2. Selalu Baik

103 12 0
                                    

"Kau bilang aku rumahmu, di saat kamu sendiri yang membuatku pergi."

--

Author POV

Hari ini Nata lebih pagi untuk berangkat. Sebab, seperti hari senin biasanya, hari ini akan upacara bendera. Nata tengah menatap dirinya di cermin. Merapikan sedikit baju juga jilbab yang menutupi rambutnya. Pipi yang bulat membuat Nata sedikit merasa kesusahan saat memasang jilbab.

"Nat, ayo turun sarapan dulu," panggil Ara dari ujung tangga.

Nata lekas merapikan buku yang sudah ia rapikan semalam ke dalam tas. Lalu, memakai sedikit parfum dan memoleskan sedikit liptint di bibirnya.

Nata menenteng tasnya, lalu keluar kamar menuju ke meja makan. Sudah ada Papa juga Adiknya yang menunggu di sana. Sedangkan, Ara sedang menaruh nasi goreng di wadah nasi yang lebih besar.

"Pagi, Pa," sapa Nata lalu mencium pipi Juna--Papa Nata.

Lalu, beralih mencium pipi Ara yang tengah menyendokkan nasi goreng ke piring Juna. "Pagi, Ma,"

Dan, terakhir mencium pipi Viya--Adik Nata. "Pagi, Vi," sapanya. "Pagi juga, Kak."

Nata lalu duduk di bangku kosong yang biasanya ia duduki. "Ayo makan dulu, Nat."

"Iya, Pa." Nata menyendokkan nasi goreng ke piringnya. Lalu, mengambil lauk yang juga tersaji di atas meja.

Ara duduk di samping Juna. "Nanti pulang jam berapa, Nat?" Tanya Juna saat sedang menikmati makanan yang ada di depannya.

"Kalau nanti, jam 2 Pa." Nata kembali menyuapkan nasi goreng yang sudah ada di sendoknya.

"Langsung pulang, ya."

Nata mengangguk saat Ara memperingatinya. "Vi, berangkat bareng Kakak atau Papa?" Tanya Nata pada Viya yang ada di sampingnya.

"Sama Kakak saja, soalnya ada upacara sekarang," Nata mengangguk. Ia sudah selesai sarapan, tak lupa juga ia meminum susu vanilla yang sudah disiapkan oleh Ara.

"Ayo, berangkat sekarang," ucap Nata saat melihat Viya yang juga sudah menyelesaikan sarapannya.

"Kasi Adekmu minum dulu, Nat." Nata hanya menyengir saat Ara menegurnya. "Sudah, ayo Kak," Nata dan Ara mengambil tas yang ada di bawah kursi. Lalu bangkit untuk bersalaman pada Ara juga Juna. "Kami berangkat dulu ya Pa, Ma. Assalamualaikum,"

Setelah mencium tangan kedua orang tuanya, Nata dan Viya menuju keluar rumah untuk berangkat ke sekolah. "Hati-hati sayang," ucap Ara.

"Aku anterin mereka ke depan dulu ya, Mas," ijin Ara pada Juna yang sedang menyantap nasi goreng buatannya. "Iyaa, sayang,"

Ara mengikuti anak-anaknya. Melihat Nata juga Viya yang sudah siap di atas motor yang di kendarai oleh Nata. "Hati-hati sayang," Ara melambaikan tangan pada anak-anaknya. "Dahh, Mama," Viya membalas melambaikan tangan juga.

Setelah melihat kepergian Nata dan Viya, Ara masuk kembali ke dalam rumah untuk menemani Juna untuk sarapan. Kebiasaan pagi yang selalu menghangatkan hati Ara. Keluarga yang hangat, impian Ara sedari dulu. Memiliki suami yang tegas juga penyayang, serta anak-anak yang begitu menyayanginya.

--

Nata baru saja sampai di sekolah. Sekolahnya sudah nampak ramai, karena upacara bendera sebentar lagi akan dimulai. Nata berlari menuju kelasnya, untuk menaruh tasnya dan langsung masuk ke barisan sesuai dengan kelasnya yaitu kelas XII IPA 6.

"Tumben telat," tegur Lili saat Nata sudah masuk barisan. Sedang memakai topi di atas kepalanya. "Iya, tadi habis nganter Viya dulu. Terus macet juga pas jalan mau ke sini," jelas Nata.

[4] Love is Trust [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang