Setelah dua hari yang cukup intens dan berkat bantuan kekuatan sihir Audr, Igvir pada akhirnya dapat disembuhkan lebih cepat dari perkiraan Audr sebelumnya. Ini dikarenakan desakan dari Igvir karena khawatir jika ia berlama-lama menunggu pemulihan itu terjadi.
"Aku cukup terkesan dengan tubuhmu," Audr memberi pujian pada Igvir yang tengah dihujani oleh keringatnya sendiri. Proses ini bukan proses yang dapat dinikmati, namun hasilnya tentu saja tidak mengecewakan. "Kebanyakan makhluk di sini—atau bahkan makhluk-makhluk ras peradaban di luar sana—tidak akan tahan dengan proses ini dan memilih untuk pulih dengan waktu. Namun kau, berbeda..." Audr berdiri, membersihkan debu-debu yang menempel di bokongnya. Setelah genap berdiri, ia meregangkan tubuhnya yang sudah kaku karena proses yang baru saja ia lakukan.
Memang benar jika proses ini tidak dapat dinikmati—terutama oleh kedua belah pihak—karena pihak yang berperan sebagai penyembuh dan yang disembuhkan harus menahan posisi mereka selama itu agar aliran sihir yang diperlukan untuk menyembuhkan tidak terinterupsi oleh apa pun.
Napas memburu dari Igvir mulai mereda ketika proses ini telah selesai. Ia merasa sangat lega untuk sesaat. Selagi sepasang matanya mengamati gerak-gerik dari Audr, ia mengibaskan tubuhkan agar keringat-keringat itu lepas dari bulu-bulu hitamnya. Kilauan-kilauan keringat yang dibiaskan oleh cahaya matahari beterbangan ke mana-mana.
"Kau sudah merasa lebih baik sekarang?" Audr bertanya. Tatapannya masih memperhatikan Igvir yang memakai kembali pakaiannya.
Igvir mengangguk, "Terima kasih." Ia kemudian mulai turun dari altar yang menjadi tempatnya selama proses penyembuhan berlangsung.
"Mungkin kau akan merasa sedikit mual, proses dari epoúlosi tis ánoixis mempunyai efek samping kurang nyaman di bagian perut, terkadang juga kepala kalau kau tidak beruntung. Tetapi tidak usah khawatir, itu tidak akan berlangsung lama, kok."
Igvir sepertinya tidak setuju karena ia tidak merasakan apa pun efek dari proses tersebut. "Aku tidak apa-apa," katanya.
"Ah, benar! Jadi, apa rencanamu? Kau pasti punya sesuatu di pikiranmu." Audr mengubah arahnya ke salah satu kursi di altar dan mendudukinya. "Sebelum kita melanjutkan, aku butuh sesuatu untuk meyakinkan diriku sebelum benar-benar meninggalkan Ixirb Slough."
"Benarkah? Kukira kau yang punya rencana."
"Well, aku sebenarnya punya. Tetapi lebih baik mendengarkan rencanamu dulu agar aku semakin yakin."
Igvir mengangguk paham, "hmm, cukup adil."
Kemudian makhluk berbulu itu berjalan sedikit ke anak tangga dan ia duduk di salah satunya, menyamankan posisinya sebelum mulai memaparkan apa yang ada di pikirannya. Tatapannya sempat kosong sebelum benar-benar memulai pembicaraannya. Entah apa yang ada di pikiran Igvir saat ini.
Igvir memulai ceritanya terlebih dahulu agar apa yang ia ada di kepalanya terdengar masuk akal bagi Audr. Mulai dari peperangannya di Xosova, tugas oleh Valddhor mengenai kabar yang harus disampaikan ke Allandor, pertemuannya dengan Elsa, pertempurannya dengan Elite Thirteen, hingga pertempuran keduanya dengan Elite Thirteen di akademi.
"Jadi, mungkin rencanaku saat ini adalah, kita pergi ke Arx dan memaksa agar mereka melakukan kongres ulang untuk mengerahkan lebih banyak pasukan ke Korrona."
Audr lantas tertawa.
"Memaksa agar mereka melakukan kongres ulang?" ulangnya dengan nada yang sama ketika Igvir mengatakannya. "Aku akan realistis saja, ya? Bagaimana caramu memaksa mereka? Kau akan bilang bahwa kau adalah orang yang membawa pesan itu ke Allandor? Aku saja tidak yakin mereka akan mempercayaimu begitu saja jika kau mengatakan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The King's Move
Fantasia[Book Two: The Chosen Saga] [á s k i o s] [proses revisi] [Complete] [harap membaca The Runaway Chosen terlebih dahulu] . ::.. Perjalanan Para Terpilih tidak mudah. Penyerangan yang terjadi di akademi hanyalah awal dari sebuah bencana besar yang aka...