PART 34 || Kebenaran

84 6 4
                                    

Putar lagu surrender.

***

Semua terjadi begitu cepat tanpa diduga. Alfin memelankan larinya dan berhenti di bawa air hujan yang masih enggan untuk berhenti.

Hatinya mendadak terasa berat, seakan ada jangkar yang menariknya keluar dengan erat. Pria itu menoleh ke belakang dengan pandangan kosong. Apa yang terjadi?

Namun seorang Alfin tetaplah Alfin, ia menggeleng pelan dan kembali berbalik ke depan dengan tatapan yang masih sama. Egonya masih terus memaksa untuk bungkam. Ia bahkan tidak memikirkan seseorang yang tengah berjuang hidup dan mati dengan terus mengucap namanya.

"Alfin." Thea hanya terdiam kaku di dijalanan dengan kepala yang mengeluarkan darah segar. Beberapa orang mulai berkerumun mengelilinginya.

"Thea!" jerit Nesya yang membelah kerumunan. Ia memegang kepala Thea dan menaruhnya di pahanya.
"Alfin." Nesya langsung mengumpat dalam hati. Bagaimana bisa gadis bodoh di depannya ini masih memikirkan orang yang bahkan tak pernah memperhatikannya?!

Thea tak peduli, ia tak peduli, seburuk apapun kondisinya, ia hanya ingin bertemu pangerannya, cintanya. Ia sempat tersenyum singkat sebelum kegelapan merenggut kesadarannya.

***

"Bunda kecewa sama kamu, Alfin."

Alfin hanya bisa terdiam menatap bundanya yang tengah menangis dalam diam yang juga menatapnya.

"Kau sangat kekanakan! Bunda tidak suka," ucap Dahlia pelan dan terasa sangat menusuk di pori-pori Alfin.

"Kau akan menerima ganjarannya."

Perlahan gabut tebal menutupi pandangan. "Bunda," panggil Alfin dengan terus menyingkirkan asap di depannya.

Asapnya perlahan menipis dan menipis. Namun bukan Dahlia yang ia temui, melainkan Thea yang tengah terdiam menatap bintang di langit malam. Dress putihnya bertiup ke kanan dan ke kiri tanpa alas kaki.

"Thea?"

Alfin masih mencoba mendekat dan menerka. Disaat jaraknya hanya tersisa beberapa meter saja, gadis itu berbalik menampilkan Thea yang menangis dingin dengan senyum manis di wajahnya.

Alfin sontak terkejut dan berusaha menggapai gadis itu. Namun Nihil, ia menghilang dan tergantikan dengan kepulan asap.

"Hahaha.."

Pria itu menoleh ke belakang, ia melihat kedua sahabatnya juga dirinya tengah bercanda gurau.

"Lo tau tahu gak?"

"Apa?"

"Gak tauh."

"Lo GJ."

"Haha.."

Alfin masih melihat Dirga yang tertawa lepas seperti dulu bersama dengan Dimas.

Namun kebahagian fananya berakhir saat mereka hilang karena tumpahan air dari atas. Alfin mendongak dan menemukan Celina yang tengah tersenyum sinis memandangnya.

Perlahan dengan tempo yang cepat Celina menghampirinya bagaikan asap lalu dengan cepat menembus tubuh Alfin.

Bluss...

Sebuah jurang tanpa ujung menyambut. Semua kenangan dari masa ia lahir sampai sekarang terputar dengan jelas di kanan, kiri, depan, belakang, atas dan semua sisinya. Lalu pandangannya terkunci saat melihat Thea tertabrak bis. Waktunya berhenti, Thea memandang kedepan dengan mata membulat. Dan dengan sangat cepat waktu kembali berjalan sampai...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALFINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang