17

37 25 0
                                    

Semua siswa maupun siswi saling berbisik satu sama lain begitu seorang pemuda berjalan menyusuri sekolahnya. Ini hari pertama ia kembali ke sekolah sejak dirawat di rumah sakit selama satu bulan lebih.

Jeon Jungkook. 

Ia dengan senang memasuki kelasnya. Senyuman manis terpampang di wajahnya. Matanya langsung menangkap seorang gadis yang sedang tertidur di bangkunya.  Senyuman Jungkook semakin melebar. Kakinya berlari kecil menghampiri bangku Hyebin.

"Annyeong Hyebin!" sapa Jungkook agak keras. Sehingga membuat Hyebin terbangun.

"Eoh? Jungkook?" 

Hyebin mulai menampakkan senyumannya. Ini hari pertama ia menjadi pacar Jungkook. Hanya berpura-pura.

"Kau tidak mau duduk denganku?" tanya Jungkook.

Hyebin menggeleng. "Aku dengan Mirae saja"

Jungkook mengerucutkan bibirnya. "Ayolah BinBin"

"BinBin? Kukira dia lupa itu" batin Hyebin.

Hyebin terdiam sejenak. Namun ia tersadar ketika Mirae menyenggol pelan siku Hyebin dengan sikunya. Mengisyaratkan pada Hyebin untuk mengikuti permintaan Jungkook. Mirae tahu Hyebin harus berpura-pura menjadi pacar Jungkook. Ketika Hyebin menceritakan keluh kesahnya di rooftop kemarin.

~~
flashback on

Hyebin menutup matanya begitu angin semilir menerpa rambutnya. Ia menenangkan diri. Ya, dia ada di rooftop bersama Mirae.

"Kau menikmatinya?" tanya Mirae sembari duduk di bangku itu.

Hyebin menoleh ke belakang. Ia tersenyum lalu mengangguk. "Disini sangat tenang. Seolah rooftop adalah tempat favoritku sejak aku bersekolah disini.

Mirae mengangguk-angguk. "Rooftop kami memang terbaik"

Hyebin berjalan menuju bangku yang Mirae duduki. Lalu ia duduk tepat di sebelah Mirae yang sedang memejamkan mata sembari menikmati hembusan angin.

Hyebin tersenyum sembari mengadah ke atas, menatap langit yang begitu biru. Awan-awan putih membuatnya semakin indah. Belum lagi burung-burung yang berterbangan kesana kemari membuat mood Hyebin kembali bagus.

Gadis bersurai hitam itu menatap sepatu putihnya. "Aku lelah dengan semua ini. Aku kesal pada diriku sendiri" ujar Hyebin. Ia akan menceritakannya pada Mirae. Ia merasa tak bisa menahannya lagi.

Mirae menoleh. "Waeyo?"

Hyebin menoleh menatap Mirae sembari tersenyum tipis. "Karena aku membuat Jungkook kecelakaan, semuanya jadi seperti ini. Semuanya hancur begitu saja"

"Kau tahu bukan kau yang membuat Jungkook kecelakaan, Hyebin"

"Tapi,tapi aku merasa begitu.. Karena aku, hubunganku dengan Taehyung hancur. Selain itu appa juga marah padaku sampai ia harus pulang ke Korea. Seharusnya saat ini dia masih di Amerika"

Hyebin mengulum bibirnya. "Bahkan tadi Taehyung tak jadi membantuku saat aku terjatuh. Kau tahu rasanya? Itu sangat sakit. Namun aku harus tetap memajang senyumku. Aku tak mau Sohee dan Taehyung tahu aku sedih"

"Sohee? Sohee bersama Taehyung?" tanya Mirae.

Hyebin mengangguk pelan. "Sepertinya mereka saling menyukai bukan? Dan sebenarnya Taehyung tak menyukaiku. Kau pikir saja, dalam 2 hari dia sudah ingin menjadi pacarku. Itu terlalu cepat"

Mirae menghela napas. "Dalam satu detik pun kau bisa saja jatuh cinta, Hyebin-ah.. Apalagi 2 hari? Taehyung pasti menyukaimu daripada Sohee. Taehyung terlihat lebih dekat denganmu saat pertama kau masuk. Dia sudah menyukaimu sejak awal."

Hyebin menggeleng. "Iya, itu saat awal.. sekarang? Sekarang dia malah menjauhiku. Menatap mataku saja sepertinya tidak mau. Dia benar-benar marah padaku"

"Waeyo? Kenapa Taehyung harus marah padamu?" tanya Mirae.

"Karena aku memutuskan untuk berpura-pura menjadi pacar Jungkook. Dan itu setahun"

Mata Mirae membulat. "MWO? Kukira saat itu Jungkook hanya bercanda! Dia benar-benar lupa kalau kau ini hanya temannya?"

Hyebin mengangguk pelan. Matanya tak menatap Mirae lagi. Ia takut air matanya kembali jatuh. Ia terlalu banyak menangis hari ini.

"Kalau begitu Taehyung hanya menjadikan Sohee sebagai pelampiasan. Sepertinya. Tapi kemungkinan besar iya"

"Tapi Mirae, Sohee dan Taehyung bukannya saling menyukai?"

Mirae mengangguk. "Itu dulu. Banyak yang bilang, sekarang hanya Sohee yang suka Taehyung. Itu karena Taehyung jadi dekat denganmu. Tapi akhir-akhir ini banyak juga yang bilang Taehyung kembali menyukai Sohee"

Hyebin terus menatap sepatunya. Ia terus membendung air matanya. Ia benar-benar lelah. Hubungannya dengan Taehyung baik-baik saja, bahkan sangat baik. Namun semua hancur dalam sekejap karena dirinya. Ia sangat sangat menyesal.

"Percayalah. Taehyung hanya menjadikan Sohee itu pelampiasan" ulang Mirae.

Hyebin mendengar itu, namun ia tetap bilang pada dirinya kalau Taehyung memang sudah tak menyukainya lagi. Melihat begitu romantisnya Sohee dan Taehyung tadi pagi. Hyebin tak pernah merasakan bagaimana bermain kejar-kejaran dengan Taehyung. Taehyung dan Sohee lebih akrab. Tak agak canggung seperti dirinya saat bersama Taehyung.

"Kalaupun pelampiasan, mungkin saja Taehyung akan benar-benar menyukai Sohee, bukan?" tanya Hyebin serak. Air matanya mulai berjatuhan. Oleh karena itu dia terus menunduk.

"Tidak, itu tidak mungkin. Kau tahu kenapa? Karena  jatuh cinta itu tidak membutuhkan banyak waktu, berbeda dengan melupakan cinta. Itu butuh banyak sekali waktu"

Hyebin mulai menghapus air matanya. Menoleh menatap Mirae yang sedari tadi menatapnya.

Mirae merentangkan kedua tangannya. Bermaksud untuk memberi pelukan pada Hyebin. Hyebin pun memeluk sahabatnya itu. Ternyata tak hanya Taehyung yang mengerti dirinya. Mirae juga sama seperti Taehyung. Bahkan lebih baik.

"Kau tahu? Aku bahkan pernah memutuskan untuk bunuh diri" bisik Hyebin dalam pelukan hangat mereka.

Mirae dengan pelan melepaskan pelukan mereka. Kedua tangannya memegang bahu Hyebin. Gadis itu menggeleng. "Jangan Hyebin. Jangan. Jangan menyerah, kamu masih punya tanggungan untuk membuktikan kepada beberapa orang bahwa mereka salah. Arraseo?"

Hyebin terdiam. Seketika ia mengangguk.

"Aku mendapatkan kalimat itu dari seseorang yang sangat memotivasiku untuk tetap hidup. Satu kalimat yang paling aku sukai saat dia nasihatin aku itu 'bahkan malam yang gelap pun akan berakhir dan matahari akan bersinar'. Itu favorit aku dari sekian banyaknya kalimat motivasi yang dia kasih untuk aku"

"Siapa motivator kamu itu?" tanya Hyebin kembali tersenyum.

Mirae menggeleng pelan sembari tersenyum malu. "Aniyo, aku takkan memberitahumu"

"Ayolahhh" rengek Hyebin.

Mirae tetap menolak. Dan Hyebin tetap merengek.

flashback off

~~

Dan akhirnya pun Hyebin duduk bersebelahan dengan Jungkook.

Saat guru sudah masuk, Jungkook menoleh menatap Hyebin yang sedang fokus menatap guru yang masuk ke kelas.

"Hyebin-ah" panggil Jungkook sembari tersenyum. Hyebin menoleh. Kemudian membalas senyuman Jungkook.

"Saat istirahat nanti, di kantin duduk denganku, ya?" tawar Jungkook.

Hyebin mengangguk tanpa menghilangkan senyuman di wajahnya. "Tentu, yeobo"

Jungkook tersenyum senang mendengarnya. Apalagi saat Hyebin berkata 'yeobo'. Itu membangunkan kupu-kupu di perut Jungkook. Sementara Hyebin, gadis itu mengatai mulutnya sendiri. Kata 'yeobo' tadi keluar dari mulutnya begitu saja tanpa izin dari sang pemilik mulut.




Memory In The Rain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang