Epilog

54 4 0
                                    

"Setiap kisah memiliki akhir. Dan, akhir kisahku bersamamu."

--

Author POV

Nata membuka matanya, meraba sesuatu di atas nakas yang berada di samping ranjangnya. Dengan mata yang masih ingin terpejam, Nata mematikan alarm yang baru saja berbunyi.

03.00

Nata mengucek matanya, lalu menoleh ke arah samping. Kini dirinya tidak tidur sendiri, ada seseorang yang selalu memberikan pelukan hangat ketika malam dan senyuman manis ketika pagi menyapa.

Dia adalah Nadhif Akmalul Putra. Lelaki yang telah menikahi Nata tiga bulan yang lalu.

Nata berbalik untuk menghadap sang suami yang tidur menghadap dirinya. Tak lupa juga tangan Akmal yang masih melingkar di pinggang Nata.

Tangan Nata bergerak untuk menyentuh pipi Akmal. "Mas," panggil Nata dengan lembut.

Satu panggilan dari Nata tidak cukup untuk membangunkan Akmal. Nata kembali mengelus pipi yang di bagian dagunya telah tumbuh rambut halus.

"Mass, bangun dulu yuk. Sholat tahajud bareng," perlahan Akmal membuka matanya. Pertama yang dilihat Akmal yaitu senyum Nata, senyum yang sangat disukai oleh Akmal.

"Jam berapa, Nat?" Tanya Akmal dengan mata yang sesekali kembali terpejam. "Jam tiga, Mas. Ayo bangun dulu,"

"Iya, ini Mas bangun."

Namun, bukannya bangun, Akmal malah semakin mengeratkan pelukannya pada Nata. "Ih, Mas! Katanya mau bangun, kok malah merem lagi," ucap Nata memukul pelan tangan suaminya yang masih bertengger di pinggangnya.

"Iya, ini seriusan Mas bangun," Akmal merubah posisi tidurnya menjadi terlentang. Mengucek matanya lalu bangun dari baringnya.

Kemudian, Akmal menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Selagi menunggu Akmal keluar dari kamar mandi, Nata menyiapkan alat sholat untuknya dan juga Akmal.

"Kamu wudhu dulu gih, biar  sisanya Mas yang siapin," ujar Akmal yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Lalu bergantian Nata yang masuk ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Di tengah malam itu, kedua insan tersebut duduk di atas sejadah, meminta kepada sang pemilik semesta. Untuk senantiasa memberikan mereka keberkahan, kesehatan, dan kebahagiaan.

Setelah melakukan sholat malam, mereka pun melanjutkan untuk mengaji. Kegiatan yang sangat diimpikan oleh Nata dahulu, dan akhirnya kini ia bisa mewujudkan itu semua.

Kebahagiaan yang sederhana.

--

"Masak apa sayang?" Akmal menghampiri Nata yang tengah sibuk dengan alat memasaknya. Pagi ini Akmal telah rapi dengan setelan jasnya, tidak lupa dengan dasi yang belum tersimpul. Karena setiap paginya, Natalah yang selalu memasangkan dasi untuk Akmal.

"Nasi goreng kesukaan kamu," Nata menyendokkan nasi goreng tersebut ke atas dua piring. Lalu, menaruhnya di atas meja makan.

Di atas meja makan sendiri sudah ada satu cangkir kopi dan segelas susu. Di mana kopi tentunya untuk Akmal dan susu untuk Nata.

Kemudian ada satu keranjang kecil yang berisikan buah-buahan, dan dua toples jajan kering.

"Mas mau pakai acar gak?" Tanya Nata saat membuka kulkas. "Boleh, deh." Akmal berjalan menuju meja makan, dan memerhatikan gerak Nata yang begitu lihai, membuat Akmal tersenyum. "Bahkan di saat kamu sedang sibuk dengan urusan dapur pun, kamu tetap cantik sayang," Akmal membatin.

[4] Love is Trust [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang