Jika kau sakit, tolong beritahu aku. Jika kau terluka, minta aku mengobatimu. Jangan beri aku luka baru dengan pergi sesukamu.
(Loss Of Destiny)
-----------------------------------
"Kau masih belum memberitahu orangtuamu?"
Pria itu menggeleng. Tubuhnya sesekali meringis kesakitan akibat infus yang baru saja menempel di punggung tangan kirinya. Ditambah lagi hari ini dia sudah melakukan transfusi darah ketiganya. Entah kali keberapa benda - benda tajam itu menyentuh tubuhnya yang tampak lebih kurus.
"Kau memang sudah tidak waras, Jungkook."
Jeon Jungkook lantas tersenyum tipis. Tae Hee sejak tadi menemaninya di ruangan yang kini akan menjadi tempat Jungkook berdiam diri sampai waktu yang tak ditentukan.
Tiga hari setelah kedatangan terakhir Jungkook ke rumah sakit kala itu, tiba - tiba dia kembali dan mengatakan bersedia dirawat serta menjalani pengobatan. Tentu saja Tae Hee lega. Namun, semuanya berubah saat dia tau bahwa ternyata Jungkook belum memberitahu keadaannya pada siapapun. Pria itu masih saja egois dan keras kepala. Setiap kali Tae Hee berusaha memberitahu orang tua nya, Jungkook selalu berkata dia yang akan memberitahu mereka ketika waktunya sudah tepat.
"Noona tidak bekerja?"
Tae Hee yang sempat merasa kesal, lantas memalingkan wajahnya menatap pemuda yang kini tengah terbaring lemah itu. Sekesal apapun dia dengan Jeon Jungkook, tetap saja Tae Hee tidak bisa mengabaikan suara lembut yang memanggilnya 'noona'. Kemudian dengan sedikit kesal Tae Hee menjawab pertanyaan Jungkook.
"Aku sedang bekerja sekarang."
"Pasienmu bukan hanya aku, seosaengnim."
"Memang tidak hanya kau. Banyak yang harus aku tangani. Jadi, berhenti membuatku khawatir, bocah."
Lagi - lagi dengan suara lemahnya Jungkook tertawa. Dia tidak pernah ingin membuat siapapun khawatir. Saat ini mungkin menjadi titik terlemah bagi tubuhnya. Jungkook bahkan tak bisa menahan kesakitan itu seperti yang selalu ia lakukan. Rasanya tubuh Jungkook sudah mencapai limit untuk bertahan.
Mengenal Alprazolam diusia yang masih begitu muda dan mengkonsumsinya bersamaa alkohol terlarang menimbulkan beberapa kerusakan fatal di tubuh Jungkook. Darimana dia mendapatkan obat dan alkohol itu? Jawabannya mudah saja. Jungkook bisa membelinya pada bandar yang tidak pernah pandang usia, apalagi jika ditawarkan puluhan juta won.
Kini ginjal Jungkook sudah hampir tak mampu lagi bekerja, kerusakan di beberapa sarafnya juga semakin parah, dan yang terbaru, jantungnya semakin lemah dan tak mampu memompa darah dengan baik. Itulah kenapa Jungkook harus rutin melakukan tranfusi darah dan kemoterapi. Semua rasa sakit itulah yang ditahan pria itu selama bertahun - tahun.
Jika saja Jungkook tidak menolak permintaan Tae Hee untuk terapi dan menerima pengobatan kala itu, mungkin semua ini masih bisa diatasi. Tubuhnya tak akan rusak separah ini. Seringkali Tae Hee menyalahkan dirinya karena tak pernah bisa tegas pada Jungkook. Namun, pria itu selalu mengatakan jikapun Tae Hee memaksanya, dia tetap tidak akan mau. Jungkook punya hak untuk memutuskan semuanya.
"Hasil transfusinya sudah keluar satu jam yang lalu."
"Benarkah?"
Tae Hee mencoba memberikan amplop coklat berisi hasil laboratoriun dan transfusi ketiga Jungkook. Dari raut wajahnya, Jungkook sudah tau apa yang akan ia dapatkan. Maka pria itu memilih menolak amplop yang diberikan Tae Hee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loss Of Destiny || MYG [Completed✔]
FanfictionCast : -Choi Hyunmi -Park HaNa -Min Yoongi -Jeon Jungkook -Others Pertemuan kita bagaikan semilir angin yang datang dan pergi sesukanya. Kadang terasa sejuk dan mampu mengukir senyuman. Namun, juga mampu menusuk dalam hingga meremukkan tulang. Jika...