10

63 29 0
                                    

"Mirae? Kau.. kau sedang apa disini?" tanya Hyebin sembari berbalik menatap Mirae yang sedang berjalan ke arahnya.

Mirae berhenti tepat di hadapan Hyebin. Menyisakan 2 langkah di antara mereka.

"Aku kesini karena tahu Jungkook kecelakaan. Pada saat kejadian itu, aku ada disana Hyebin-ssi. Sedang menunggu bus untuk pulang. Lalu setelah itu aku segera mencari taxi untunk pulang ke rumah, mengganti baju lalu ke rumah sakit dimana Jungkook dibawa." jelas Mirae.

Hyebin mengangguk-angguk sembari tersenyum pada Mirae. Seolah tak ada hal buruk yang terjadi. Mirae kembali berjalan mendekat pada Hyebin. Menyisakan 1 langkah diantara mereka.

"Dan aku datang saat orang tua Jungkook datang. Aku melihat semuanya, Hyebin. Kau tak perlu menyembunyikan rasa sedihmu. Gwaenchana. Lepaskanlah semua kekesalanmu, kesedihanmu, kemarahanmu"

Hyebin menunduk. Rasa sesak itu kembali datang. Menjalar ke seluruh tubuhnya. Air matanya perlahan jatuh. Menimbulkan suara isakan yang menggema disana. Tubuhnya bergetar.

Mirae mendekat lagi pada Hyebin. Memeluk temannya itu. Sementara Hyebin diam tak membalas pelukan Mirae.

"Gwaenchana.. Ibu Jungkook seperti itu karena tidak tahu lagi siapa yang harus disalahkan. Dia tidak bisa menyalahkan suaminya sendiri. Jadi dia menyalahkanmu. Padahal kau tidak salah apa-apa, Hyebin" bisik Mirae menenangkan Hyebin.

Gadis ber-kaos hitam itu masih saja terisak. Ia tak mampu menahannya lagi. Rasa sakitnya begitu besar hingga terlalu sulit untuk diabaikan.

Perlahan Mirae melepaskan pelukannya. "Kajja. Kita hangout. Ini hari libur, kan? Jadi ayo kita hangout"

Hyebin menghapus air matanya sendiri. Ia menggeleng. "Ini masih malam, Mirae. Nanti pagi saja, arraseo?"

Mirae terkekeh pelan. "Tentu saja, Hyebin. Itu maksudku"

Hyebin tersenyum. "Gomawoo, Mirae"

Mirae membalas senyumannya. "Tentu saja aku harus melakukan itu. Kau temanku"

~~

"Hyebin. Hyebin-ah" panggil Taehyung pelan. Hyebin membuka matanya perlahan. Kemudian menatap Taehyung.

"Eoh? Taehyung. Kau juga tidur disini?" tanya Hyebin sembari mengucek-ngucek matanya.

Taehyung menghela napasnya. Lalu menggeleng. "Aniyo. Aku pulang. Kukira kau sudah pulang saat kau meninggalkanku. Ternyata kau masih disini. Kau seharusnya pulang, Hye. Kau bisa sakit" 

Hyebin  mengangguk-angguk. "Jika aku pulang, aku akan merasa bersalah"

Lagi-lagi pemuda itu menghela napasnya. "Hye, jangan terus merasa bersalah. Kau tidak salah"

Hyebin mulai berdiri. Kemudian menatap Taehyung. "Sudahlah, aku lapar. Ingin makan"

Taehyung tersenyum. "Arraseo. Kajja. Kita ke kafetaria disini"

Hyebin mengangguk lalu berjalan beriringan dengan Taehyung.

~~

"Aigoo, kau pagi-pagi sudah makan ramyun" ujar Taehyung sembari duduk pada kursinya. Melahap roti selai yang ia beli.

Hyebin mengunyah ramyun-nya kemudian menatap Taehyung. "Aku suka sekali makan ramyun. Seolah jika sehari saja aku tidak makan ramyun, aku akan merasa tidak tenang" ucapnya sembari kembali menyeruput makanannya.

Pemuda di hadapannya menggeleng-geleng. "Hye" panggil Taehyung menatap gadis di hadapannya itu. Hyebin mendongak.

"Wae?" tanyanya.

Memory In The Rain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang