PART 24 || Couple.

80 9 0
                                    

"Hei, jangan bengong dong."

Seruan Feri membuat Thea tersadar dari lamunannya.

"Maaf," ucap Thea.

Hari ini ia berangkat sekolah dengan Feri. Jika tidak, mungkin ia tidak akan mau untuk sekolah. Bukan tanpa sebab, Thea hari ini sangat malas untuk mengendarai mobilnya ke sekolah, dan supirnya sedang libur, sementara papanya? Tidak! Thea sedang tidak mau berinteraksi dulu dengan papanya.

Feri awalnya bingung, namun ia berusaha mengerti akan keadaan Thea. Thea akan cerita sendiri tanpa harus dipaksa bila dirinya sudah tenang.

Thea mulai naik ke motor sport Feri. Kemudian perlahan motor itu mulai menjauh dan hilang ditelan jarak.

***

Kelas begitu ramai hari ini. Tapi itu seakan tidak berpengaruh pada Thea. Telinganya seakan tuli. Ada sesuatu yang mengganjal di hati dan otaknya. Dan itu tidak bisa lepas sehingga membuatnya hampir menjadi gila!

"Thelia!" seru Devi.

Thea lagi-lagi melamun. Ia menatap ke arah Devi yang ada di depannya seolah bertanya 'apa?'

Devi mengangkat dagunya dan menunjuk pojok kelas, tepatnya di bangku Feri.

Thea mulai mengikuti arah yang ditunjuk Devi dan ... menemukan pasangan baru?

Di sana sudah terlihat Feri dan Nesya yang sedang mengobrol. Atau lebih tepatnya, Feri yang menggoda Nesya. Anehnya, kenapa Nesya mau? Pipinya bahkan sudah bersemu merah. Entahlah. Thea tidak ingin mencampuri urusan mereka.

"Gila ya ... si Nesya malu-malu tapi mau," cerca Devi yang masih melihat ke arah dua sejoli itu.

"YANG DI POJOK AWAS KHILAF."

"Ingatlah wahai saudaraku. Janganlah engkau berpacaran di pojokan, karena itu bisa mengundang syetan-syetan yang terdzolimi. Hadis quran surat .. surat berapa ya?" tanya Chandra pada Fikri setelah selesai berceramah.

"Nope!" umpat Fikri.

"Bacot!" umpat balik Feri pada Fikri dan Chandra.

"Lo berdua bener-bener kayak jelangkung ya! Dateng tak di undang pulang tak diantar," cerca Devi pada duo gesrek ini yang datangnya always mendadak.

"Kalo kita jelangkung lo apa? Mak rempit? Bwhahaha.." tawa mereka lepas bagai gas monoksida yang semburkan.

Devi tersenyum manis di sela-sela tawa mereka. Lalu ...

Plak! Bugh! Brak! Prang! Meong..

"Anju ... pantat gue."

"Masa depan gua, sshh.."

Ringis mereka berdua karena sudah di beri jurus simalakama oleh Devi.

"Bodo lah, mending gua gangguin yang di pojok sono," ucap Chandra yang masih meringis sambil memegang bagian selangkangnya yang sudah di tendang oleh Devi tadi.

Feri yang mendengar langsung menoleh ke Chandra dan mengangkat jari tengahnya cepat. Fuck you men.

"Dari pada kalian kuker, mending tolong bantuin gue buat sebar nih undangan," ucap Thea sambil mengelurkam semua undangan partynya dari kolong meja.

Thea tidak mengundang banyak orang. Ia hanya mengundang orang yang ia kenal saja. Entahlah, ini tidak seperti yang ia kirakan. Ulang tahun kali ini adalah yang paling dinantikan oleh dirinya beberapa tahun yang lalu. Dan saat waktunya tiba, huh ... jadi begini.

"Wuis ... bakalan makan gratis ini entar." seru Fikri kegirangan.

"Yoi. Shiap .. laksanakan."

Krik .. krik

ALFINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang