10. Berawal Untuk Memulai

56 11 0
                                    

"Jangan takut untuk memulai, sebab hal baru belum tentulah buruk."

--

Author POV

Sore ini, Nata sedang jalan-jalan sore. Menikmati keramaian kota Malang itu. Berencana akan mampir di salah satu coffee shop yang ada di sekitar rumah Neneknya.

Berjalan santai sedikit, mungkin tidak ada salahnya. Mengurangi polusi yang ada di bumi.

Sesampainya di coffee shop, Nata meletakkan tasnya di salah satu kursi kosong yang ada di pojokan. Menyendiri memang kesukannya, jauh dari kebisingan.

Memesan coffee latte cukup menemani sorenya kali ini. Nata membuka laptopnya, mencari folder yang ingin ia buka.

Setelahnya, Nata menikmati setiap gerakan jarinya untuk menuliskan apa yang ia rasakan saat ini. Kebahagiaan, kesedihan, kekecewaan, dan masih banyak lagi, semua ada di dalam folder itu.

Ponsel yang ada di atas meja bergetar, Nata mengalihkan sejenak pandangannya, melihat siapa yang menghubunginya.

Mama♡

Ya, hallo, Ma.

...

Wa'alaikumussalam

...

Lagi di coffee shop, Ma. Jalan-jalan sore hari, mumpung belum sibuk kuliah

...

Ya, Ma. Pasti, Nata jaga kepercayaan kalian

...

Alhamdulillah baik, Ma. Nenek juga sehat. Mama, Papa, sama Viya gimana?

...

Alhamdulillah. Mama kapan main ke sini? Ditanyain sama Nenek

...

Siapp, Ma. Makasih, Ma.

...

Oke, Ma. Salam juga sama Papa sama Viya ya, salam rindu, hehe.

...

Wa'alaikumussalam

Nata meletakkan kembali ponselnya dan melanjutkan kegiatan serunya sore ini.

--

Nata menatap langit biru yang telah berubah menjadi mendung. Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Nata bergegas untuk pulang ke rumah, agar dirinya tidak basah.

Namun, baru saja beberapa langkah. Hujan telah mulai turun. Buru-buru Nata mencari tempat untuk berteduh. Nata berlari, tanpa melihat apa yang ada di depannya.

"Duh," keluh Nata. Nampaknya lutut Nata akan memar. "Aduh, maaf saya gak sengaja," ucap orang yang bertabrakan dengan Nata.

Nata yang sibuk mengusap lututnya kemudian mendongak, "Nata?"

"Loh, Kak Alfi?" Balas Nata tak kalah terkejut.

"Ayo bangun, nanti kamu basah kuyup," Alfi membantu Nata untuk berdiri kemudian berteduh di emperan toko yang belum buka.

"Kamu habis dari mana?" Tanya Alfi saat mereka berdua sedang berteduh. "Habis dari coffee shop di situ, Kak," ucap Nata seraya menunjuk coffee shop yang baru saja ia datangi.

"Ooh gitu," balas Alfi. "Kak Alfi sendiri habis dari mana?" Tanya Nata. "Hm?" Alfi menoleh.

"Oh, saya habis dari coffee shop yang di situ," lanjut Alfi. Nata mengikuti arah tangan Alfi yang menunjuk salah satu coffee shop yang tak jauh dari tempat mereka berteduh.

[4] Love is Trust [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang