41. Balikan (?)

12.4K 564 6
                                    

~ Happy Reading ~
___________________________________

****

Semua telah berkumpul di depan sebuah ruangan dengan lampu yang menyala di atasnya.

Mereka

Dari DermithAlexander Family, Sella, Jessie, Nita dan Roland dkk, tidak luput juga dari orang tua teman-teman Sylvia. Hanya untuk menengok keadaan dan itu hanya sebentar. Karena, pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan itu selalu merekat di diri mereka yang sangat gila akan pekerjaan. Namun, itu demi masa depan kehidupan mereka juga.

Sudah 2 jam lamanya mereka menunggu sampai lampu yang menyala itu mati. Namun, hingga kini masih belum ada tanda-tanda akan matinya lampu tersebut.

Kini di depan ruang operasi ini hanya tinggal keempat abang Sylvia, Sella, Jessie, Nita dan Roland.

Para orang tua mereka suruh untuk pulang saja. Karena takutnya nanti malah mereka yang sakit kan makin nambah repot.

Teman-teman Roland juga sudah pada pulang semua karena atas kemauan Roland. Padahal temannya bersikeras untuk ikut menemani. Namun apalah daya mengingat kekeras kepalaan sohib-nya ini.

Rapalan demi rapalan doa mereka ucapkan untuk keselamatan orang yang tengah menjalankan operasi di dalam sana. Siapa lagi kalau bukan Sylvia.

Terlihat dari Arsaka, Lans dan Roland yang berdiri seperti patung menghadap pintu dengan lampu menyala di atasnya. Hanya berdiri, tatapan kosong kedepan, pikiran berkecamuk, rasa penyesalan kini hinggap lagi di benak pikiran mereka.

Sudah beberapa kali juga Alex dan Ardi meminta mereka untuk duduk. Karena apa? Karena sejak 2 jam yang lalu mereka tidak berkutat bahkan makin tidak peduli sekitar. Dan respon yang harus disyukuri dari mereka bertiga-

"Kalian, cobe deh duduk sini. Ngga cape apa diri terus?" Tanya Alex yang sudah lengah untuk berucap kata itu itu saja dari tadi dan lihat respon mereka. Gelengan serempak yang mereka lakukan.

Patut disyukuri bukan dari pada tidak mendapatkan respon sedikit pun kan juga tidak baik.

Sella, Jessie dan Nita, mereka tengah duduk di kursi yang tersedia di dekat mereka dan ketiganya tidak bisa untuk menutup rasa sedih maupun untuk menutup air mata yang memberontak untuk keluar. Dan jadilah mereka menenangkan satu sama lain.

Sudah 1 jam mereka menunggu di luar sini dengan topik terakhir yang dilontarkan oleh Alex. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Tidak ada yang memulai topik dan enggan juga untuk membuka suara.

Sehingga lampu di atas pintu tersebut mati dan tak lama keluarlah seorang pria berjas putih keluar dari pintu tersebut dengan hitungan detik dokter tersebut dikerubuni dan sudah di hujani oleh pertanyaan dari mereka yang menunggu.

"Gimana dok keadaan adek saya?" Tanya Arsaka.

"Apakah berhasil dok operasinya?" Tanya Lans.

"Semua baik-baik aja kan dok?" Tanya Alex.

"Tenang, operasi berjalan lancar. Miss sudah melewati masa kritisnya dan kini ia akan di pindahkan ke ruang VIP." Jelas dokter tersebut dengan senyum yang tertera dibibirnya.

The Devil Cruel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang