Hyebin terdiam di tempatnya sembari menatap pemuda itu. Pemuda yang pernah membuatnya sangat kacau, sakit hati, kesal, kecewa dan masih banyak lagi. Semua rasa perih itu tak bisa diucapkan dengan kata-kata. Asal kalian tahu, walau Hyebin sedang belajar untuk benar-benar menjadi pacar Jungkook, dan belajar untuk mencintai Jungkook, namun hatinya masih berlabuh di hati pemuda itu. Taehyung.
Entah kenapa dan mengapa mau sebenci apapun Hyebin dengan Taehyung, gadis itu akan tetap menyukainya. Walau ia sudah disakiti berkali-kali. Walau ia sudah memutuskan untuk melupakan Taehyung. Tetap saja tak bisa. Seolah hatinya masih ingin ada pada hati Taehyung.
Terkadang Hyebin berpikir, semudah itukah Taehyung melupakannya? Karena Hyebin sendiri sulit untuk melupakan Taehyung, cinta pertamanya. Tunggu, tunggu. Mungkin saja Taehyung tidak benar-benar mencintainya, bukan? Mungkin saja Taehyung belum bisa move on dari Ryuka, yang merupakan cinta pertama Taehyung. Karena, Hyebin merasa cinta pertama itu sulit untuk dilupakan. Namun, sepertinya memang Taehyung yang tak mencintainya. Mungkin Taehyung hanya ingin mempunyai pacar, karena dia kan playboy. Tapi tiga hal yang Hyebin ingin tahu.
Apakah Taehyung pernah benar-benar jatuh cinta padaku? Apa dia benar-benar mencintaiku saat itu? Tapi kenapa Taehyung bisa secepat itu melupakanku kalau dia memang benar-benar mencintaiku?
Dengan kaki yang pincang, Hyebin dengan pelan berjalan menuju Taehyung yang masih pada tempatnya sejak tadi. Hyebin berusaha sekeras mungkin untuk tidak membuat suara. Namun nihil. Taehyung malah menyadarinya dan berbalik untuk melihat siapa yang datang.
"Ah, kenapa kau kesini?" tanya Taehyung dengan suara beratnya tanpa menatap Hyebin.
Hyebin menghentikkan langkahnya. "Aku ingin me-"
"Sudah kubilang jangan berbicara padaku lagi" sela Taehyung.
Hyebin menghela napas. "Dengarkan aku dulu" ujar gadis itu sembari melanjutkan langkahnya dengan kaki pincang itu.
Mata Taehyung mulai melirik Hyebin yang sedang berjalan. Pemuda itu mengerutkan dahinya.
"Kakimu kenapa?" tanya Taehyung tanpa berpikir dua kali. Dengan cepat pemuda itu menutup mulutnya dengan sebelah tangannya.
Hyebin kembali menatap Taehyung. "Tidak kenapa-napa" jawab Hyebin berbohong. Lalu ia melanjutkan langkahnya.
Taehyung menghela napas. Kemudian ia berjalan menuju bangku di rooftop itu. Hyebin yang melihat memutar bola matanya kesal karena sekarang ia harus berjalan lebih jauh lagi.
Dan akhirnya sampailah Hyebin di hadapan Taehyung yang sedang terduduk tanpa menatap Hyebin. "Kurasa kertas-kertas itu milik kelasku" ujar Hyebin.
Taehyung mendongak menatap Hyebin. Ia menggeleng. "Aniyo. Ini milik kelasku"
Hyebin mengkerutkan dahinya. "Kumohon Taehyung. Aku harus segera ke kelas"
"Arraseo. Pergilah. Aku ingin sendiri" ujar Taehyung mengalihkan pandangannya.
Hyebin menghela napas panjang. "Taehyung, guruku menunggu kertas-kertas itu"
"Sudah kubilang ini punya kelasku"
"Taehyung, itu sudah jelas milik ke-"
"Punya kelasmu ada di Jungkook. Tadi aku membolos kesini setelah disuruh guru untuk mengambil hasil ujian. Lalu aku bertemu Jungkook di tangga rooftop. Setelah kami berbincang-bincang sebentar, dia langsung ke kelas" jelas Taehyung.
Hyebin kembali menghela napas. "Sia-sia aku kesini" gumam Hyebin pelan. Sangat pelan. Kemudian gadis itu duduk di sebelah Taehyung. Namun Hyebin memberi jarak diantara duduk mereka. Ia mengadah. Menatap langit yang masih mendung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory In The Rain
Teen Fiction[BE DELAYED] "Ini hanya sementara, Taehyung!" "Aniyo, tetap saja. Jangan" "Hanya setahun!" "Itu bukan waktu yang lama, Hyebin!" "Aku tahu!" "Lalu?" "Biarkan aku menjadi pacar Jungkook. Untuk setahun ini, saja" "Sementara kau sedang mencintaiku?" -- ...