini apa?"
Hyebin mengerutkan dahinya. "Kau? Kau Kim Taehyung yang tadi pagi menolongku"
Taehyung terkekeh pelan sembari menggeleng. "Bukan itu maksudku, Hyebin"
"Lalu?"
"Kalau kau tidak punya teman, lalu siapa aku ini? Pacarmu? Baiklah, ayo berkencan"
Hyebin membulatkan matanya. "MWO?! ANIYO! Kau temanku! Teman!"
Taehyung lagi-lagi terkekeh. "Arraseo, arraseo. Panik sekali. Jangan-jangan kau memang ingin menjadi pacarku, ya?"
Hyebin mendorong pelan Taehyung. "Jangan gila Taehyung" lalu ia berjalan mencari meja dan kursi.
"Hahaha, aku tidak gila, Hyebin. Aku hanya.." Taehyung menggangungkan kata-katanya.
Hyebin berbalik menghadap ke arah Taehyung. "Hanya? Hanya apa?"
"Aku hanya menyukaimu sejak awal kita bertemu"
Ucapan Taehyung mampu membuat Hyebin diam seribu bahasa. Mampu membuat gadis itu seolah seperti patung yang tidak bisa bergerak sama sekali. Hanya satu yang bergerak. Jantungnya. Jantungnya berpacu dengan cepat. Tidak seperti biasanya.
~~
Setelah Taehyung membantu membawakan meja dan kursi untuk Hyebin, gadis itu tidak ke kelas. Ia pergi ke UKS karena tiba-tiba ia mimisan. Ini memang biasa terjadi jika jantung gadis itu berdetak lebih cepat dari biasanya. Itu penyakit bawaan sejak kecil, namun bukan kanker atau apapun itu. Hanya penyakit bawaan.
Hyebin memasuki UKS. Tidak ada siapa-siapa disana. Hyebin kemudian buru-buru mengambil tissue.
"Ini semua gara-gara Kim Taehyung itu! Kenapa menyatakan perasaannya cepat sekali? Padahal ini kali pertama kita bertemu" protes Hyebin sembari membersihkan hidungnya dengan tissue.
Asal kalian tahu, sejak Taehyung berkata bahwa ia menyukai Hyebin, gadis itu mati-matian bersikap tidak canggung pada Taehyung. Namun pemuda itu, ia nampak biasa-biasa saja. Selain itu, darah mulai keluar saat Taehyung menyimpan mejanya di depan kelas. Hyebin berusaha sebisa mungkin agar Taehyung tidak melihatnya mimisan. Dan itu berhasil.
"Ah, apa yang harus aku lakukan?" ujar Hyebin pada dirinya sendiri begitu membuang tissue prnuh darah ke tong sampah.
"Aku rasa aku menyukainya, dan dia bilang di menyukaiku. Apa kita akan berpacaran? Tapi itu terlalu canggung sepertinya.. Aku harus apa??"
~~
Jungkook menyusuri lorong-lorong dengan mood yang sedang buruk. Saat Hyebin mulai meninggalkan kelas, Jungkook memanggilnya. Namun Hyebin nampak tidak mempedulikannya. Jadi Jungkook meutuskan untuk mengikuti gadis itu.
Ternyata gadis itu mencari meja dan kursi ke gudang. Jungkook tetap membuntutinya. Dan saat Jungkook akan masuk ke gudang mengikuti Hyebin, seorang pemuda yang tak asing di mata Jungkook masuk. Kim Taehyung. Temannya.
Jungkook mendengar perbincangan Hyebin dan Taehyung. Tentu saja Jungkook juga mendengar bahwa Taehyung mengatakan kalau pemuda itu menyukai Hyebin.
"Aish!! Kenapa aku harus kesal?! Hyebin bukan siapa-siapa, benar? Jangan sampai aku menyukainya. Jangan" batin Jungkook dengan mood yang masih buruk.
~~
Jungkook duduk di tempat biasanya ia duduk. Syukurlah, belum ada guru yang masuk. Jadi Jungkook bisa bermain game untuk mengisi waktu kosongnya. Lalu seperti biasa Jungkook menaikkan kakinya ke atas meja.
Telinga Jungkook yang tadinya terganggu karena suara bising seisi kelas yang sednag mengobrol, tiba-tiba hening dan mulailah suara bisik-berbisik terdengar.
Jungkook yang awalnya tidak peduli mulai mendongak dan melihat kenapa kelas menjadi hening.
"Han Hyebin" batin Jungkook menatap gadis yang berdiri dengan tas putih di pundaknya. Juga seragam yang basah entah karena apa. Bukan hanya seragam, badannya juga basah.
Jungkook mengerutkan dahinya. "Dia kenapa?"
~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory In The Rain
Teen Fiction[BE DELAYED] "Ini hanya sementara, Taehyung!" "Aniyo, tetap saja. Jangan" "Hanya setahun!" "Itu bukan waktu yang lama, Hyebin!" "Aku tahu!" "Lalu?" "Biarkan aku menjadi pacar Jungkook. Untuk setahun ini, saja" "Sementara kau sedang mencintaiku?" -- ...