PART 6 || Mata

124 12 0
                                    

"Kenapa gue mesti naik sepeda sih?" gerutu Thea kesal.

Thea naik sepeda kesekolah karena mobilnya mogok ditengah jalan. Dan perbaikannya membutuhkan waktu lama sementara kelas akan dimulai dalam 20 menit lagi.

Thea menyewa sepeda dari akang-akang bengkel tadi,dan kenapa Thea tidak menelfon sahabatnya? karena nomor mereka semua tidak aktif. Feri?gak mungkin. Thea menelfon Feri sama saja bohong. karena anak itu selalu bangun siang dan telat. Dia bangun pagi hanya karna ada maunya

"Iss.. mana jalanan sepi lagi," omel Thea karena jalan yang ia lewati lumayan sepi dan banyak rumput menjulang tinggi.

Bugh!

"Apaan tuh?" bisik Thea karena ia samar-samar mendengar suara orang dipukul? entahlah Thea tidak tau.

"Bodo ah,mending gue cepet kesekolah," Thea berusaha tidak peduli,namun saat mendengar suara pukulan dan rintihan itu,ia jadi tidak tega.

"Iss.. menyebelin. Napa juga gue mesti denger sih," gerutu Thea dan meninggalkan sepedanya untuk melihat suara itu berasal. Thea mulai memasuki semak belukar dan mendapati seorang cowok terbujur lemas dan didepan cowok itu sudah ada 3 cowok lain. Satu dari mereka akan melayangkan senjata tajam pada cowok yang terbujuk lemas penuh luka itu.

Mata Thea membulat sempurna. Bagaimana bisa ia melihat orang yang akan menjemput ajal?dengan mata kepalanya sendiri. Itu akan jadi kenangan paling buruk dihidup Thea bila hal itu benar-benar terjadi.

"Berhenti!" Thea berteriak dan saat ketiga cowok itu menoleh Thea langsung melempar batu yang cukup besar hingga mengenai pelipis cowok yang akan menyerang tadi.

Cowok itu menatap Thea penuh amarah dan selidik. Sedangkan Thea mulai merutuki perbuatannya sediri.

Terlihat cowok itu menujuk Thea dengan dagunya pada kedua temannya dan temannya mengangguk seolah mengerti.

"Hai cantik,tersesat ya.. " goda cowok berambut jambul dengan tindik ditelinganya.

"Gak!pergi kalian," ucap Thea sambil terus mundur sedangkan kedua cowok itu terus maju.

"Ha?pergi?gak salah denger?kan cantik baru gabung.. kok kita malah diusir?haha.. " goda cowok satunya lagi,yang berambut blonde itu.

Sementara cowok yang membawa pisau tadi hanya tersenyum sinis melihat adegan didepannya. Ia membelakangi cowok yang terbujur lemas itu

Bugh!

"Bangsat!" umpat cowok itu karena cowok yang lemas tadi bangkit lagi dan memukul'nya dari belakang.

Thea sedikit terkejut dengan penampilan cowok itu. Rambut acak-acakan dengan wajah penuh luka. Bahkan seragam sekolahnya sudah lusuh karena debu.

Deg!

Mata itu,Thea seperti mengenal mata itu. Mata hitam tajam dengan rambut abu-abu. Tapi siapa?

"Kurang ajar," ujar cowok blonde tadi dan langsung memegang lengan Thea dibantu temannya yang tadi.

"Arg.. lepasin!" Thea berusaha melepas kekuhan mereka. Namun apa daya,tenaga mereka lebih besar dari Thea.

"Masih kuat ternyata," cowok tadi berdecih meremehkan sedangkan cowok yang penuh luka itu hanya diam. mungkin ia kelelahan dalam menghadapi mereka.

Tanpa sepengetahuan mereka,cowok tadi mengeluarkan 2 bom kecil dari saku celananya. Itu seperti granat tapi bila dibantik ketanah akan mengeluarkan asap tebal.

Bum!!

"Uhuk apaan nih?" ketiga cowok tadi langsung kalang kabut melihat asap begitu banyak sehingga menutupi pengelihatan mereka.

ALFINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang