Matanya perlahan terbuka. Menoleh ke arah seorang pemuda yang tengah tertidur di sofa kecilnya. Ia mengerutkan dahinya.
"Jungkook?" lirih Hyebin dengan pelan. Entah kenapa tenggorokannya terasa agak sakit.
Namun Jungkook tak terbangun sama sekali. Hyebin menatap jam dinding putihnya. Sudah jam 10 malam. Astaga, sudah malam tapi si beo itu tidak pulang juga.
Kemudian Hyebin perlahan mencoba untuk duduk. Tangannya terus memijat-mijat kepalanya yang terasa berat itu. Ia terus menatap sekitar. Dan barulah Hyebin sadar. Ini kamarnya. Lalu matanya beralih ke benda yang ada di atas meja belajarnya. Ada gelas berisi minum, semangkuk japchae, 1 botol obat pereda pusing, dan.. tissue. ASTAGA! Tissue-nya seperti bekas membersihkan darah. Tunggu, apa ia mimisan saat tadi pingsan? Atau ada yang terluka? Tapi.. itu seperti bekas membersihkan mimisan. Atau jangan-jangan Jungkook yang mimisan? Ah, sepertinya Hyebin.
"Kau sudah bangun?" tanya Jungkook menggema di ruangan itu. Hyebin terkejut. Lalu matanya menatap Jungkook yang juga menatapnya.
Gadis itu mengangguk pelan. "Kau.. kenapa bisa menyelamatkanku?"
Jungkook mengulum bibirnya. "Ah, aku ke pemakaman karena khawatir padamu. Jadi aku diberitahu oleh tetanggamu kalau kau sedang di pemakaman. Karena ini hari ulang tahun ibumu. Dan, maaf karena tidak tahu ibumu sudah meninggal"
Hyebin mengangguk-angguk. "Gwaenchana. Yang tahu hanya ayahku, aku, satu tetanggaku, dan kau!"
"Mirae juga tahu. Karena tadi Mirae ikut denganku tapi ia harus pulang karena ada les matematika" ujar Jungkook menambahkan.
Hyebin mengangguk lagi. "Arraseo. Jadi tambah banyak ya"
Jungkook tersenyum tipis. Kemudian pemuda itu berdiri. Berjalan ke arah meja belajar Hyebin. Mengambil mangkuk yang berisi japchae hasil beliannya. Kakinya melangkah ke arah Hyebin yang sedang menatap Jungkook. Begitu sampai di hadapan Hyebin, Jungkook menyodorkan japchae itu.
"Makanlah" ujar Jungkook sembari menyunggingkan senyumnya.
Hyebin menggigit bibir bawahnya. Mengalihkan pandangannya ke japchae itu.
"Makan, Hyebin. Kau pingsan karena tidak makan" sambung Jungkook.
Mata gadis itu kembali menatap Jungkook. Ia menggeleng pelan.
"Waeyo? Kau tidak suka?" tanya Jungkook.
"Bukan begitu, Kook" ujar Hyebin sembari terus membasahi bibirnya.
"Lalu apa?"
"Jika aku makan sohun.. Perutku akan terasa mual" sambung Hyebin.
Jungkook mengangguk paham. "Arraseo. Kalau begitu kau mau makan apa?" tanya Jungkook sembari berjalan ke arah tong sampah di kamarnya.
Mata Hyebin membulat. "Jungkook!" pekiknya.
Jungkook sontak berbalik. "Mwo?"
"Kau akan membuang japcahe-nya?" tanya Hyebin pelan.
Sementara Jungkook mengangguk-angguk.
"Jangan!" ucap Hyebin sembari menggeleng.
"Waeyo? Kau kan akan merasa mual kalau makan sohun. Ya sudah buang saja. Aku juga sebenarnya tidak suka"
"Berikan saja padaku"
"Nanti kau muntah"
"Tidak akan! Berikan padaku"
Jungkook memutar bola matanya. Ia harus mengalah. Menuruti keinginan gadisnya itu.
"Gomawo" ucap Hyebin begitu Jungkook memberikan semangkuk japchae itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory In The Rain
Teen Fiction[BE DELAYED] "Ini hanya sementara, Taehyung!" "Aniyo, tetap saja. Jangan" "Hanya setahun!" "Itu bukan waktu yang lama, Hyebin!" "Aku tahu!" "Lalu?" "Biarkan aku menjadi pacar Jungkook. Untuk setahun ini, saja" "Sementara kau sedang mencintaiku?" -- ...