PART 7 || Rencana.

119 10 0
                                    

"Pak, bapak bukain gerbangnya!" teriak Thea pada pak mamad, penjaga gerbang sekolah.

Yap.. Thea terlambat. Sekarang ia harus mengahadapi pak Mamad yang bersisikuh tidak mau dibukakan.

"Aduh.. gimana ya dek? kalo bapak bukain entar dimarahin, saya dipecat gimana?" tanya pak Mamad dengan wajah memelas.

"Aduh pak.. gak bakal ada yang tau. Udah buruan ah bukain," kekuh Thea sambil mendorong-dorong gerbang.

"Gak bisa non,"

Huh!masa gue mesti bukak identitas sih!--batin Thea mengeluh.

"Bapak.. bapak tau pemilik sekolah ini gak?" tanya Thea dilembut-lembutkan.

"Iya tau. Namanya pak .Dika kan. Kenapa emang?" tanya pak Mamad penasaran

"Bapak tau nama lengkapnya gak? kalo gak nama belakang deh..?" tanya Thea mulai tidak sabaran karena cuaca diluar sungguh panas.

"Nama belakangnya kalo gak salah cemel.. comel.. ck,pokoknya ada cemel cemel nya deh non,"

"Camelion pak," benar Thea sambil memutar bola mata malas.

"Nah iya itu. Kenapa emang non?"

"Bapak tau nama saya gak?"

"Enggak non,"

"Tolong sekarang bapak baca name bag saya dan liat baik-baik," ujar Thea sambil menarik name bag nya kedepan dan pak Mamad sigap membacanya.

"Thelia Mawardika Camelion," eja pak Mamad

Thea mengangkat kedua alisnya dan pak Mamad memandang Thea dengan pandangan sulit diartikan.

"Jadi non?" oh my god, seriously. Thea memukul jidat nya pelan sambil bersabar dalam mengahadapi pak Mamad.

"Nama pemilik sekolah ini kan pak Andika Camelion. Nama saya Thelia Mawardika Camelion, dan nama Camelion itu nama marga keluarga saya, jadi saya anaknya bapak," ucap Thea gemas dengan pak Mamad.

"Ouhh..."

What?!cuma dibalas-oh-aja?ya ampun, sabar lo The sabar.

"So.. bapak cepetan bukain atau saya bakal bilang sama bokap saya dan bapak bakal dipecat!mau?" ancam Thea dan berdoa semoga pak Mamad mau membuka gerbangnya.

"Yah.. jangan non. Iya-iya bapak bukain,"

Yes!!Thea bersorak dalam hati.

Sebenarnya Thea tidak ingin membuka jati dirinya yang sebenarnya. Semua teman-teman Thea tidak ada yang tau kalau Thea adalah anak pemilik sekolah. Yang tahu hanya Devi, Nesya, dan Feri

"Makasih pak," ucap Feri tiba-tiba datang dan merangkul Thea masuk kedalam.

"Fer, lo ngagetin aje sih!" seru Thea dan Feri hanya membalas dengan cengiran.

"Enak ya lo, langsung dibukain. Gue tadi mau lewat tembok belakang,terus liat lo,jadi gue nunggu lo," terang Feri.

"Tapi gue jadi ngerasa gak enak sama pak Mamad,"

"Udah.. lagian lo kan baru sekali make kuasa lo. Lagian percuma kalo punya kuasa tapi gak pernah dipakek. Rugi The.." Thea hanya mangut-mangut mendengarkan penjelasan Feri.

"Btw lo kok bisa telat? mana penampilan lo berantakan lagi. Tadi lo pakek sepeda gak sih? soalnya tadi gue liat lo kayak naik sepeda gitu," tanya Feri beruntun

Thea mengehela nafas sebelum menjelaskan. Kini mereka sedang melewati koridor kelas yang sudah sepi.

"long story. Udah ceritanya nanti aja, buruan kekelas. Nih jadwal siapa sih?" gerutu Thea.

ALFINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang