Chapter 27

3.2K 156 2
                                    

Pertemuanku dengan Arkana di pesta ulang tahun Mahaprana Corporation merupakan terakhir kalinya aku melihat atau mendengar kabar lelaki itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertemuanku dengan Arkana di pesta ulang tahun Mahaprana Corporation merupakan terakhir kalinya aku melihat atau mendengar kabar lelaki itu. Arkana kembali menghilang sama seperti sebelumnya. Aku mencemaskannya, tentu saja. Namun segala kesibukan yang ku emban hampir dua minggu ini berhasil membuatku sedikit teralihkan.

Aku menggeliat pelan, memukul bahuku yang terasa sangat kaku menggunakan kepalan tangan dengan pelan lalu mendesah lega. Pekerjaan terakhirku sebagai karyawan Mahaprana Corporation akhirnya selesai. Ah, jangan bingung, kontrak kerjaku memang berakhir lebih awal. Karena apa? Aku menggunakan semua jatah cutiku yang tiga tahun belakangan sangat jarang ku gunakan untuk itu.

Setiap karyawan Mahaprana Corporation berhak mendapat cuti sekali sebulan atau dua belas hari dalam setahun. Kebijakan ini sesuai dengan cuti tahunan yang diatur dalam pasal 79 dan 84 UUK Nomor 13 Tahun 2003. Perhitungan hak tahunan untuk karyawan hampir sama dengan perusahaan lain. Jika terdapat sisa cuti tahun lalu, maka cuti tahun ini diakumulasikan dengan sisa cuti tahun lalu tersebut. Dan kalau perusahaan tengah kekurangan SDM dan tidak memungkinkan untuk cuti, perusahaan akan memberikan kompensasi uang sesuai dengan sisa cuti karyawannya.

Rekan kerjaku juga tampak telah selesai dengan pekerjaan mereka, namun belum ada yang beranjak dari tempat duduk masing-masing. Tentu saja karena mereka semua menungguku untuk mengadakan pesta perpisahan. Berat rasanya meninggalkan orang-orang baik yang selalu setia merangkulku dalam kesulitan dari awal bekerja di perusahaan ini hingga sekarang, namun aku ingin melangkah lebih jauh bersama mimpiku jadi yeah, aku harus menerima segala resikonya.

"Udah selesai, dek?" Mbak Ana yang duduk tepat di depan ku bertanya, ia mulai membereskan mejanya, bersiap untuk pergi ke restoran yang akan kami gunakan untuk pesta kecil-kecilan.

Kepalaku mengangguk pelan. "Udah, Mbak. Langsung berangkat?"

"Iya, langsung berangkat aja, Mbak supaya pulangnya ngga kemaleman." Keira menyahut terlebih dahulu seraya mendekat ke arah meja ku dengan wajah sedih. Yeah, diantara semuanya, Kiara memang paling dekat denganku. Beberapa hari terakhir, gadis dua puluh lima tahun itu selalu saja menempeliku kemanapun dengan wajah sendunya dan itu berhasil membuatku merasa tambah berat meninggalkan Mahaprana Corporation.

"Ya udah yuk, berangkat." Vino bangkit dari duduknya seraya menenteng tas laptop. "Gue ngikut mobil lo ya, Kei."

"Siip."

"Mas Bian belum balik, ya?" Aku menoleh ke arah ruangan Mas Bian yang tampak tak berpenghuni, bahkan lampu ruangannya saja dimatikan.

"Mas Bian ntar nyusul katanya. Yuk, gue udah laper bet." Keiser berjalan lebih dulu ke arah lift yang langsung diikuti yang lain di belakangnya.

Can't Stop LovingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang