PART 8 || Menyusup

109 11 0
                                    

Kringg!!!

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Semua murid bersorak gembira. Berbeda dengan Thea yang sedari tadi sudah berkeringat dingin.

"Rencana lo aneh Dev, gak jadi deh," tolak Thea saat sudah mendengar rencana Devi yang aneh dan antimenstrem itu.

"Jangan gitu dong, kalo udah maju jangan mundur," cerca Devi.

"Lo pikir ini medan perang apa?"

"Lo pada jadi guys?" tanya Nesya yang sudah beranjak ingin pulang.

"Ya jadi dong," seru Devi semangat, entah apa yang membuatnya begitu semangat.

"Huh.. terserah lo pada deh. Gue pulang guys. Good luck!" ucap Nesya dengan mengehembuskan nafas kasar lalu mengepalkan tangan keudara, memberi semangat.

"berangkat.. " seru Devi seperti menirukan suara akang yang difilm tukang ojek itu.

Devi berhenti karena ia seperti jalan seorang diri. Dan benar saja saat ia membalikan badan, Thea masih mematung di tempat.

"Iss.. ayo!" paksa Devi sambil menarik tangan Thea keluar kelas.

SMA 2 KENCANA

glek!

Thea menelan saliva susah payah. Kini ia bimbang, antara masuk atau tidak. Hatinya juga tidak menentu, ia antara senang dan takut. Entah kenapa Thea jadi seperti ketagihan dengan tatapan mata hitam dan tajam itu lagi.

"ID gue bodoh ya?" gumam Devi tapi Thea masih bisa mendengarnya.

"Lah, baru nyadar nih bocah. ID lo itu bodoh pakek banget! dan kenapa kita mesti pakek baju cowok coba?" kesal Thea pada Devi, apalagi mereka memakai pakaian cowok!

Thea memakai celana jeans hitam panjang dengan sobekan dibagian lutut, lalu dibalut kaos putih dan dilapisi jaket jeans biru toska. Tak lupa juga topi yang menutupi rambut panjangnya.

Devi? ia memakai celana jeans biru panjang, hoodie putih dan dilapisi kemeja kotak-kotak hitam dan biru. Devi juga pakai topi.

Untuk menyempurna, mereka sama sekali tidak pakai make up. Tapi tidak mengurangi kadar kecantikan mereka.

"Kita balik aja ya?" ucap Devi hendak melarikan diri. Ia sudah mengambil ancang-ancang untuk berlari, tapi ditahan oleh Thea.

"Eits.. mau kemana? gak! lo yang buat ID lo yang mundur. Ada yang pernah bilang, sekali maju jangan mundur!" tekan Thea menyindir Devi.

"Huh! iya-iya," Devi akhirnya pasrah dengan takdir

"Kalian siapa?"

Deg!

Ketahuan. Thea dan Devi menoleh kesumber suara dengan perlahan.

"Ehem! maaf kak, kita disini cuma mau nonton kalian main basket," ucap Thea dengan nada diubah menjadi lebih berat seperti cowok. Thea rasanya ingin hilang saja dari muka bumi ini. Andai ada mantra harry potter dan ia punya tongkat yang dapat menghilangkan diri, pasti sudah ia lakukan dari tadi.

"Itu Dimas," bisik Devi ditelinga Thea dan Thea hanya membulatkan bibir, mengerti.

Dimas melipat dahi bingung.

"Kalian dari mana? atau kalian dari sini? kelas 10?" tanya Dimas, karena tidak mungkin kelas 11. Dimas tidak pernah melihat wajah mereka bila mereka kelas 11.

"Em.. i-iya kak. Kita kelas 10," kali ini Devi yang menjawab dengan suara berat nya.

Lumayan--batin Thea.

ALFINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang