"Thea?" panggil Indri sambil mengintip ke dalam kamar Thea.
Lagi. Kamarnya gelap. Kebiasaan Thea dari dulu bila sedang frustasi.
Indri mencoba mendekat pada Thea. "Sayang, turun yuk, Nak. Tuh, temen-temen kamu udah pada nungguin, loh," bujuk Indri lembut sambil mengelus rambut Thea.
"Bentar lagi, Ma," lirih Thea sambil memandang lurus ke depan. Tatapannya kosong.
Indri hanya bisa menghela nafas. Sepertinya ia tahu kunci jawabannya.
"Thea! Yuhu.. I'am coming.." seru Devi yang langsung nyelonong masuk kedalam kamar Thea. Namun kalimatnya melambat ketika melihat Indri juga ada di situ.
"Eh, Tante. Ehe ... maaf ya, Tante, terlalu bersemangat jadinya kek gini. Hehe...." ujar Devi meminta maaf sambil nyengir.
"Gapapa kali, kamu kayak baru kenal Tante aja," goda Indri dan Devi hanya bisa tersenyum tipis.
Indri bangkit dan berjalan menjauh menuju Devi, menyentuh lembut pundaknya lalu berkata. "Tolong bujuk Thea ya, Devi," pinta Indri berbisik pada Devi.
Devi tersenyum dan mengangguk. "Pasti tante."
Setelah itu Indri keluar dari kamar Thea dengan menutup pintu secara lembut dan anggun.
After than...
"Woy! Diem-diem bae, ini kan sweet seventeen lo Thea. Hari yang paling lo nanti. Lo inget gak dulu pas kita masih SMP? Lo bahkan sampek halu mau dekor acaranya kek gimana. Dan parahnya lagi lo sampek halu mau undang BTS kerumah lo," cerca Devi panjang lebar sambil kembali memutar memorynya.
"Hari ini udah tiba, Thea. Lo mau ngapain masih tetep disini, sih? Acaranya di luar woy, kalo lo lupa. Bukan di kamar lo. Percuma lo adain pesta tapi yang ngadain cuma nonton belaka. Lo mau ngebiarin Chandra sama Fikri ngabisin makanan bahkan sebelum acaranya di mulai?"
"Anjir. Gue ngebacot panjang lebar tapi masuknya telinga kiri keluar telinga kanan," ujar Devi sambil menatap Thea yang sepertinya mulai agak sadar.
"Bener-bener, ya. Kita nyariin kalian dari tadi, eh ternyata rumpi disini," ujar Feri yang menyembulkan kepala di balik pintu.
"Thea!!" seru Nesya langsung mendobrak pintu yang ditahan Feri. Cowok itu sedikit berjengkit kaget karena ulah Nesya yang sekarang sudah berstatus 'pacarnya'.
Nesya masuk langsung memeluk Thea.
"Happy sweet seventeen, Thea, kadonya entar gue kasih." ucap Nesya sambil melepas pelukannya. Thea tersenyum untuk membalas.
"Gak buruk," puji Devi yang melihat penampilan baru Nesya.
Rambutnya yang tadi sudah di gunting-gunting oleh Areta, di tata kembali menjadi rapi. Rambutnya yang dulu panjang sepinggang sekarang sudah pendek hanya sebatas bahu.
"Ya iyalah. Gue di model gimanapun caranya tetep aja cantik," balas Nesya dengan PDnya.
"You look so beautifull," puji Feri sambil merangkul Nesya. Feri mendekatkan wajahnya kearah Nesya, tapi Nesya menghindar sehingga Feri hanya bisa menjangkau lehernya saja.
"Ehem! Anjir. Dunia serasa milik berdua. Kita mah apa, cuma numpang," seru Devi mengejek dua sejoli di depan mereka yang sedang kasmaran ini.
"Iri bilang bosq," ejek balik Feri dengan menatap Devi nyalang.
"Gue doain kalian bahagia terus, ya?" ujar Thea dengan senyum manis, walaupun pikirannya masih melantur kemana-kemana.
Feri tersenyum membalas, berbeda dengan Nesya yang pandangannya mulai sayu.
"Thank you ya, The. Eh?" ucapan Feri terhenti karena Nesya tiba-tiba melepas rangkulannya.
"Thea ... lo gak papa?" tanya Nesya khawatir sambil mendekat ke arah Thea.
"Ha? Gapapa kok," sela Thea cepat sampai tidak merasakan kalau air matanya sudah turun kebawah.
"Lo nangis?" kaget Nesya sambil menghapus jejak air mata Thea.
"Nangis? Emang iya? Enggak kok," sela Thea dengan mengusap air matanya cepat.
"Udah, kita turun yuk. Feri! Lo jaga Nesya. Awas aja lo bikin dia nangis," ancam Thea pada Feri. Tapi dia sendiri merasa dejavu dengan ucapannya sendiri.
"Ouhh.." Nesya langsung memeluk Thea karena merasa terharu dengan ucapannya.
"Lo cemburu sama gue?" sangka Feri sambil membulatkan mata tidak percaya.
"Ya gak lah! Bego banget sih lo!"
***
"Hai Thea, happy sweet seventeen, ya."
"Happy birthday ya, Thea."
"Makasih udah undang ya, The."
Begitulah sapaan yang diterima Thea saat ia baru turun di taman belakang rumahnya. Thea hanya mengangguk dan tersenyum untuk menjawab.
Thea memeluk dan mengusap dirinya sendiri karena udara malam ini cukup dingin. Sedangkan ia hanya memakai gaun tanpa lengan dengan bawahan sebatas lutut. Gaun yang ia pakai berwarna pink dengan pita merah yang melingkar di pinggangnya.
Pikirannya tidak bisa tenang dari tadi. Entahlah, seperti ada yang mengganjal di otak dan hatinya. Ia tidak bisa tenang!
"The, ayamnya abis! Ada lagi gak?" teriakan Fikri berhasil membuyarkan lamunan Thea.
Thea menengok ke samping, tepatnya di pojok tempat semua makanan di hidangkan.
"Makan mulu lo. Ada kan ya, The?" kini giliran Chandra yang bertanya sambil menjitak kepala Fikri.
"Anjir. Lo sendiri juga makan terus dari tadi."
Thea tidak menghiraukan mereka berdua. Ia masih melamun. Mencoba mengontrol emosinya. Kepalanya seperti terasa begitu berat.
"Dia ulang tahun hari ini," ujar Dimas pada Alfin di seberang sana.
Alfin sedang berada di basecamp untuk menenangkan pikirannya. Pikirannya sangat kacau. Sama seperti Thea. Ia juga tidak mengerti kenapa ia segelisah ini.
"Siapa?" respon Alfin yang seperti sudah agak sadar dari lamunannya.
"Thea," Alfin langsung memandang Dimas, menuntut penjelasan dari mulut cowok itu.
"Gue dikasih tahu sama temennya. Kalo gak salah namanya namanya--"
"Devi," panggil Thea sambil mendekat pada Devi yang sedang mengobrol dengan temannya yang lain.
Devi menjauh untuk bisa berbicara leluasa dengan Thea. "Gue udah gak tahan, Dev," ujar Thea tiba-tiba.
"Ha?" heran Devi.
"Dia gak mau lepas dari pikiran gue. Dan gue harus ketemu sama dia biar semua beban di kepala gue hilang," seru Thea frustasi.
"Lo kenapa sih?"
"Gue harus nemuin dia sekarang juga."
Thea langsung pergi meninggalkan Devi yang masih terheran-heran. Thea tidak peduli. Yang ia pikirkan hanyalah bagaimana cara untuk menemui seseorang yang terus memenuhi pikirannya saat ini.
Thea kurang sedikit lagi akan menyentuh gagang pintu rumah utamanya. Dan saat ia membuka pintu, Thea membulatkan mata tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
"Alfin."
Bersambung...
Huhu.. maaf ya pendek.. gak sampek 1k wordsnya😅
Gimana? Suka gak?
Kalo ada typo ingetin ya..
Maaf kalo ceritanya agak GJ atau mungkin aneh, lebay, alay lah.. terserah deh.. yang penting aku udah up😥
Nantikan kelanjutan cerita.. tenang.. aku gantungnya gak lama kok, karna aku tahu.. di gantuin itu gak enak😩
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFINO
Novela Juvenil[JUDUL AWAL The Prince Escape] Cover by @Sha_Yap16 *** Alfino Putra Danuandra, cowok gengster yang keras kepala namun tetap disukai karena paras tampannya. Ia memiliki 2 orang sahabat, Dimas dan Dirga. Mereka bertiga memiliki masalah yang sama, oran...