Dalam kisah kita, aku dan kamu mungkin adalah awal. Tapi tidak semua permulaan akan menjadi akhir
(Loss of Destiny)
----------------------------------------------
[Hyunmi PoV]
Jika menoleh ke belakang, aku seperti melihat sisi lain yang egois dalam diriku. Seberapa pun menyakitkan rasanya berkali-kali kehilangan, aku semakin merasa betapa jahatnya menjadi yang paling egois. Bagi orang lain bahkan diriku sendiri. Saat masalah datang silih berganti, aku hanya berdiam diri sambil sesekali mengadu pada Tuhan betapa tidak adilnya hidup yang sedang aku jalani. Padahal semakin aku berdiam diri tanpa menyelesaikan apapun, aku hanya menarik banyak orang untuk ikut merasakan kesakitan bersamaku dan bersikap menjadi yang paling lemah. Selama ini, aku hanya tidak bergerak dan berakhir pada tempat yang sama lagi.
Misalnya kembali pada potongan kenangan beberapa bulan lalu di tempat ini. Dengan orang dan tempat yang sama, namun suasana yang begitu aneh. Hembusan angin luar berasal dari pintu yang sengaja dibiarkan terbuka, tak ada apa-apa dibandingkan dinginnya perasaan aneh yang menjalar di tubuhku sekarang.
Memandangi punggung yang tampak tidak begitu lebar namun dengan proporsi yang sempurna itu tengah sibuk, menciptakan sensasi baru namun menyakitkan pada tubuhku. Suara desisan minyak penggorengan yang siap menciptakan cita rasa nikmat bahkan tak pernah senyaring ini terdengar. Aku terpaku. Menyaksikan tubuh yang kini membelakangiku sibuk bergerak ke sana kemari dengan santai. Membawa diriku pada kenangan lama beberapa waktu silam, tentang betapa indahnya pemandangan ini ku nikmati sendirian.
Seakan menyisakan satu tempat besar dalam otakku untuk menyimpannya dan tak akan kubagikan pada siapapun di dunia ini. Pemandangan indah ketika seseorang yang kupikir begitu kucintai melebihi apapun sibuk membuat makanan pertamanya untukku. Berbekal resep abal-abalan yang dia dapatkan di internet, dengan penuh kepercayaan diri tangannya sibuk bekerja dan menghancurkan dapur.
Aku ingat, sundubujjigae pertama buatannya dengan cita rasa yang belum pernah kurasakan seumur hidup. Entahlah, hanya seperti air garam yang diberi tahu dan bahan-bahan laut lainnya. Bahkan aku masih bisa merasakan rasa laut di sana. Tapi, rasa itu entah kenapa terasa begitu nikmat saat dia memberikan senyuman paling percaya dirinya padaku, hingga kami berakhir diare di hari selanjutnya. Memang cinta itu sangat buta. Jatuh cinta pada waktu itu rasanya begitu menggelitik.
Aroma harum yang menyeruak dalam penciumanku membawa pergi kenangan itu. Tergantikan dengan sepiring nasi goreng dengan topping makanan cepat saji -bakso dan sosis- di atasnya. Semakin membuat cacing-cacing gila dalam perutku menari saat piring itu benar-benar tepat berada di hadapanku, bersamaan dengan presensi lain di seberang sana. Dia pun sama, dengan begitu tenang duduk di kursi lain lengkap dengan sepiring nasi goreng lainnya.
"Aku sungguh tak akan meracunimu kali ini."
Suara tenang miliknya masuk begitu saja dalam pendengaranku. Seolah menciptakan alunan perintah bagi tanganku untuk mulai menggerakkan sendok itu. Mengunyah perlahan butiran nasi berbumbu itu hingga detik selanjutnya kurasakan rasa perih dari perutku. Makanan pertama yang aku masukkan sejak kemaren malam. Bayangkan saja bagaimana protesnya lambungku saat ini.
"Kapan terakhir kali kau gunakan alat pencernaanmu itu untuk bekerja?"
Aku menoleh. Menatapnya sedikit bingung. Aku hanya makan sepotong ayam goreng yang Sooyoung beli semalam dan secangkir cokelat panas. Itu artinya lambungku tak bekerja lebih dari 12 jam yang lalu. Gila juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loss Of Destiny || MYG [Completed✔]
FanfictionCast : -Choi Hyunmi -Park HaNa -Min Yoongi -Jeon Jungkook -Others Pertemuan kita bagaikan semilir angin yang datang dan pergi sesukanya. Kadang terasa sejuk dan mampu mengukir senyuman. Namun, juga mampu menusuk dalam hingga meremukkan tulang. Jika...