23. Karenamu

31 9 0
                                    

Sebelumnya, part kali ini author pengin ceritain kisah dari Wanda--Kakaknya Akmal. Seperti di part sebelumnya, di sana author kasi part di mana Wanda mengungkapkan apa yang dia rasain selama ini ke Alfi. Jadi kali ini author pengin bikin part khusus mereka berdua.

Semoga kalian suka ya, happy reading😙

--

"Jika diingat, semua itu tidak mudah. Bagaimana saya bisa menyimpan rasa itu rapat-rapat agar kamu tidak jauh dari saya."

--

Author POV

Alfino Arrasyid. Lelaki ramah, selalu tersenyum dan selalu baik dengan semua orang. Begitulah gambaran singkat mengenai lelaki itu.

Lelaki yang telah mengisi hati Wanda sejak pertama kali masuk bangku SMA.

Flashback On

Wanda baru saja masuk ke dalam ruang guru, setelah jam pelajaran usai, Pak Kardi--guru matematika ingin menemuinya. Membahas perihal keikutsertaannya dalam olimpiade yang akan berlangsung beberapa bulan lagi.

"Bagaimana Wanda? Apakah kamu mau ikut? Kalau kamu bersedia, kamu bisa ikut bimbingan mulai besok," jelas Pak Kardi. Wanda yang duduk di hadapan Pak Kardi pun mengangguk, "akan saya coba, Pak."

"Baiklah kalau begitu, kamu jangan tegang gitu. Anak kelas X juga banyak yang ikut. Jadi, kamu gak sendiri," Wanda tersenyum, "baik, Pak,"

"Ya sudah kamu bisa kembali ke kelas," setelah berpamitan, Wanda berjalan untuk kembali menuju kelas yang berada di lantai dua. Tentu ia harus melewati lapangan olahraga serta lorong kelas IPS juga kelas unggulan untuk menuju kelasnya.

Dug!

Wanda yang berjalan di atas trotoar langsung memegang kepalanya yang mendadak menjadi pening.

Wanda terduduk sebab tak kuat untuk menahan rasa sakit itu. "Kamu gapapa?" Tanya seseorang, namun Wanda hanya bisa melihat sepatunya yang berada di depan Wanda.

Tak lama berselang, pandangan Wanda menggelap. Dia pingsan.

--

"Kamu sudah sadar? Masih sakit kepalanya? Sorry tadi saya gak sengaja," jabar seseorang yang duduk di samping Wanda. Wanda tengah menajamkan penglihatannya yang masih terasa kabur. "Gapapa, udah mendingan,"

"Ini minum dulu," lelaki itu menyodorkan sebotol air mineral pada Wanda, "terimakasih,"

"Nama kamu siapa?" Lelaki itu menjulurkan tangannya. "Wanda,"

"Saya Alfi," keduanya lantas tersenyum.

"Kamu pulang saja, ya? Saya antar. Tadi sudah dikasi izin sama Bu Aminah," Bu Aminah selaku guru BK dan wali kelas Wanda langsung menghampiri Wanda saat mendapat laporan kalau muridnya pingsan di lapangan.

"Gak usah, nanti saya minta Ayah jemput," tolak Wanda.

"Gapapa, sebagai permintaan maaf saya karena sudah buat kamu sampai pingsan gini,"

"Ya sudah kalau kamu memaksa,"

--

Sudah terhitung satu bulan lamanya Wanda mengikuti bimbingan untuk olimpiade matematika. Jadwal bimbingannya yaitu setelah pulang sekolah hingga sore.

Keluar, saya bawain kamu roti.

Wanda tersenyum kemudian keluar dari perpustakaan, untuk menemui seseorang yang telah membawakannya roti.

[4] Love is Trust [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang