Selama beberapa hari ini, Wulfio menyibukkan dirinya di perpustakaan akademi, terutama di bagian Kerajaan Arx. Dalam pencariannya, Wulfio menemukan sesuatu yang sempat terlupa di ingatannya, dan gurat di wajahnya menjadi saksi hidup bagaimana ia dapat melupakan hal tersebut. Setelah selesai, Wulfio dengan segera mendatangi Aesa dan menyuruhnya mencari Sienna. Tetapi Sienna tidak bisa dicari di mana pun di akademi. Dan di siang itu, Aesa mengajak Vann untuk mencari Sienna karena pagi tadi sempat bertemu dengannya.
Setelah mencari selama beberapa jam, Aesa dan Sienna akhirnya menemukan Sienna di sebuah tempat yang tidak terlalu jauh dari akademi. Pagi sebelumnya, Sienna memutuskan untuk naik ke puncak Bayset Peaks agar mendapat sedikit udara segar.
"Kurasa aku memang tidak salah mengajakmu untuk mencari Sienna," celetuk Aesa dari belakang Vann. Ia berjalan sambil terus menatap langkah kakinya sendiri karena berhati-hati. Jalanan yang ada di depannya masih belum terbentuk dan Vann membuka jalan untuknya.
"Tidak, bukan itu," katanya, "kau mengajakku karena aku bisa melacak jejaknya."
Aesa lantas tertawa, "hahaha. Benar juga, sih."
"Nah," Vann berhenti sembari mendongak ke atas. Di sana ia bisa menyaksikan Sienna dari bawah. "Itu dia."
Setelah naik sedikit, mereka berdua akhirnya bertemu dengan Sienna.
"Apa yang sedang kaulakukan di sini, En?" suara Vann mendapat sebuah jawaban dari Sienna berupa lirikan. Panas dari sinar matahari siang itu cukup terik sehingga membuat Vann dan Aesa terpaksa harus menghalanginya dengan telapak tangan.
"Tidak ada," kata Sienna. "Aku baru berencana kembali karena sudah siang."
"Kau yakin tidak rindu dengan rumah?" tebak Vann.
"Kenapa kau bisa berkata demikian?" Sienna bertanya balik, sebuah kerutan di dahinya menandakan rasa penasaran yang muncul tiba-tiba disamping terik matahari.
"Kuperhatikan kau menatap ke arah utara," Vann tersenyum. "Dan kalau aku tidak salah..." ia menunjuk ke sesuatu di kejauhan dengan telunjuknya, "...itu adalah Kerajaan Baviel."
Sienna tersenyum dibalik tangan yang menutupi sebagian wajahnya. "Baiklah, kau menangkapku basah." Kemudian Sienna beralih pada Aesa yang berada di sebelah Vann. "Apa yang kalian lakukan di sini?"
"Oh! Untuk itu, aku disuruh oleh Tuan Wulfio agar mencarimu! Sepertinya dia telah menemukan apa yang dia cari di perpustakaan."
"Bagus! Kalau begitu ayo kita kembali ke akademi," ajak Sienna. Namun dihalangi dengan cepat oleh Aesa.
"Tunggu, kita gunakan saja sihir teleportasi," usul Aesa. Ada senyum simpul yang tercetak di bibirnya seolah usulnya bukan ide yang buruk. Dan tentu saja, Vann dan Sienna menatapnya dengan tatapan yang mempertanyakan usul yang baru saja ia katakan.
"Kau yakin?" tanya Vann meyakinkan. "Terakhir kali kau membawa kami dengan sihir teleportasi, kita berakhir di tempat yang tidak seharusnya."
"Ya, aku setuju dengan itu," Sienna mengekspresikan ketidaksetujuannya dengan mulai melangkah menuruni jalan setapak. Namun lagi-lagi, dihalangi oleh Aesa.
"Ya! Aku tahu!" Aesa mengakui. "Tetapi jangan lupa, kalianlah yang memaksaku untuk melakukan itu. Dan kali ini aku meyakinkan kalian bahwa aku tidak akan meleset seperti yang lalu." Sienna dan Vann saling menatap untuk sesaat sebelum akhirnya kembali menatap Aesa dengan ragu. "Lihat, jaraknya tidak jauh!" Aesa menunjuk sebuah lokasi yang adalah akademi. Dari atas sini, akademi terlihat seperti bangunan kuno di era yang sudah lama ditinggalkan. Lebih menyerupai landmark daripada bangunan sesungguhnya yang masih berfungsi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King's Move
Fantasi[Book Two: The Chosen Saga] [á s k i o s] [proses revisi] [Complete] [harap membaca The Runaway Chosen terlebih dahulu] . ::.. Perjalanan Para Terpilih tidak mudah. Penyerangan yang terjadi di akademi hanyalah awal dari sebuah bencana besar yang aka...