WARNING!! AREA BAWPER!!
Author tidak bertanggung jawab buat para jomblo yang mengalami penyakit ini.😂***
"Alfin?"
Thea masih mencerna apa yang di lihatnya itu benar atau tidak. Thea berharap ia bukan hayalannya!
"Lo gak ngehayal. Ini bener gue," ujar Alfin.
Yah.. Thea tidak menghayal. Ini benar Alfin. Dia benar-benar Alfin.
Thea menitihkan air matanya sambil berlari menyerbu Alfin. Ia memeluk Alfin dengan erat, menumpahkan semua kegelisahan dan kekhawatirannya disana. Alfin sangat tidak masalah dengan Thea yang menangis di dadanya sampai membuat bajunya basah, ia malah makin mempererat pelukannya lagi.
"Alfin, hiks," racau Thea yang sepertinya masih belum percaya kalau di depannya adalah Alfin.
Alfin melonggarkan pelukannya saat merasa Thea sudah lebih baik. "Hei, jangan nangis dong. Kayak anak kecil tau gak," ejek Alfin sambil menangkup dan mengusap air mata Thea.
"Hiks, kamu mah gitu," sebal Thea dengan memukul pundak Alfin kecil.
"Ouh.. jadi aku-kamu nih?" goda Alfin. Entahlah, ia akhir-akhir ini merasa sangat senang bila menggoda Thea.
"E.. ya gak juga.. maksudnya, ck! Udah bodo ah!"
"Haha.." tawa Alfin pecah saat melihat pipi Thea yang bersemu merah.
"Thea? Kamu di sini?"
Sekarang suana menjadi hening. Alfin dan Thea melepaskan pegangan satu sama lain saat mendengar suara Dika.
Dika keluar dari balik pintu dengan Indri yang menggandeng lengannya. Dika sadar kalau orang lain disini. Ia hanya menatap Alfin tanpa ekspresi, dan Alfin juga menatap mata Dika.
"Eh, ada Alfin. Masuk dulu yuk," ajak Indri ramah.
"Makasih Tante, tapi gak perlu. Saya masih ada urusan, permisi," pamit Alfin kepada semuanya.
Alfin menatap satu-persatu dari mereka, sampai pandangannya jatuh ke Thea. Thea memandang Alfin seolah mengatakan 'jangan pergi'.
Alfin berjalan menjauh dari Thea. Jujur! Sebenarnya ini juga sulit untuknya.
"Tunggu," ucapan Dika membuat langkah Alfin terhenti. Ia kembali berbalik menatap Dika.
"Mau kemana?"
Alfin mengernyitkan dahi bingung. Kenapa Dika bertanya itu? Alfin pikir Dika tidak akan menghentikannya untuk pergi karena ia tidak mau Thea berdekatan dengannya.
"Kau tidak ingin masuk?" tanya Dika sekali lagi. Bukan hanya Alfin yang bingung dan heran. Thea juga merasa terkejut dengan ayahnya ini, Thea fikir Dika tidak akan mengijinkannya untuk kembali menemui Alfin.
"Maaf om, bukannya saya menolak. Tapi.. bukankah om sendiri yang meminta saya untuk menjauhi Thea?" tanya Alfin yang masih belum paham dengan alur bicara Dika.
"Kapan saya bilang? Saya tidak pernah bilang ke kamu kalau kamu tidak boleh mendekati putri om," balas Dika yang memang secara logis, Dika tidak pernah bilang kalau Alfin tidak boleh mendekati Thea.
"Ayo, masuklah," ajak Dika. Sebelum ia pergi, ia sempat menatap Thea dengan tersenyum. Thea juga membalasnya dengan tersenyum.
"Thea, ajak Alfin kedalam gih," pesan Indri sambil tersenyum, lalu masuk kedalam mengikuti Dika.
Thea langsung menatap Alfin dengan senyum lebarnya. Alfin juga tersenyum sendat dengan lebar, seolah tidak percaya dengan apa yang baru ia dengar. Dika tidak melarangnya untuk mendekati Thea? Ohoho.. sungguh ini menajubkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFINO
Novela Juvenil[JUDUL AWAL The Prince Escape] Cover by @Sha_Yap16 *** Alfino Putra Danuandra, cowok gengster yang keras kepala namun tetap disukai karena paras tampannya. Ia memiliki 2 orang sahabat, Dimas dan Dirga. Mereka bertiga memiliki masalah yang sama, oran...