19. Yours Day

32 9 0
                                    

"Membuatmu bahagia, adalah impian kecilku. Dan, bahagia bersamamu adalah impian yang ingin ku wujudkan."

--

Author POV

Hari minggu, hari ini Nata sudah ada janji dengan Akmal. Akmal bilang ingin mengajak Nata pergi ke pantai.

"Ndok," panggil Rifa dari luar kamar Nata. "Ya, Nek?" Nata membuka pintu, mengeluarkan sedikit kepalanya.

"Akmal sudah nungguin di teras," Nata mengangguk. "Bentar lagi, Nek,"

Setelahnya, Rifa turun kembali ke bawah untuk menemani Akmal.

"Kalian mau ke mana toh?" Tanya Rifa yang sudah duduk di sebelah Akmal. "Mau ngajak Nata ke pantai, Nek. Boleh, kan?" Ijin Akmal.

"Boleh, tapi pulangnya jangan kelewat malam, ya? Gak enak dilihatin tetangga nanti," Akmal mengangguk. "Siap, Nek," Rifa tersenyum.

Akmal adalah sosok lelaki yang gampang bergaul, sehingga Rifa juga nyambung bila mengobrol dengan Akmal. Terlebih melihat Akmal yang begitu intens untuk mendekati Nata. Dan, Rifa rasa hubungan itu akan kembali bersemi.

"Hai," ucap Nata dari dalam rumah. Rifa dan Akmal menoleh. Nata tengah berdiri dengan menggunakan kemeja biru laut yang dimasukkan ke celana hitam yang Nata kenakan serta jilbab berwarna navy. Sederhana namun sangat cantik. Tidak lupa tas selempang rotan berwarna putih dengan tali berwarna cokelat.

"Aduh, cucu Nenek yang mau jalan cantik banget," Nata tersipu, "cantiknya nurun dari Nenek," Akmal tersenyum mendengar balasan dari Nata.

"Berangkat?" Tanya Nata. "Boleh,"

"Kami berangkat dulu ya, Nek? Assalamualaikum," pamit Akmal. "Assalamualaikum, Nek," setelah Akmal mencium tangan Rifa, dilanjutkan oleh Nata.

"Waalaikumussalam, hati-hati yo ndok," Rifa memerhatikan motor Akmal yang perlahan meninggalkan pekarangan rumahnya.

--

Mereka berdua menikmati pemandangan yang sudah memasuki daerah pantai, melewati tebing yang begitu menjulang, dengan jalan yang diberi pembatas.

Melihat pemandangan laut yang semakin terlihat jelas, "kamu kok kayak hafal banget?" Tanya Nata. Akmal menolehkan sedikit kepalanya agar suaranya terdengar oleh Nata, "dulu waktu SMA pernah ke Malang bareng teman-teman," ujar Akmal. "Kok saya gak tahu?"

Akmal tersenyum, "itu sebelum saya kenal sama kamu, Nat. Suudzon terus," kekeh Akmal membuat Nata hanya membalas dengan dengusan saja.

"Pas saya pacaran sama kamu, apapun saya bilang kan sama kamu? Karena saya gak mau khawatir," Nata masih mendengarnya. "Sebelum kejadian itu. Saya gak mau bahas, karena itu udah ada di belakang,"

"Jangan diingat lagi," balas Nata.

"Sebentar lagi kita sampai," Nata menolehkan kepalanya, dan benar saja. Di depan sana ada pintu masuk pertanda sebentar lagi mereka akan memasuki kawasan pantai itu.

--

Akmal melepaskan helm yang terkait di kepala Nata, "terimakasih," Akmal tersenyum.

Lalu, Akmal menaruh helm tersebut di motornya. "Kita beli cemilan dulu, yuk?" Nata menunjuk pedagang gula kapas yang ada di bawah pohon.

Nata menarik tangan Akmal, membawa lelaki itu untuk membeli satu buah gula kapas yang akan menemani hari mereka kali ini.

"Beli satu ya, Pak. Yang warna pink," ucap Nata. Pedagang gula kapas itu pun memberikan satu buah gula kapas yang masih terbungkus plastik pada Nata. Nata mengeluarkan uangnya, memberikan selembar sepuluh ribuan pada pedagang itu. "Terimakasih, Pak."

[4] Love is Trust [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang