Chapter 22

3.3K 159 2
                                    

Arkana akan menikah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arkana akan menikah....

Arkana akan menikahi Kyra....

Arkana dan Kyra akan menikah....

Kalimat-kalimat seperti itu terus saja bermunculan di kepalaku, terus membelah diri untuk memperkuat rasa sesak yang mulai terasa di dada.

Menikah. Hal itu terasa sangat jauh untukku dan Arkana. Tapi untuk mereka berdua, tentu itu terdengar lebih mudah kan? Arkana dan Kyra telah dijodohkan semenjak Arkana lulus SMA dan tentu perjodohan mereka tidak akan semudah itu untuk dibatalkan.

Rasa sesak itu kembali bertambah, seakan mencekik ku agar segera sadar dari mimpi indah. Menyadarkanku bahwa sudah cukup kebahagiaan yang ku rasakan dan kembali ke dunia penuh luka milikku. Sakit, sungguh ini terasa sakit dan aku tidak tahu harus bagaimana untuk mengatasinya.

Aku tahu, tidak seharusnya langsung percaya dengan berita yang ada. Namun entah kenapa, disaat membaca artikel yang memuat berita pernikahan Arkana, hatiku langsung luluh lantak. Pak Keanu, ayah Arkana sendirilah yang mengatakan ke media kalau anak sulungnya akan menikahi putri bungsu Alterio, si pengusaha meubel terkemuka dalam waktu dekat ketika diwawancari di acara ulang tahun perusahaan Hartono, suatu acara besar yang menjadi salah satu alasan Arkana harus ke Jakarta.

"Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan...."

Entah sudah berapa kali aku menghubungi Arkana, namun hanya ada suara operator yang menyambut. Aku semakin bingung, tidak tahu harus berpegangan dengan apa di tengah kekacauan ini. Berbagai kata tanya memenuhi kepalaku. Kenapa? Kenapa? Dan kenapa?

Air mataku mengalir sedari tadi, perasaan takut membuatku gemetaran. Ini tidak seburuk yang aku pikirkan kan? Hubungan kami masih baik-baik saja kan? Arkana bilang dia mencintaiku, dia takut kehilanganku. Jadi, dia pasti sedang berjuang untuk kami kan? Ya ampun, aku ketakutan, sungguh.

Di situasi seperti ini, aku bingung harus melakukan apa. Terlebih Arkana tidak bisa dihubungi sama sekali. Apa yang sebenarnya terjadi? Semalam kami baik-baik saja dan Arkana masih bisa dihubungi. Dia juga tampak baik-baik saja selain terlihat kelelahan karena jadwalnya memang padat.

Dan kenapa Arkana tidak membahas masalah ini sama sekali dengan ku? Padahal dia memiliki waktu yang banyak untuk mengatakannya. Ya ampun, berbagai pemikiran buruk semakin memenuhi kepalaku. Membuat hatiku terasa semakin sakit.

Untuk terakhir kali, aku kembali mencoba menghubungi Arkana. Namun hasilnya tetap sama, hanya ada suara operator yang menyambut. Oh god, aku harus apa? Tidak mungkin kan aku hanya berdiam diri? Tidak jika situasinya tidak baik-baik saja.

Menghembuskan napas pelan seraya mengusap air mata, aku berusaha menenangkan diri. Tidak boleh, aku tidak boleh seperti ini. Aku tidak boleh cengeng dan harus kuat, aku sudah berjanji kepada Arkana untuk menjadi perempuan yang lebih kuat untuk hubungan kami. Jadi berita seperti ini tidak boleh membuatku menyerah. Lagi pula, bisa jadi berita itu tidak benar kan?

Can't Stop LovingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang