PART 5 || Turnamen.

134 14 0
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu telah sampai. Hari dimana turnamen bola basket diadakan.

SMA 1 IRLANGGA

bis yang mengankut anak-anak basket termasuk Alfin perlahan memasuki kawasan Irlangga.

semua siswa/i telah menanti didepan kelas, lapangan, dan tempat parkir.

Pekikan dari para siswi mulai terdengar saat melihat Alfin dan anak-anak lain turun dari bis.

Mereka tidak langsung tanding, mereka diarahkan ketempat khusus yang sudah disediakan disini untuk menyiapkan mental mereka sebelum bertanding.

"Eh, mereka udah nyampe katanya," seru Devi dan langsung duduk disamping Thea.

"Iya tau," jawab Thea lalu menyedot minumannya.

Mereka sedang berada dikursi tempat akan diadakannya basket nanti. Meski belum mulai, tapi semua warga Irlangga sudah memenuhi lapangan. Ada yang dilapangan bahkan dibalkon kelas atas.

"Sumpah, mereka tuh ganteng banget. Apalagi yang rambutnya agak blonde itu. Matanya warna abu-abu," seru Devi lagi, dan yang tengah dibicarakan Devi adalah ... Dimas

"Ok. Tanpa menunggu lebih lama lagi, mari kita mulai pertandingannya!" ucap pak Mamat ditengah lapang dengan memegang mic setelah itu menepi kepinggir lapang

Sekedar info, pak Mamat itu guru olahraga di SMA Irlangga ini.

Wuuhh!! prok.. prok.. prok!

Suara riuh dan tepuk tangan mulai terdengar saat anak-anak basket sekolah Irlangga memasuki lapangan. Suara para cowok lebih dominan dari cewek disini.

Aarrghh!!!

Sekarang terdengar suara teriakan histeris dari semua siswi disini. Anak-anak basket Kencana mulai memasuki lapangan.

"omg! Tuh cowok Kencana ganteng banget sih! Arrg!"
"Boleh dibungkus gak!?"
"Ganteng, aku boleh minta nomer kamu gak?"

Begitulah pekikan dari para siswi disini.

Tak bisa dipungkiri bahwa Thea hampir saja teriak jika ia tidak menggigit bibir bawahnya. Devi dan Nesya dari tadi sudah menjerit seperti orang kesurupan.

Ada satu objek yang membuat pandangan mata Thea tidak bisa lepas darinya. Cowok dengan rambut abu-abu dan agak lebat, mata hitam tajamnya. alis tebal. bibir tipis merah merona. Ugh ... sungguh menggoda, eh. Dan jangan lupakan rahangnya yang kokoh itu, seperti pahatan patung dewa yunani. perfect!

Deg!

Mata hitam tajam Alfin bertemu dengan mata coklat madu milik Thea. Entah kenapa pasukan oksigen disekitar Thea terasa menipis hanya dengan melihat matanya!

Thea pov~

Sumpah demi apa apaun itu! Gue kenapa sih?! Gue tadi nahan nafas loh, cuma gara-gara dia natap gue!!

Dan cowok tadi ngalihin matanya kearah lain.

Kok gue jadi sedih ya? tapi gue seneng juga. Gue kenapa sih? gue yakin sekarang muka gue udah kayak muka Fikri yang tolol itu.

Alfino

Kok jantung gue jadi jedag-jidug ya? Gue kan cuma nyebut namanya aja yang ketulis dibelakang bajunya.

Pritt!!!

Wasit baru aja niup peluitnya. Semua orang disini balik riuh. Tapi gue kayak gak denger semua teriakan mereka, kayak masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Gue dari tadi cuma mandang cowok yang bernama 'Alfino' itu.

ALFINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang