"Hidup itu pilihan. Di saat kamu telah memilih, apapun risikonya kamu harus terima."
--
Author POV
"Abis kuliah, kita nikah yuk?"
Secara spontan, Nata melepas tautan tangan itu. Akmal terheran melihatnya.
Apakah Nata menolaknya?
"Ih, Akmal. Gak romantis banget sih," kesal Nata. Akmal masih terdiam, "saya kan lagi ingusan gini. Gak ada cantik-cantiknya sama sekali, kenapa kamu ngelamarnya dikeadaan seperti ini, sih?" Lanjut Nata.
Mendengar itu, Akmal tertawa terbahak-bahak. Tak habis pikir dengan pemikiran Nata saat ini.
Akmal kembali meraih tangan Nata, memaksa Nata untuk melihatnya. "Kamu cantik apapun keadaan kamu, sayang," ucap Akmal serius.
"Kamu ingusan gini tetep cantik kok," Akmal mengusap air mata serta ingus Nata yang masih keluar. "Jangan nangis lagi,"
"Lamarnya besok aja kalau udah lulus kuliah, nanti saya kepikiran terus. Yang penting sekarang kamu semangat kuliahnya sama ngurus cafenya."
Akmal mengangguk. Sejak setahun yang lalu memang Akmal membangun cafe kecil-kecil untuk tempat nongkrong di dekat kampusnya. Dengan menggunakan modal dari tabungannya yang ia simpan semenjak SMA.
"Nanti kamu juga bantuin ya kalau kita udah nikah," Nata mengangguk, tersenyum malu-malu.
"Dih malu-malu gitu," ejek Akmal saat melihat wajah Nata yang merona.
Nata mencubit lengan Akmal dengan kesal, "Akmal!" Akmal tidak berhenti ketawa melihat raut kesal dari kekasihnya itu.
"Ampun sayang, gak lagi deh."
Namun, Nata masih mendengar suara tawa Akmal yang membuat dirinya juga tertawa.
Semoga kebahagiaan ini tidak cepat berlalu, yaa Allah.
--
Hari ini adalah hari terakhir Nata praktik di perusahaan.
Dan, semua laporan telah ia selesaikan tepat pada waktunya. Banyak pelajaran yang ia dapat selama bekerja sebagai mahasiswi praktik di sini.
Selain cepat dalam mengerjakan laporan, dirinya juga harus tepat yang dalam menyusun laporan tersebut.
Harus merevisi laporan beberapa kali, hingga pernah dirinya sampai lembur, semua dapat dilewati dengan baik.
"Besok udah balik ke kampus lagi, ya?" Tanya Bu Alifa saat melihat Nata tengah merapikan mejanya.
"Ya, Bu."
"Kapan-kapan main lagi lah ke sini, kita makan siang bareng," ajak Bu Alifa seraya memegang pundak Nata. "Insyaallah, Bu. Pasti saya akan main ke sini,"
"Biar Pak Arya ada yang jinakin juga," kekeh Bu Alifa dengan suara yang berbisik pada Nata. "Ibu bisa aja,"
"Nanti ikut, kan?"
Nata terdiam. "Ikut ke mana, Bu?"
"Loh, kamu gak tahu?" Nata menggeleng. "Acara perpisahan sama kamu dan teman-teman kamu," Nata masih bingung, sebab dirinya tidak tahu apa-apa.
"Ini Pak Arya yang ngusulin sendiri loh. Tumben-tumbenan bikin acara perpisahan sama anak magang," lanjut Bu Alifa. "Saya gak tahu apa-apa, Bu. Emang kapan acaranya?" Tanya Nata.
"Nanti abis pulang kantor, ditraktir Pak Arya," Nata mengangguk. "Insyaallah saya ikut, Bu."
"Bagus. Kamu memang harus ikut," Bu Alifa mengambil tasnya, "yaudah saya ke bawah duluan ya. Saya tunggu di lobby bareng yang lain," pamit Bu Alifa. "Hati-hati, Bu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] Love is Trust [Completed]
General FictionHighest Ranking : #1 in teruntuk [19/05/2020] Judulnya berbeda ya, tapi isi cerita tetap sama❤ -- "Jika percayamu bukan aku, apakah cintamu masih untukku?" -- Insyaallah up setiap hari sabtu ya♡ Mulai : 8 Februari 2020 Selesai : 29 Septembe...