Chapter 21

3.5K 163 7
                                    

Isi album cokelat tua yang ku temukan di apartemen Arkana berhasil membuatku terperangah, tidak menyangka kalau seorang Arkana bisa memiliki semua foto itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Isi album cokelat tua yang ku temukan di apartemen Arkana berhasil membuatku terperangah, tidak menyangka kalau seorang Arkana bisa memiliki semua foto itu. Aku bingung, tentu saja. Entah kapan dan bagaimana lelaki itu mendapatkan semuanya.

Aku mengambil ponsel yang belum ku keluarkan sama sekali semenjak memasuki apartemen lalu membuka aplikasi kamera, mengarahkannya ke salah satu portrait yang membuatku mengeluarkan air mata lalu membidiknya. Setelah itu, aku mengirimkan hasilnya ke Arkana.

Sasya Aulia Azhar
Send a picture

Sebenarnya, aku tidak berharap banyak Arkana akan segera membalas pesanku karena saat ini jam menunjukkan pukul setengah dua belas malam, lelaki itu pasti sudah tertidur lelap mengingat aktivitasnya cukup padat hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya, aku tidak berharap banyak Arkana akan segera membalas pesanku karena saat ini jam menunjukkan pukul setengah dua belas malam, lelaki itu pasti sudah tertidur lelap mengingat aktivitasnya cukup padat hari ini. Namun beberapa menit setelah aku mengirimkan foto itu, sebuah panggilan video call dari Arkana muncul di layar ponselku. Dan, tentu saja aku merasa heran sekaligus kaget.

Namun meskipun begitu, aku tetap segera menjawabnya dan mengarahkan ponsel ke wajahku. Dan yeah, aku merasa bahagia, sangat. Terlebih ketika mengetahui lelaki yang tengah menampilkan wajah awut-awutan di layar ponselku itu ternyata mencintaiku sedemikian rupa. Aku merasa tersanjung.

"Dapet dari mana?" Tanya Arkana panik, ia mengusap wajahnya yang tampak sangat mengantuk lalu menguap lebar.

"Dari mana coba?" Aku balik bertanya dengan nada menggoda.

Sesungguhnya aku tidak bermaksud mengganggu waktu istirahat Arkana. Aku mengirimkan foto itu agar Arkana segera menghubungiku di pagi hari. Juga tidak ada maksud menggoda lelaki yang tampak sangat lelah itu, namun untuk menyembunyikan perasaan membuncah di hati, aku tidak tahu harus melakukan apa selain menggoda Arkana.

"Jangan bilang kamu udah liat semuanya?" Suara Arkana terdengar was-was.

Aku mengambil album cokelat tua dari atas meja lalu mengarahkannya ke layar. "Maksud kamu liat album ini? Udah, aku udah liat semuanya. Kenapa?" Sahutku seraya menampilkan cengiran polos.

Arkana mengacak-acak rambutnya dengan wajah frustasi. "Shit!" Umpatnya pelan.

Setelahnya, hanya ada langit-langit kamar yang memenuhi layar ponselku. Meskipun begitu, suara umpatan Arkana dari seberang sana masih terdengar jelas oleh telingaku. Seharusnya aku terkejut mendengar Arkana yang termasuk jarang mengumpat itu mengeluarkan kata-kata mutiaranya, tetapi entak kenapa, aku malah ingin tertawa keras.

Can't Stop LovingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang