4. Waktu Kembali

75 12 0
                                    

"Bertahan sendiri itu tidak enak. Dulu, kita memulainya berdua. Lalu, mengapa kini hanya aku yang menginginkan hubungan ini?"

--

Author POV

"Nat, perpus yuk?" Ajak Kia saat bel istirahat baru saja berbunyi. "Kita nyari buku-buku pelajaran di sana, siapa tahu ada novel baru juga."

Lili menggandeng tangan Nata untuk diajak pergi. Di belakang ada Kia juga May yang mengikuti.

Mereka turun ke lantai satu, karena perpustakaan sekolahnya berada di dekat kantin. Tepat di sebelah pintu masuk kantin.

Mereka membuka sepatu lalu meletakkannya di rak sepatu yang telah disediakan. Mereka masuk ke dalam perpustakaan, dengan sebelumnya mereka mengisi daftar registrasi terlebih dulu menggunakan kartu perpustakaan mereka.

Setelahnya, mereka duduk di bangku yang telah di sediakan. Menaruh buku tulis serta bolpoin mereka di atas meja yang berada di depan kursi tersebut.

"Saya ke bagian novel ya," ucap May. Lalu, mencari novel yang ingin dibaca May di rak khusus novel. Sedangkan, Lili sudah berada di rak buku pelajaran biologi. Kalau Kia, berada di rak buku pelajaran matematika.

Sedangkan Nata, dirinya hanya duduk di kursi tersebut. Dengan meletakkan tangannya di atas meja dan melipatnya. Menumpukkan kepalanya di atas lipatan tangannya itu.

"Hei, kenapa?" May menepuk bahu Nata. Ia sudah menemukan sebuah buku novel yang ingin dirinya baca.

Nata mengangkat kepalanya, melihat May yang sudah mengambil posisi untuk duduk di sebelahnya. Nata menggeleng, "jangan bohong," May menatap Nata dengan tatapan yang menyelidik.

"Gapapa, May. Serius."

May tidak memaksa Nata untuk bercerita. Ia memilih untuk membaca novel yang telah ia ambil. Tak lama kemudian, Lili juga Kia kembali. Tak lupa dengan buku yang mereka cari.

"Masuk kelas, yuk?" Ajak Nata. "Sebentar lagi bel juga," lanjut Nata. Lalu, mereka pun meninggalkan perpustakaan dengan sebelumnya meminjam buku yang ingin dibaca May, Lili, dan Kia.

Mereka berjalan berdampingan. Kia dengan Nata, Lili dengan May. Mereka naik ke kelas mereka. Sebab, 5 menit lagi pelajaran ketiga akan dimulai.

--

Selepas mengganti pakaiannya, Nata datang ke taman yang tak jauh dari rumahnya. Taman bermain lebih tepatnya. Sebab, banyak mainan yang ditujukan untuk anak-anak bermain di sana. Mulai dari ayunan, perosotan, jungkat-jungkit, dan masih banyak lagi.

Nata duduk di salah bangku taman, membuka buku novel yang telah ia bawa sebelumnya.

Buku novel milik Viya sebenarnya, sebab yang biasanya suka mengoleksi novel itu Adiknya. Kalau Nata, kurang menyukai untuk mengoleksi novel. Lebih suka membaca tapi tidak suka mengoleksinya. Dengan kata lain suka meminjam. Begitulah.

Halaman per halaman dibaca Nata dengan seksama. Es jeruk peras menemani sorenya kali ini. Tidak masalah baginya untuk duduk sendiri, karena dirinya sendiri pun menyukai keheningan. Lebih suka keheningan dibanding kebisingan. Lebih bisa menenangkan pikiran.

Seorang anak kecil menghampirinya, Nata menutup novel yang sedang ia baca, terlebih dulu ia memberi tanda agar tidak susah mencari batas bacaannya tadi.

"Ya, kenapa, Dik?" Tanya Nata menatap seorang anak perempuan kecil mengucir rambutnya belah dua. Seorang anak kecil itu menyerahkan setangkai bunga mawar putih. "Dari siapa?" Anak tersebut menggeleng. Memaksa Nata untuk menerima bunga itu.

Setelahnya, anak tersebut berlari darinya. Nata menengok kanan dan kiri untuk mencari siapa yang memberinya bunga. Namun, nihil. Tidak ada orang yang mencurigakan.

[4] Love is Trust [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang