PART 29 || LULUS

80 9 0
                                    

"Anjir. Gue deg-degan ni," curhat Dirga disampingnya.

Hari ini adalah hari pengumuman dari hasil perjuangan mereka minggu lalu. Yah.. mereka semua akan menunggu hasil apa mereka lulus atau tidak.

"Woy! Gue deg-degan nih, gue berasa kayak kacang abon. Kasih respon kek, tenangin kek," sebal Dirga.

"Diem!" ujar Alfin dan Dimas dingin. Dirga mengulum bibirnya menahan kesal.

Dimohon kepada semua murid kelas 12 untuk berkumpul di lapangan sekarang juga.

"Ck, kenapa gak dari tadi aja sih?! Pas udah panas gini dikumpulin," decak Dirga kesal.

"Lo banyak ngeluh ya dari tadi. Lo takut item?" ejek Arif yang berada didekatnya.

"Bacot!"

Mereka semua berkumpul menjadi satu di tengah lapangan. Menunggu pengumuman yang sangat mendebarkan di jantung.

"Sebelumnya, saya mengucapkan terima-kasih kepada semua murid bapak yang sudah belajar dengan sungguh-sungguh kali ini. Dan bapak akan umumkan siapa yang lulus dan tidak."

Glek!

Hampir semua murid disini menelan ludah karena gugub. Banyak juga yang berkeringat, tapi itu semua tidak akan terlihat kalau itu keringat keguguban. Mereka akan mengira kalau itu keringat karena matahari yang sangat menyengat ini.

"Baiklah saya umumkan." Jeda sebentar. Dan jeda itu semakin membuat semuanya kalut dan gugub.

"Bahwa ... kalian."

"Tuh guru nyebelin banget sih. Tinggal ngomong aja susah," gerutu Dirga karena pak Bambang selaku kepala sekolah terus mengulur kalimatnya.

Sebenarnya bukan hanya Dirga. Kelihatannya sebagian dari mereka ada yang sependapat dengan Dirga. Dimas misalnya, cowok itu sedari tadi mengeraskan rahangnya menahan kesal.

"KALIAN SEMUA LULUS."

YEAAHHH... WUHH... LULUS...

Sorakan gembara terdengar dimana-mana. Alfin menghembuskan nafas lega, begitupun dengan Dimas. Dirga sedari tadi sudah berteriak-teriak seperti orang kesurupan.

"Dengar semua dengar kesini."

Semuanya perlahan senyap dan mulai mendengarkan ucapan pak. Bambang.

"Kalian boleh bersenang-senang. Tapi janji itu tidak merugikan diri sendiri dan masyarakat. Ingat! Tetap jaga baik nama sekolah kita. Jangan membuat ulah di jalan raya! Mengerti?!"

"MENGERTI PAK!"

"Baik. Kalian boleh bersenang-senang."

Setelah itu semua murid berpencar dan berkumpul dengan teman-temannya masing-masing. Ada yang bernyanyi, foto-foto, bercanda ria, ke kantin, bahkan untuk meminta tanda tangan pada most wanteed disini sebelum mereka pergi.

"Hai," sapa seseorang yang suaranya terdengar tepat di belakang tubuh Alfin.

Alfin berbalik untuk melihat orang itu. Dia lagi. Entah apa yang diharapkannya padanya.

"Apa?" tanya Alfin dingin. Pasalnya Celina terus-menerus mengejarnya, membuat Alfin eneg dan mencekik Celina saat itu juga kalau ia tidak bisa mengontrol diri.

"Em ... gak ada kok, aku cuma mau minta maaf sama kamu," ucap Celina yang entah itu tulus atau tidak.

"Hem," balas Alfin hanya dengan deheman. Setelah itu ia kembali fokus pada layar ponselnya.

Celina sedikit terkejut dengan ucapan Alfin. Rencananya tidak sesuai expentasi. Dia pikir Alfin akan luluh dan mau menerimanya lagi. Belum sempat cewek itu membuka mulutnya lagi, sudah dihadang oleh fans-fans Alfin.

"Hai Alfin, boleh minta tanda tangannya gak?"

"Sekalian nomor HPnya juga boleh."

"Boleh foto bareng gak?"

"Kamu mau jadi pacar aku gak?"

"Jadi suami aku mau gak?"

Pertanyaan-pertanyaan itu mulai disembur dari mulut para cewek-cewek centil di depannya sekarang ini. Alfin bahkan terlihat kualahan dan kebingungan karenanya.

"Stop!" ucap Alfin dengan penuh tekanan. Tapi percuma saja, semua gadis didepannya ini tidak mendengarkannya. Mereka sedang asyik mengambil foto Alfin tanpa ijin.

"Heii ... cap kaki tiga!" Seru Dirga yang tiba-tiba muncul di depan Alfin. Semuanya berdecak kesal dan mulai diam.

Alfin merasa Dirga dapat mengatasinya. Jadi ia memutuskan untuk pergi secara perlahan dari sana.

"Kenapa sih kalian pada ngerebutin Alfin? Nih ... bang Dirga siap buat menerima kalian dengan lapang dada."

"Huuuhhh..." ejek semuanya.

"Bodo lah. Daripada sama lo, mending gua sama Dimas noh. Uwuu ... Dimas ... I'am coming.." seru salah satu cewek dan mulai berlari menuju Dimas yang sedang berteduh dibawah pohon sambil memainkan ponselnya.

Semuanya sadar akan Dimas. Akhirnya, semua gadis itu berlari dan siap menerkam Dimas kapan saja mereka mau.

"Lah? Emang muka gue kurang apa sih? Kalo kurang gula bilang dong," gumam Dirga meratapi nasibnya.

Dimas yang mendengar seruan namanya akhirnya mendongakan kepalanya. Ia sedikit terkejut karena semua cewek itu mulai mendekat kearahnya.

Hanya satu yang harus kau lakukan Dimas. Lari!

***

"Alfin, tungguin," seru Celina yang ternyata mengikuti Alfin dari belakang.

Alfin berhenti secara mendadak, membuat cewek itu menubruk punggung tegapnya.

"Auw ... iss," ringisnya dengan mengusap jidadnya.

Alfin berbalik menatap Celina dengan wajah dingin.

"Sayang, dengerin ak--" ucapan Celina berhenti karena Alfin menyentak keras tangannya Celina yang berada di lengannya.

"Dengerin apa? Gue tahu, lo pasti mau minta balikan kan? Kenapa? Pacar lo itu udah bangkrut sekarang," sinis Alfin dengan nada dingin.

Celina diam. Tentu saja ia diam. Cewek itu tidak memiliki urat malu sekarang!

"Ta-tapi, ka-kamu masih cinta ka--"

"Gak!" potong Alfin cepat. "Jangan sekalipun lo berharap gue bakal kayak dulu lagi! Karna apa?" lanjut Alfin menggantung kalimatnya.

Alfin mendekati Celina dan membisikan sesuatu di telinganya. "Pertama, gue udah gak cinta lagi sama lo! Kedua, gue udah punya pengganti lo."

Tanpa mengatakan apapun lagi, Alfin segera pergi meninggalkan Celina yang membeku di tempat.

***

Alfino:
Aku tunggu di bukit.

Send!

Alfin menarik ujung bibirnya dan menaruh kembali ponselnya di saku celanannya.

Berjalan menuju parkiran dan menaiki motornya. Hari ini adalah puncak dari semua masalahnya akan berakhir. Ia hanya perlu mengatakannya saja. Hanya itu perlu mengatakan tiga huruf, yaitu.

I love you.

Bersambung...

Uwuuu.... gimana guys?😆

Aku sendiri aja deg-degan anjir nulisnya.. ok,

See you next part aja ya.. wkw.. bye😍😙

Btw, thanks for 1k readers😍

ALFINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang