09 - Analamváno

15 3 0
                                    

Pertarungan yang terjadi di Ixirb Slough rupanya harus berakhir dengan cepat, merusak kesenangan yang Elite Thirteen miliki saat itu. Renard menemukan Valgard yang masih tenggelam dalam balok es yang membungkus tubuhnya. Setelah menaikkan balok es tersebut ke permukaan tanah yang lembek, Renard menghancurkannya dengan satu kali pukulan keras. Balok es tersebut hancur berkeping-keping dan membebaskan Valgard.

"Ke mana mereka?" tanya Valgard yang langsung sadar ketika Renard menghancurkan balok esnya. "—apa yang terjadi?"

"Si pemegang relik itu membekukanmu dan melarikan diri bersama Caine tadi.—siapa namanya tadi?" Lessel menyodorkan tangannya ketika melihat Valgard yang masih kebingungan saat ia kembali sadar. Valgard menerimanya dengan kuat-kuat dan berdiri. Tubuh yang masih basah kuyup itu dengan segera kembali kering dengan sihir api yang Valgard miliki.

"Igvir."

"Benar, Igvir."

Keempat Elite Thirteen saling menatap untuk sejenak.

"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" Valgard menaikkan bahu seraya bertanya, lalu kepalanya ia dongakkan ke langit yang masih pekat dengan warna abu-abu.

"Kita kembali untuk melaporkan perkembangan," kata Lessel dengan tenang. Namun lawan bicara yang menanyakan hal tersebut justru terlihat tidak tenang dan ragu. Menurut Valgard, itu bukan hal yang bagus. "Kenapa kau jadi tidak tenang begitu?" tanya Lessel mengikuti gerakan yang ia ciptakan untuk berjalan keluar rawa itu.

"Kau yakin itu ide yang bagus?" tanya Valgard, namun nadanya lebih condong menanyakan apakah Lessel yakin atau tidak. "Aku tidak merasa bahwa itu ide yang bagus."

Lessel menggeleng yakin, "tidak," jawabnya singkat. "Kalau kau takut dengan apa yang akan Magnus katakan pada kita, itu bukan kekhawatiranku."

"Yang dikatakan oleh Lessel benar!" sahut Reinhold dengan nada rendahnya yang bervolume besar. "Lagi pula, penasihat tua itu pasti punya rencana lagi untuk kita!"

"Ya, apa yang dikatakan Reinhold benar, penasihat tua itu pasti punya rencana lain untuk kita," elf itu menimpali dengan tatapan sinis yang dilayangkan untuk Valgard atas ketakutannya yang menurut Renard sedikit tidak wajar. "Kenapa, kau takut ya, kucing kecil?"

Valgard menggeram dan siap menerkam Renard kapan saja karena tatapan yang baru saja ia berikan, namun ia urungkan dengan cepat. "Jaga mulut licikmu itu, elf!"

"Sudah," Lessel menengahi, membuat Reinhold kecewa. Padahal Reinhold baru saja kembali bersemangat untuk menikmati perkelahian yang seharusnya terjadi jika saja Lessel tidak menengahi mereka berdua. "Renard, kau mundur saja," Lessel menatap Renard yang langsung mundur ketika Lessel mengatakan kata-kata tersebut, kemudian beralih pada Valgard. "Kau tidak perlu khawatir, aku yang akan berbicara pada Magnus ataupun Rhazien jika ia sedang hadir."

"Ah, padahal aku baru saja bersemangat jika kalian berdua berkelahi di sini," Reinhold tertawa. Tak satu pun dari Valgard atau Renard yang akan mundur jika Lessel tidak menghentikan mereka.

~ á s k i o s ~

Sore itu, Elite Thirteen yang baru saja gagal memburu kedua relik kembali ke Arespolis. Di Istana Faemley, mereka kembali menemui Raja Magnus. Hal yang ditakutkan oleh Valgard memang benar-benar terjadi, Magnus tidak senang karena kegagalan mereka. Namun beruntungnya, Rhazien hadir di sana untuk menahan kekesalan sang raja agar tetap berada di ambang wajar.

"Kalian kehilangan relik itu?! Bagaimana bisa?!" Sang Raja naik pitam ketika mengetahui bahwa keempat Elite Thirteen yang ia kirim untuk mendapatkan dua relik beberapa hari lalu. Ia berdiri dengan urat nadi yang terlihat jelas di kepalanya, menatap satu persatu Kingsmen yang telah mengecewakannya.

The King's MoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang