Team A keluar sebagai juara, tentu saja ini menjadi sebuah pukulan yang amat keras...
Bagi penggemar, bagi team B, dan bahkan... Bagi Lisa...
Ia berada disana, ketika melihat Bobby yang selalu terlihat jenaka menangis seperti anak kecil. Saat Junhoe yang selalu ingin terlihat sok hanya bisa terisak disudut ruangan, Jinhwan yang tak dapat mengangkat wajahnya, Yunhyeong yang menangis sambil memeluk Donghyuk, dan Hanbin...
Yang terlihat baik-baik saja, hanya terdiam dan menatap teman-temannya.
Namun tangisnya pecah, ia terisak kencang, tak dapat menahan diri ketika Lisa menepuk bahunya, menarik sang pemuda kedalam dekapannya sembari berbisik lirih 'Gwaenchana, you can cry, you've work hard'. Pemuda itu terisak kencang seperti seluruh dunianya telah hancur, Lisa hanya membiarkan sekalipun bajunya telah basah oleh rembesan air mata sang pemuda.
Mereka gagal, mereka hancur.
Dan Lisa tahu, bagaimana rasanya jatuh setelah dilambungkan begitu tinggi.
"One, two, three, four"
Suara hentakan, decitan sepatu dan helaan nafas menggema disana. Para trainee sedang mengikuti kelas tari, mengikuti arahan sang trainer saat dua bersaudara itu berbalik pada mereka.
"Baik, Lisa, lakukan tugasmu"
"Eung"
Beberapa trainee mulai memisahkan diri menjadi berkelompok, tim Lisa tampil dan mengulang gerakan yang diajarkan Kwon Twins. Tiba-tiba gadis itu menghentikan gerakannya, teman-temannya terkejut, namun Dony hanya tersenyum.
"Jisoo unnie, kakimu terlalu lebar tadi. Jinnie-ah, kau hampir menginjak Chaeng. Jennie unnie, berhenti melihat kaki Euna unnie. Euna unnie, ada apa denganmu?"
Mereka kembali mengulang gerakan yang sama, namun kali ini mereka melakukannya dengan sangat baik. Sesuai arahan Lisa, gadis yang mengambil posisi sebagai penanggung jawab atas tarian dan performa grup itu memang cukup perfeksionis pada hal yang bersangkutan dengan tarian.
Ia terbiasa menari dan tampil di atas panggung sejak kecil, jadi Lisa pun telah terbiasa untuk memastikan kesempurnaan gerakan dalam penampilannya diatas panggung. Semua tahu itu, ia tak menjadi murid kesayangan kelas dance tanpa alasan. Lisa itu bukan lagi seorang penari profesional, tetapi dia adalah seseorang yang telah terlahir sebagai seorang penari.
Waktu latihan yang dijadwalkan adalah 12 jam dari jam 12 siang hingga tepat tengah malam, namun Lisa terbiasa untuk menambah jam latihannya sendiri. Bukan tanpa alasan, ia tak ingin tertinggal. Ia gadis asing yang tak tahu bahasa Korea, tidak cantik, dan tidak spesial. Setidaknya ia harus memiliki kemampuan, yang pada akhirnya dapat menjadi hal yang diandalkannya.
Malam itu, Lisa kembali ke dorm saat jam telah menunjukkan pukul empat dini hari. Lisa pikir semua telah terlelap, Lisa pikir, teman-temannya belum bangun. Namun ia cukup terkejut, ketika mendapati lampu dapur sedang menyala dan seseorang sedang terisak disudut counter desk.
"Euna.. Unnie..?"
Buru-buru gadis itu mengusap wajahnya, namun Lisa terlanjur melihatnya. Ia menghampiri gadis itu, meletakkan ranselnya dan berjongkok dihadapan yang lebih tua. Raut kelelahan terlihat jelas di wajahnya, namun kekhawatiran membuat Lisa mengesampingkan rasa lelahnya.
"Apa yang terjadi, ada yang mengganggumu..?"
Butuh waktu sangat lama bagi Lisa untuk menunggu Euna agar buka suara, karena gadis itu terlihat ragu dan terus terisak. Hingga akhirnya Lisa duduk bersila dihadapannya, Euna akhirnya luluh karena tatapan Lisa dan keteguhannya berada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNAWAY [Discontinued]
FanfictionWelcome To YG Entertainment! [Based On The Real Moment] Perjalanan karir seorang Lalisa Manoban, gadis kecil berdarah Thailand yang pergi ke Korea Selatan untuk meraih mimpinya. Berbagai rintangan harus dihadapinya sebagai seorang idol asing pertama...