Hyebin membulatkan matanya. "Mwo? Dia sudah sadar??" tanyanya pelan pada Mirae yang meneleponnya."Iya!!"
Hyebin menutup teleponnya. Ia hendak turun dari atas tembok itu. Namun karena terburu-buru, Hyebin terpeleset. Untungnya ada seseorang yang menangkap Hyebin sehingga tidak jatuh kesakitan.
Hyebin segera berdiri dan membersihkan pakaiannya. Melirik pada orang yang telah menyelamatkannya. Ia sedang berusaha berdiri. Orang itu belum menunjukkan wajahnya. Melihat bahwa orang itu menggunakan baju rumah sakit, Hyebin mengenyrit.
"Dia pasien?"
"Eum, gomawoo kau sudah me-"
Belum selesai berbicara pasien itu sudah menyelanya. Menatapnya penuh kekhawatiran.
"Apa yang kau lakukan?!! Jangan mengakhiri hidupmu seperti itu!! Kalau kau ada masalah yang tak bisa kau pikul, jangan mengakhiri hidupmu secepat itu!!"
Orang itu menghela napas kasar.
"Bunuh diri tidak mengakhiri luka! Hanya memindahkannya pada orang lain" sambungnya.
Hyebin terdiam. Menatap orang yang ada di hadapannya itu. Apa dia tidak sadar? Tidak sadar bahwa orang yang ada di hadapannya itu Hyebin. Han Hyebin.
"Jungkook?" panggil Hyebin pelan.
Pemuda di hadapannya terdiam menatap Hyebin.
"Kau.. tidak ingat aku?" tanya Hyebin cemas. Gadis itu takut Jungkook mengalami amnesia dan melupakannya. Entahlah.
Hyebin tak ingin Jungkook melupakannya.
Yang tadinya terdiam, kini Jungkook berjalan cepat menghampiri Hyebin.
Dan tanpa aba-aba, Jungkook memeluk Hyebin dengan sangat erat.
Mata Hyebin membesar. Kaget dengan apa yang Jungkook katakan. Namun entah dari mana, Hyebin mendapat dorongan untuk membalas pelukan Hyebin.
"Syukurlah kau sudah sadar. Aku juga senang kau masih mengingatku" bisik Hyebin pelan sembari tersenyum. Air matanya menetes. Ia bahagia. Bahagia Jungkook sudah sadar, dan mengingatnya.
Jungkook melepas pelukannya. Menyisakan 1 langkah di antara mereka. Mata bulatnya menatap dalam mata gadis di hadapannya ini. Senyuman kecil muncul pada wajah pemuda itu.
"Bagaimana aku bisa melupakan pacarku sendiri, Hyebin-ah?"
Senyuman pada wajah Hyebin menghilang seketika. Air mata bahagianya berhenti. Menatap Jungkook yang sedang menatapnya bahagia.
"Tidak. Tidak mungkin"
~~
Jungkook kembali dibawa ke kamarnya. Orang tua Jungkook, Taehyung, Hyebin, Mirae, Sohee ada disana. Dokter pun kemudian datang untuk memeriksa keadaan Jungkook.
Dokter itu tersenyum pada Jungkook yang sedang duduk sembari menyandar di kasurnya.
"Kau sudah pulih. Kau boleh pulang besok lusa. Tapi, aku ingin bertanya beberapa hal dulu padamu" ucap dokter itu.
Jungkook tersenyum sembari menatap mata dokter yang telah mengobatinya. "Apa itu?"
Pria tua itu menunjuk ke arah ibu Jungkook. "Ini siapa?"
Mata Jungkook beralih menatap ibunya. Senyuman manis masih tetap berada di wajahnya. "Eomma"
Ibu Jungkook tersenyum lega. Ia senang putranya ternyata tidak melupakannya.
"Kalau ini?" tanya dokter itu sembari menunjuk ayah Jungkook.
"Itu appa" jawab Jungkook dengan mata yang menatap ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory In The Rain
Teen Fiction[BE DELAYED] "Ini hanya sementara, Taehyung!" "Aniyo, tetap saja. Jangan" "Hanya setahun!" "Itu bukan waktu yang lama, Hyebin!" "Aku tahu!" "Lalu?" "Biarkan aku menjadi pacar Jungkook. Untuk setahun ini, saja" "Sementara kau sedang mencintaiku?" -- ...