DOUBLE UP!!
Kalau ada salah kata, typo atau apapun ingetin ya guysq.. apalagi penulisan bahasa inggrisnya.. maklum, author gak terlalu jago-jago banget inggrisnya.
Happy reading!
***
Alfin bersiap menuju kampusnya. Lelaki itu keluar dengan jaket tebal miliknya. Suhu di kota London hari ini cukup dingin, ditambah awan mendung yang siap menurunkan ribuan tetes air hujan kapanpun. Ia memilih berjalan kaki daripada naik sepeda, itung-itung untuk berolahraga sekaligus melihat sekitar dengan lebih leluasa.
Tik! Tik!
"Shit!" umpatnya saat hujan mulai turun ke bumi sedikit demi sedikit. Alfin mulai berlari ke cafe di depannya untuk berteduh.
"Permisi, berapa harganya?"
"Dua dollar." Alfin segera mengambil dompet dan mengeluarkan kartunya. Ia membeli payung. Tidak mungkin juga kan dirinya berada disitu sampai hujan berhenti?
Alfin hendak pergi, namun sebelumnya ia terus memperhatikan hujan dengan seksama. Pria itu mengulurkan tangannya, menikmati setiap tetes air yang jatuh menimpa kulitnya.
Kemudian Alfin langsung membuka payungnya dan pergi menerobos hujan yang deras. Dan disaat itulah, di depan air mancur balai kota menjadi saksi bisu akan sebuah takdir.
Alfin membulatkan matanya tak percaya. Sekarang, di depannya? Orang itu tengah menikmati hujan dengan leluasa. Apakah itu dia? Tidak mungkin! Alfin tak bisa berkonsentrasi, dia bahkan seolah tak bisa menggerakan kakinya, otaknya menyuruh agar pergi, namun hatinya berkata lain.
Deg!
"Alfin?" Alfin menarik satu kakinya mundur. Ego telah mengusainya. Alfin bergerak mundur dan berjalan cepat menjauhi Thea. Seperti yang di duga, orang itu adalah Thea.
Alfin bahkan menjatuhkan payungnya tanpa memikirkan dirinya yang sudah basah.
"Alfin!" seru Thea dari belakang menyusul pria itu. Tapi sayang, suaranya seakan terendam bunyi hujan yang lebat. Pandanganya tidak jelas.
"ALFIN!" teriaknya sekali lagi, berharap suaranya akan di dengar oleh Alfin. Namun sayang, hasilnya nihil. Alfin bukannya berhenti malah semakin menjauh darinya.
Thea tersenyum dibalik sedihnya saat Alfin berhenti di zebra cross menunggu lampu merah. Ia langsung berlari menghampiri Alfin. Thea bahkan sampah mengucap sumpah serapah untuk pria itu, bagaimana bisa ada orang sekeras kepala layaknya Alfin!
Belum sempat ia menghampiri, Alfin sudah terlebih dahulu menyebrang.
"Aissh!--" umpat Thea dengan mempercepat larinya. Ia hanya tinggal beberapa langkah dari Zebra Cross, beberapa detik sebelum lampu hijau berubah jadi merah.
Saat disaat lampu merah menyala. Tepat saat Thea di tengah jalan, matanya membulat sempurna saat sebuah bus melaju dengan kencang ke arahnya.
"Alfin."
***
Yah.. pendek kali!😭
Cuma 300 wordsan..😭
maapkeun guys..
jangan lupa vote and comen ya😢
Dahlah.. btw ini aku bikinnya malem-malem loh..
Gak tanya.
Yodah deh..
See you next part..
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFINO
Roman pour Adolescents[JUDUL AWAL The Prince Escape] Cover by @Sha_Yap16 *** Alfino Putra Danuandra, cowok gengster yang keras kepala namun tetap disukai karena paras tampannya. Ia memiliki 2 orang sahabat, Dimas dan Dirga. Mereka bertiga memiliki masalah yang sama, oran...