33 - Epanénosi - End of Book 2

21 5 0
                                    

Valddhor berakhir dengan sebuah keputusan yang berat, bahwa dia sendiri yang akan berangkat ke benua seberang untuk meminta bantuan kepada kerajaan di benua seberang. Itu keputusan yang sangat berat. Sungguh. Satu hari setelah ia memutuskan hal tersebut, Valddhor mengadakan pertemuan kecil yang ternyata adalah sebuah upacara kecil yang berkenaan dengan siapa yang akan memerintah selagi dia absen dari kursi raja. Dan Penasihat Marrot diangkat menjadi pengganti Valddhor untuk sementara waktu.

Setelah upacara tersebut, Valddhor meminta bantuan Audr untuk mengantarnya ke Arx. Valddhor peduli terhadap apa yang sedang terjadi dan ia tidak ingin merepotkan rakyatnya maupun pihak Korrona hanya sekadar membuang waktu berharga mereka untuk mengantarnya ke Arx. Jadi, untuk menghemat tenaga dan waktu, Valddhor memutuskan untuk meminta pertolongan Audr. Igvir juga menawarkan diri untuk menemani. Valddhor dan Audr sama-sama menyetujui.

Tiba di Arx, suasananya masih ramai seperti pada umumnya. Valddhor selalu merasa asing di Arx—bukan hanya karena tempat itu bagai dunia berbeda yang dihuni oleh seluruh Nazrrog. Dan hal yang mengganggu Valddhor dapat disebutkan dengan mudah seperti yang dirasakan oleh Igvir: keadaannya terlalu wajar sementara ada perang yang sedang terjadi di tempat lain. Treaston bisa menyerang Arx kapan saja, kan? Itu sangat mungkin untuk terjadi. Tetapi ini hal aneh yang tidak dapat dimengerti oleh Valddhor.

Kedatangan mereka bertiga plus beberapa orang yang akan menemani Valddhor selama perjalanannya ke benua seberang disambut dengan baik oleh pihak Arx. Sebelumnya Valddhor memang sudah mengirimkan sebuah surat bahwa ia akan datang dan meminta sedikit bantuan berupa kapal. Tentu saja, pihak Arx dengan senang hati akan membantu Valddhor menyediakan hal-hal yang ia butuhkan.

Setelah memastikan sang raja berangkat dengan selamat, Igvir bersama dengan Audr kembali ke Korrona.

~ á s k i o s ~

Keadaan di Korrona cukup dapat dikatakan membaik. Semua orang saling membantu untuk membangun kembali dua benteng yang nyaris hancur dan Splinterspine adalah satu-satunya yang paling membutuhkan perbaikan lebih dari yang dibutuhkan Dunsword.

Mayat-mayat yang tergeletak di sepanjang medan perang juga sudah dipindahkan dan diberikan pemakaman yang layak. Itu untuk tentara Korrona dan aliansi, kan? Bagaimana dengan tentara Treaston? Sedikit yang mereka terapkan, makhluk berbulu merupakan salah satu ras yang memiliki budaya saling menghormati, apalagi soal yang terjadi di pertempuran karena mereka menganggap semua yang gugur di medan perang adalah pahlawan, tanpa memperhatikan mereka berada di pihak siapa. Oleh karena itu, pihak Korrona tetap berbesar hati memberikan penguburan yang layak. Yah... walau, memang dipisah.

Ordvar pada hari ini mengawasi pembangunan benteng secara langsung. Tubuhnya ia bawa menuju sisi tembok yang masih berdiri. Dari sana, ia bisa melihat hampir semua hal di sekelilingnya dengan cukup baik. Pertempuran kedua seharusnya menjadi hal yang lebih berat daripada yang pertama. Selain sumber daya berupa tentara yang berkurang secara drastis, taktik dan strategi yang berbeda diperlukan untuk mengatasi situasinya. Terlebih lagi, Ordvar sendiri tidak tahu akan menghadapi musuh seperti apa—apakah sama, atau berbeda.

Dari semua hal yang sedang berlangsung di sekitarnya, tatapan Ordvar masih terkunci pada satu titik di kejauhan. Warna putih dan hitam mulai merayap memenuhi pemandangan di beberapa kilometer dari seberang sungai. Ini sudah berjalan beberapa hari dan tentara-tentara itu masih berhenti berdatangan. Untungnya, peperangan kali ini akan berlangsung hanya di satu tempat dan memusat. Hal tersebut sudah dikonfirmasi oleh mata-mata yang dikirim oleh Korrona beberapa hari lalu. Jadi Korrona kini hanya perlu memusatkan perhatiannya pada Benteng Splinterspine.

Para pekerja masih sibuk membangun kembali benteng. Sedangkan para penyihir memberi perlindungan kepada para pasukan yang sedang memasang jebakan agar aksi mereka tidak dapat dideteksi dari seberang sungai. Ya, jebakan adalah salah satu perubahan strategi yang dibuat oleh Ordvar atas saran dari ahli strategi yang Korrona miliki. Kali ini Korrona benar-benar berusaha dengan keras terhadap perang kedua ini. Semua sumber daya mereka kerahkan dan bahkan rakyat mau berjuang dengan menerapkan wajib militer. Meski kualitas yang akan mereka dapatkan tidak sebaik prajurit, itu akan membantu mereka menghadapi Treaston untuk kedua kalinya.

The King's MoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang