Sudah satu bulan lamanya dari pertama Roland masuk sekolah dan sekarang keadaan keluarga bisa dibilang baik-baik saja.
Pada saat itu Sylvia semakin hari semakin aneh dengan perilaku Bunda, Ayah apalagi Alex. Mereka tampak lebih meluangkan waktu mereka dirumah pada saat malam minggu. Sungguh ini membuat Sylvia heran sekaligus senang. Kesenangnya tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.
Tapi ia bersyukur dengan semua ini, keluarganya kembali lagi setelah bertahun-tahun hancur.
Selama satu bulan juga Roland dan Sylvia tampak makin hari makin nempel. Entah apa yang terjadi pada keduanya.
Sekarang hari minggu, rencananya Roland mengajaknya untuk jalan-jalan dan tentu saja Sylvia menerimanya tanpa pikir panjang lagi.
Tentang Roland, keluarganya sudah tau dan akrab juga. Sylvia sudah sering berkunjung pada rumah Roland dan begitu pula sebaliknya. Jadi tidak diragukan lagi jika keluarganya mengenal Roland.
Sylvia sedang bersiap-siap untuk pergi dengan Roland. Ia melihat jam didinding yang memperlihatkan jam 08:00. Tepat pada janjian mereka. Buru-buru Sylvia keluar dari kamarnya dan menuju kearah pintu.
Disana sudah terlihat Roland sedang duduk dimotornya. Pakaian yang mereka gunakan pun sama, bisa dibilang couple style. Ini memang sudah mereka janjikan. Hanya sekedar Pakaian casual.
Sylvia pun sudah izin pada orang rumah hanya pada Ayah dan Bunda. Kalau Alex dan Lans pasti sudah pergi bersama teman-temannya. Biasa anak muda.
Sylvia dan Roland melesat pergi entah kemana Roland akan mengajaknya pergi.
Selama diperjalanan Sylvia dan Roland hanya diam dan tak lama mereka sampai disebuah mall.
Mereka bedua berjalan dengan bergandengan tangan. Jangan heran dengan tingkah mereka walaupun statusnya belum berpacaran. Entahlah, mengapa bisa mereka bisa seakrab ini. Banyak kaum hawa yang iri melihat pasangan seperti mereka. Orang-orang mengira mereka berpacaran, padahal tidak. Sekarang mereka hanya temanan. Tidak tau nanti.
"Eh itu lucu tuh bentuknya. Samaan ya Land." Ucap Sylvia dan dibalas anggukan oleh Roland.
Tentang barang-barang mereka yang sama juga banyak. Mereka memulai semua ini setelah, mungkin sekitar 2 minggu pada saat Roland menjadi murid baru. Teman rasa pacar itu enak. Daripada pacar rasa teman kan miris.
Sylvia membeli sepatu yang kelihatannya pas untuk dirinya dan Roland. Maka ia membeli dua dengan ukuran yang berbeda tentunya.
Setelah membeli sepatu tersebut. Mereka berkeliling lagi. Roland hanya mengikuti Sylvia saja jangan lupakan tangan mereka yang masih bertautan. Sangat romantis.
Sudah sekitar 1 jam mereka berbelanja. Mungkin hanya Sylvia. Karena sedari tadi yang kesana-kemari hanya Sylvia sedangkan Roland hanya mengikuti saja. Tidak lupa juga dengan obrolan mereka. Sesekali tertawa karena lelucon dari keduanya.
"Cape?" Tanya Roland saat melihat raut lelah Sylvia.
"Iya,"
"Ayo kita makan aja dulu."
Sylvia dan Roland pun menuju restaurant untuk mengisi perut mereka yang sedari tadi tidak terisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Cruel [COMPLETED]
RandomSebenarnya, ia ditakdirkan untuk bahagia atau tidak? Sylvia Queenella, Kini, ia yang tidak disangka akan berubah 180° dari sikap aslinya. Siapa sangka ia akan memasuki dunia gelap yang sangat dihindari oleh kebanyakan orang. Sikapnya pun dingin, dat...