Sasya Aulia Azhar POV
"Sampai kapan lo kek gini, Sya?" Helaan napas panjang keluar dari mulutku. Pertanyaan itu sering kali dilontarkan sahabatku yang sampai saat ini belum mendapatkan jawaban pasti dariku, karena sungguh aku juga tidak tahu sampai kapan aku seperti ini. Lelah, tapi hatiku tidak pernah berhenti untuk berjuang.
"Ini sudah yang ke berapa kali dia ngga nganggap lo lebih dari sekedar teman? Udah dong, Sya. Jangan nyiksa diri sendiri, gue ngga tahan liat lo digituin!" Leta yang sedari tadi duduk di sofa ruang tamu apartemen berjalan mendekatiku yang termenung di balkon. Ia merangkul bahuku lalu menyandarkan kepalanya manja. "Please, kali ini tolong dengerin gue."
"Susah, Ta. Gue udah pernah nyoba dan hasilnya nol besar, bahkan perasaan gue ke dia semakin bikin gue gila." Aku menghela napas berat. "Kurang gue apa sih, Ta? Kenapa dia ngga pernah lirik gue sama sekali?"
Kenapa mendapatkannya begitu sulit? Dan kenapa melupakannya lebih sulit lagi?
Leta menegakkan tubuhnya, memegang kedua lenganku dengan erat lalu menatapku lekat. "Lo nyaris sempurna sebagai cewek, bahkan gue kadang ngiri sama lo. Apa sih yang ngga lo punya? Tapi lo tau kan kalo cinta itu ngga bisa dipaksa? Gue tau lo udah berjuang mati-matian buat dapetin dia. Melepas cita-cita hanya supaya ngga pisah sama dia. Tapi ini udah tahun yang ke berapa lo berjuang? Udah saatnya lo move on, Sya!"
Semua yang dikatakan Leta memang benar, aku sudah terlalu lama berjuang. Tapi untuk meninggalkan kubangan ini sangatlah berat, terlalu banyak pengorbanan yang telah ku lakukan untuk mencapainya. Berjuang sedikit lagi tidak ada salahnya kan? Sampai jalan untuk menuju pria itu benar-benar buntu dan tidak ada yang bisa ku lakukan selain berbalik arah.
"Kasih gue waktu," aku menatap Leta dengan tampang memohon.
"Sampai kapan? Sampai dia udah jadi kakek-kakek?" Tanya Leta sarkas.
Aku menggelengkan kepala, gantian memegang lengan Leta dengan erat. "Sampai dia nikah, setelah itu gue bakal berenti ngarepin dia."
Leta tampak berpikir, namun setelahnya dia menganggukkan kepala dan menatapku serius. "Okay, tapi lo harus janji bakalan nepatin janji."
"Janji!" Senyumku merekah tanpa bisa ditahan, segera ku peluk sahabat yang selalu menemaniku dari bangku sekolah dasar itu dengan erat, bersyukur dalam hati masih ada seseorang yang begitu tulus mau menemaniku seperti Leta.
"Lo masih ingetkan kalo dia baru aja tunangan?"
Bagai ditampar dengan keras, aku langsung melepaskan pelukanku dan menatap Leta dengan tidak percaya. Tunangan? Kenapa aku tidak mendapat kabar tentang itu?
"Lo belum tau ya, Sya?" Tanya Leta ragu.
"Kapan?" Ucapku lemah, tidak mampu mengucapkan kata yang lebih panjang.
Tangan Leta mengelus lenganku perlahan, berusaha untuk memberi ketenangan. "Dua hari yang lalu, gue liat di ig story Eros."
Sungguh, berita ini terlalu mendadak untukku dan aku belum melakukan persiapan untuk itu. Hatiku berdenyut nyeri, seakan-akan ada tangan besar yang meremukkannya dan membuangnya begitu saja. Sakit, ini lebih sakit saat dia memperkenalkan pacarnya kepadaku. Sakit, dan tidak ada yang bisa ku lakukan untuk menyembuhkan hatiku yang terluka parah.
"Sya...." Leta memanggilku dengan cemas, yang ku jawab dengan gelengan kepala lemah, tidak tahu harus melalukan apa untuk menyikapinya.
Ketika air mata yang sedari tadi ku tahan jatuh secara perlahan, Leta dengan sigap merengkuh tubuhku, memelukku erat seraya mengusap punggungku dengan sayang. Tapi usapan itu membuat tangis ku semakin menjadi, aku terisak kencang. Menumpahkan segala sesak yang bercokol di dada dan membalas pelukan Leta dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Stop Loving
Romance(Welcome!!!) Memperjuangkan seseorang itu tidaklah mudah, terlebih jika dia telah mempunyai seseorang di sisinya. Tapi, kenapa rasa ini tidak pernah hilang? Kenapa hati ini tidak bisa berhenti mencintainya? __________________________________________...