03

89 32 0
                                    

"Ekhem, permisi nak" ucap seorang pria dari belakang Hyebin. Hyebin refleks menoleh ke belakang dan menundukkan badannya sebagai tanda hormat.

"Mianhae, ssaem" ucap Hyebin.

"Wae?" tanyanya

"Ne?"

"Seragam dan badanmu basah. Gantilah segera. Simpan tas-mu di sebelah Nam Mirae" ucap guru itu sembari menunjuk ke arah gadis yang sedang menulis sesuatu di bukunya.

Hyebin mengangguk lalu berjalan menuju bangku yang guru itu tunjukkan. Lalu gadis itu menyimpan tas-nya di kursi. Kemudian ia berjalan pergi menuju keluar kelas.

"Mirae" panggil guru itu saat sedang duduk manis di kursinya.

"Ne, Jung ssaem?" Mirae mendongak dan menatap guru itu.

"Temani Hyebin"

"Ne, ssaem" Mirae membungkuk lalu menyusul Hyebin.

~~

"Yyak! Yyak!" panggil Mirae dari belakang. Hyebin menghentikan langkahnya. Lalu berbalik ke belakang.

"Nam Mirae?" 

Mirae terengah-engah begitu ia berhasil menyusul Hyebin. "Han Hyebin, bi... biar aku temani. Oh ya, aku disuruh Jung ssaem"

Hyebin tersenyum. "Gomawoo, Mirae-ssi"

Mirae mengangguk. Lalu mengajak Hyebin menuju ke toilet.

~~

"Tunggu disini sebentar saja. Ok?" tanya Mirae.

Hyebin mengangguk. "Ne"

Begitu Mirae keluar dari toilet, ia menatap pantulan dirinya di kaca. Lalu ia tersenyum."Astaga, memalukan sekali" batin Hyebin. Gadis itu kembali mengingat bagaimana seluruh badannya bisa basah.

flashback on

Hyebin berjalan menuju kelasnya. Lalu ia melihat ada segerombolan anak perempuan yang sedang mem-bully seseorang. Sepertinya. Mengurungkan niat untuk membantu, tetapi Hyebin sangat tidak tahan dengan itu. Lalu ia putuskan untuk menghentikan ketidakadilan yang terjadi pada orang yang sedang di-bully itu.

"Yyak!" teriak Hyebin. Gadis-gadis itu menoleh. Menatap Hyebin dari atas sampai bawah. Menilai penampilan Hyebin.

"Apa masalahmu, pahlawan culun?" tanya seorang gadis berambut cokelat yang diwarnai hijau bagian bawahnya.

Hyebin menarik napas lalu membuangnya perlahan. "Masuklah ke kelas. Jangan membuat keributan."

Gadis-gadis itu tertawa.

"Kau pikir kau siapa?! Oh ya, ini tempat sepi. Jadi pasti tidak ada yang menemukan kami" ucap salah seorang gadis lainnya.

Hyebin tidak memperindah kata-kata mereka. Gadis itu berjalan menerobos gerombolan orang menyebalkan, lalu membantu korban pembully-an itu. Gadis yang tergeletak sembari menutup wajahnya. Badannya bergetar. Sepertinya ia sedang menangis.

"Hey, tenanglah. Ayo bangkit. Tidak usah pedulikan mereka" bisik Hyebin pada gadis berambut pendek yang merupakan korban pembully-an itu.

Gadis berambut pendek itu perlahan mulai memperlihatkan wajahnya. Matanya merah. Wajahnya pun merah.

Hyebin tersenyum padanya. Lalu membantunya berdiri.

"Heh, jangan kemana-mana dulu" cegah seorang gadis yang paling tinggi saat Hyebin dan gadis yang ia bantu akan pergi.

"Yyak, Kim Sohee! Pergi saja kau. Kami sudah tidak minat membully-mu. Pahlawan culun ini lebih menyebalkan" lanjutnya.

Gadis bernama Kim Sohee itu menatap Hyebin. Tatapannya seperti berkata bagaimana-ini. Hyebin mengangguk dan tersenyum pada Sohee. Seperti berkata gwaenchana,-pergilah. Sohee mengangguk dan membalas senyum Hyebin. Terdengar bisikan dari Sohee di telinga Hyebin "Gomawoo". Lalu Sohee pergi dengan kaki yang pincang karena gadis-gadis menyebalkan itu.

Memory In The Rain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang