22. Maaf

35 9 0
                                    

"Saya di sini, tetap di sini, Nat. Kamu jangan takut, ya?"

--

Author POV

Semalam, Akmal hanya memberi kabar pada Nata kalau dirinya sudah sampai di rumah. Setelah itu, Akmal tidak lagi membalas pesan Nata.

Nata menyadari kesalahan, tentu ia merasa kalau sudah merusak kepercayaan yang diberikan Akmal padanya. Nata benar-benar menyesali tindakannya yang tidak berpikir panjang terlebih dahulu.

Sebab itu, keesokan harinya Nata nampak uring-uringan. Kejadian semalam yang begitu mengusik perasaannya. Merasa sangat takut, tidak tahu takut akan hal apa.

"Makanannya dimakan toh, ndok. Bukannya malah diaduk-aduk gitu," tegur Rifa melihat Nata yang nampak melamun dengan tangan yang terus mengaduk makanannya.

"Nek," panggil Nata. Rifa yang sedang menyuap makanannya pun hanya bergumam, "menurut Nenek, Nata harus apa biar Akmal gak marah lagi sama Nata?" Tanya Nata menatap sang Nenek.

"Kamu lagi berantem sama Akmal?" Nata mengangguk. "Dulu, pas Kakekmu marah karena cemburu sama Nenek, dia itu paling suka kalau Nenek masakin sesuatu. Terus Kakekmu pasti langsung luluh, dan dia itu gak bisa marah lama-lama sama Nenek," jelas Rifa.

"Jadi, Nata harus masakin sesuatu buat Akmal?"

"Ya, tergantung. Kalau Akmal doyannya makan, ya bisa gitu. Gak mesti harus yang wah, yang sederhana tapi enak itu lebih mantap,"

"Kira-kira apa ya, Nek?" Tanya Nata.

"Akmal sukanya apa?"

Nata nampak berpikir, "kalau dia itu suka semuanya. Semuanya dia makan asalkan halal, terus kalau lagi keluar makan itu dia paling suka makanan rumahan gitu," jelas Nata.

"Yaudah kamu masakin apa yang biasa kamu masak aja, pasti dia suka," ungkap Rifa. Senyum Nata terbit, sederet menu makanan sudah terlintas dalam pikirannya.

"Makasi, Nek," Rifa mengangguk, "jangan lupa minta maaf yang tulus sama Akmal,"

"Pasti, Nek,"

--

Hari ini Nata tidak ada jadwal kuliah, namun ia tahu kalau hari ini Akmal memiliki jadwal kuliah pukul 10.00.

Saat ini sudah pukul 10.30, satu jam lagi Akmal akan pulang kuliah.

Sedari tadi pagi, Akmal tidak bisa dihubungi. Entah ponselnya mati atau bagaimana, Nata tidak tahu.

Karena terlalu khawatir, akhirnya ia menghubungi Wanda, menanyakan kabar lelaki itu.

Dan benar sesuai dugaannya, kalau hari ini Akmal ada jam kuliah.

Setelah semua makanan telah siap, ada tempe manis, dan daging tumis brokoli serta tidak lupa nasi putih juga.

Dan, ah ya! Akmal sangat menyukai buah pepaya, Nata mengambil potongan buah pepaya di dalam kulkas, dan memotongnya menjadi bagian yang lebih kecil.

Semua sudah siap, dan Nata sudah memasukkannya ke dalam kotak nasi.
Sekarang, saatnya ia untuk bersiap untuk menyusul Akmal ke kampus.

--

Di sinilah Nata berdiri, di depan jurusan Akmal. Berjalan menuju ruang kelas Akmal.

Kelas itu nampak ramai, karena perkuliahan baru saja selesai.

"Permisi, Akmalnya ada?" Tanya Nata pada seorang yang baru saja keluar kelas. "Oh, Akmal. Hari ini dia izin, jadi gak masuk," jelas orang tersebut.

[4] Love is Trust [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang