"Ada memori yang selalu mengingatkan, selama apapun waktu telah habis setelahnya."
--
Author POV
Malam itu, Nata kembali memimpikan Akmal. Mimpi yang sebenarnya kerap terjadi sejak saat itu, entah kenapa. Mimpi yang tidak menyedihkan, namun mimpi itu seperti mengulang kembali masa-masa dirinya bersama Akmal.
Aneh memang, dirinya yang terlalu memikirkan Akmal atau Akmal sedang merindukan dirinya. Nata mengusap wajahnya, mengenyahkan semua hal tentang Akmal yang ada di pikirannya saat ini.
Mengenai perbincangan Nata dengan Rifa kemarin lusa, Nata tidak ingin mengambil pusing. Sebab, semua orang tentu akan menyukai peringai dari Alfi, termasuk Rifa.
Nata dengan Alfi hanya sebatas Adik Kakak, tidak lebih. Karena, Nata merasa nyaman dengan Alfi hanya sebatas sebagai Kakak.
Dan, Nata tidak ingin memiliki hubungan khusus dengan seseorang yang masih berkaitan dengan orang yang berada di masa lalunya.
"Bagaimana, Ndok?"
Nata menghembuskan napasnya perlahan, Rifa masih saja gencar untuk menanyainya. "Bagaimana apanya, Nek?" Tanya Nata halus. Rifa tersenyum.
"Nenek setuju kalau kamu punya hubungan sama cah bagus," Rifa mengatakannya dengan binar wajah yang sangat bahagia.
"Nata gak ada apa-apa sama Kak Alfi, Nek. Kami cuma temanan aja," jelas Nata, ia tidak ingin memberikan harapan palsu kepada Rifa. "Semua kan juga berawal dari teman, Nat," Rifa dengan gencar menggoda Nata.
Nata menggeleng, "tapi gak dengan hubungan Nata dan Kak Alfi. Nata cuma mau kuliah Nek di sini, dan nemenin Nenek," ungkap Nata seraya merangkul pundak sang Nenek. Rifa menghela napas, "yaudah kalau maunya begitu. Nenek bisa apa," ucap Rifa lesu.
"Akan ada saatnya nanti Nata akan mengenalkan seseorang ke Nenek. Nenek yang sabar, ya?" Rifa mengangguk. Nata memeluk tubuh Rifa, sandaran ternyaman untuknya selama berada jauh dari orang tuanya.
--
Nata baru saja keluar dari perpustakaan, mata kuliah untuk hari ini tersisa satu lagi. Dan, itu di mulai setengah jam lagi.
Selepas sholat dzuhur, Nata mampir ke kantin untuk membeli beberapa cemilan. Sebab, dirinya suka mengantuk apabila ada jam kuliah siang. Tantangan baginya.
Membeli beberapa cemilan, juga permen untuk mengisi perutnya siang ini. Sedangkan, makan siang ia lebih memilih makan nanti bersama Rifa. Kasihan neneknya itu tidak ada teman makan.
Setelah membawa sekantong cemilan yang berisi 3 jenis cemilan dan beberap buah permen, Nata menuju kelas.
Beberapa mahasiswa sudah datang dan masuk ke dalam kelas, lebih memilih untuk berdiam diri di dalam kelas dengan suhu AC yang cukup membuat adem dibandingkan di luar kelas yang cuacanya sangat terik.
Nata melepas tasnya dan duduk dibangku paling depan, "tumben datang cepat," ucap Vivi yang sedang membaca sebuah novel yang ada di tangannya. "Mumpung gak balik ke rumah," balas Nata.
"Udah pada sholat?" Tanya Nata. Diah dan Vivi yang ditanyai pun mengangguk. "Nih cemilan, bawa sama-sama satu biar gak pada ngantuk," Nata menyerahkan kantong kresek yang ia bawa tadi.
"Tau aja kamu, Nat," balas Diah setelah mengambil satu bungkus snack dan dua buah permen dari kantong kresek yang disodorkan Nata barusan.
"Saya tuh peka, kuliah siang terus isinya ceramah materi doang, pasti ngantuk lah," kekeh Nata. Vivi pun tertawa, "gak siang pagi pun tetap ngantuk kalau saya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] Love is Trust [Completed]
General FictionHighest Ranking : #1 in teruntuk [19/05/2020] Judulnya berbeda ya, tapi isi cerita tetap sama❤ -- "Jika percayamu bukan aku, apakah cintamu masih untukku?" -- Insyaallah up setiap hari sabtu ya♡ Mulai : 8 Februari 2020 Selesai : 29 Septembe...