"Bin, aku haus.." ujar Jungkook sembari merengek seperti anak kecil.Hyebin menghela napas. Lalu menoleh menatap Jungkook.
"Sebentar lagi kita akan sampai di minimarket" ujar Hyebin sembari menunjuk ke minimarket yang masih menyala terang malam ini.
Ya, sesuai permintaan Jungkook, pemuda itu pergi ke rumah Hyebin. Sepertinya akan selalu seperti itu setiap pulang sekolah. Dan Hyebin pun tak masalah dengan itu. Ia nyaman berada di dekat Jungkook sekarang.
"Kau mau ikut atau menunggu di luar?" tanya Jungkook setelah minimarket ada di depan mata mereka.
Hyebin menggeleng. "Kau saja. Aku tidak ingin membeli apa-apa"
Jungkook menyipitkan matanya. "Jinjja? Kau tidak haus? Sudah berjalan sejauh ini?"
Hyebin kembali menggeleng. "Aku sudah pernah seperti ini saat ketinggalan bus terakhir untuk pulang"
Dan ya. Mereka ketinggalan bus terakhir karena telalu lama menghabiskan waktu di rooftop hingga security menyuruh mereka pulang.
"Aku tidak percaya.. Sepertinya kau berpura-pura tidak haus yaa.." tebak Jungkook.
Hyebin mengerutkan dahinya. "Aniyo!! Aku tidak haus beo jelek!"
"Yyak, BinBin. Kalau haus bilang saja. Akan kubelikan satu botol susu pisang untukmu"
Hyebin dengan cepat menggeleng. "Susu pisang dan segala yang berhubungan dengan pisang itu rasa tidak enak. Membuatku mual. Seperti saat aku melihatmu"
Jungkook terkekeh pelan. "Bilang saja kau meleleh saat melihat ketampananku"
"Jangan selalu percaya diri"
"Aku memang selalu percaya diri"
Hyebin memutar bola matanya. "Sudah sana masuk. Katanya haus"
Jungkook mengangguk-angguk. "Kau benar-benar tidak haus?" tanya Jungkook lagi.
Hyebin tersenyum kecut. "Iya beo playboy jelek"
Jungkook terkekeh lagi. Kemudian tangan kekar pemuda itu mengacak puncak kepala Hyebin. "Kau menggemaskan"
Setelah mengatakan itu, Jungkook segera masuk ke minimarket untuk membeli minum.
Sementara Hyebin tersenyum tipis di tempatnya. Entah mengapa ada kesenangan tersendiri saat Jungkook mengacak puncak rambutnya. Dan menyebutnya 'menggemaskan'.
Hyebin jadi terus memikirkan itu. Aneh sekali. Jangan-jangan ia benar sudah jatuh cinta pada Jungkook. Akankah secepat itu? Sepertinya tidak mungkin.. Ia saja belum bisa melupakan Taehyung. Ada-ada saja.
Tiba-tiba sesuatu berjalan di tangan Hyebin. Gadis itu membulatkan bola matanya. Menelan ludah dengan sangat sulit. Lalu matanya perlahan melihat apakah sesuatu yang sedang berjalan di tangannya itu.
Sial.
BELALANG!
Dengan cepat Hyebin berlari memasuki minimarket. Lalu membuang belalang itu entah kemana.
Dan disana Jungkook yang sedang membayar minumannya terheran-heran melihat Hyebin. Katanya tidak mau ikut masuk. Tapi sekarang ia masuk kesini. Dasar gadis itu..
"Yyak, Bin. Katanya kau tidak mau membeli minum?" tanya Jungkook begitu ia selesai membayar.
Hyebin menoleh. Ia menghela napas. "Aku kesini bukan karena untuk minum. Tapi untuk kabur dari belalang"
Jungkook terdiam. Lalu tawa pemuda itu pecah. Sampai beberapa orang dalam minimarket itu menoleh ke arah mereka.
"Sst! Jangan berisik, beo!" bisik Hyebin menempatkan jari telunjuknya tepat di bibirnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory In The Rain
Teen Fiction[BE DELAYED] "Ini hanya sementara, Taehyung!" "Aniyo, tetap saja. Jangan" "Hanya setahun!" "Itu bukan waktu yang lama, Hyebin!" "Aku tahu!" "Lalu?" "Biarkan aku menjadi pacar Jungkook. Untuk setahun ini, saja" "Sementara kau sedang mencintaiku?" -- ...