"Pa, papa tadi ngomong apa sama Alfin?" Serbu Thea saat Dika baru masuk.
"Masalah pria, kamu gak usah khawatir," ucap Dika sambil mengelus puncak kepala Thea, lalu segera berlalu menuju kamarnya.
"Udah sayang, kamu mandi sana. Kamu laper gak? Kalo laper mama masakin buat kamu," ujar Indri.
"Gak laper kok ma, Thea naik dulu," pamit Thea lalu berjalan menapaki anak tangga menuju kamarnya.
Thea melempar dirinya kekasur empuknya dan menatap langit-langit kamar.
Senyum manis terukir disana. "Tunggu aja Fin,"
Setelah itu ia menutup matanya, berenang dialam mimpi.
***
Alfin merenung dikamar apartementnya. Memikirkan percakapannya dengan Dika. Entah mengapa setelah mengatakan itu ia jadi gelisah.
Alfin merebahkan tubuhnya, yang semula duduk menjadi tidur. Sedari tadi ia memandang HPnya terus.
Ia membuka applikasi Whatsaap.
The, lo gpp?
Alfin menggeleng lalu menghapus pesan itu.
"Ck, gue kenapa sih?" Gusar Alfin sambil mengusap-usap rambutnya kasar.
Tak mau terlalu lama termakan suntuk, ia berdiri lalu mengambil jaketnya.
***
"Banyak masalah bro?" Tanya Riko saat Alfin sudah duduk didepan bar.
Yap.. Alfin sedang berada diclub tempat Riko bekerja. Walaupun tidak terlalu dekat dengan Alfin, ia sudah mengetahui segala sifat Alfin. Kalau ia datang kesini pasti sedang banyak masalah dan pikiran.
"Wisky satu," pesan Alfin.
Riko mengambil wisky pesanan Alfin.
"Sebotol aja, lo mabok gue yang repot lagi," oceh Riko.
"Pelit," celetuk Alfin tanpa melihat Riko, ia sedang sibuk membuka botol tercintanya.
"Gue bukan pelit, gue cuma gak mau lo mabok disini. Lagian lo kenapa gak ajak Dimas sama Dirga aja sih?"
"Bacot!" Umpat Alfin lalu meminum wisky itu langsung dari botolnya.
"Terserah lo deh," pasrah Riko lalu ia pergi untuk melayani pelanggan lainnya.
Alfin kembali dengan meminum minuman keras itu. Entahlah, ini sangat nikmat menurutnya. Lebih nikmat daripada madu.
Tiba-tiba dari belakang ada yang menepuk bahu Alfin keras, membuatnya hampir mati karena tersedak.
"Weh.. kebiasaan lo ya! Kesini gak ngajak-ngajak kita. Emang lo pikir kita apaan bambank!! Selir lo!" Oceh Dirga. Dan yah.. yang menepuk pundak Alfin tadi adalah Dirga.
"Bacot lo anjing! Untung gue kagak mati!" Sewot Alfin.
"Kenapa lagi? Bonyok?" Tanya Dimas lalu duduk disebelah Alfin.
Dimas mengambil wine yang diberikan permin lainnya. Walaupun dia cowok dingin yang terlihat baik, dia tetap manusia yang memiliki hasrat. Ayolah siapa yang tidak tergoda dengan minuman-minuman itu, minuman yang dapat menghilangkan semua masalah dalam sekejap.
Dirga? Dia sudah daritadi meminumnya. Kalau Dirga tidak terlalu tertarik dengan minumannya, ia lebih tertarik dengan para gadis disini. Di otak Dirga hanya ada, lampu disko, cewek dengan pakaian mengerikan, apalagi saat melihat mereka diatas lantai disko. Sungguh kejaiban yang tidak bisa dilewatkan-- pikir Dirga.
"Bukan," balas Alfin cepat. "Cewek," lanjutnya.
Alfin kembali memesan white wine, hampir sama seperti punya Dimas. Ohh.. kenapa cowok ini keras kepala! Riko sudah memintanya untuk meminum sebotol, tapi apa? Dia malah kurang.
"Cewek yang tadi sama lo?" Tebak Dimas dan Alfin mengangguk keras. Sepertinya ia sudah mabuk.
"Tuh cewek aneh banget tau gak, kadang manis, kadang nyebelin, kadang.. ah udahlah," racau Alfin.
Fine! Alfin, lo udah mabuk!
Dimas masih setia mendengarkan, ia rasa Alfin sedang jatuh cinta.
"Masalah lo dimana?" Tanya Dimas sambil menyeruput winenya.
"Masalahnya tadi gue nganter dia, terus bokapnya bilang gue mesti jauhin dia. Dan gue gak ngerti kenapa gue segelisah gini!" Seru Alfin.
"Bokapnya sendiri yang bilang?"
"Gak sih, cuma gue udah ngerti kalo dia minta gue buat jauhin Thea. Ya iyalah, keluarga Thea aja orang kaya, dibandingin sama gue,"
"Makanya lo balik kebokap lo!" Tekan Dimas.
"Gak! Gue gak bakal balik sama tua bangke! Biarin gue miskin bodo amat! Daripada kaya tapi duitnya dari dia!" Racau Alfin.
"Keras kepala," gumam Dimas.
Setelah itu mereka mengahabiskan waktu bertiga, atau lebih tepat berdua, karena Dirga sedang asyik berjoget ria dengan para gadis sexy disini.
Bersambung...
Ya ampun Alfin.. itu namanya lo jatuh cinta..
satu kata buat bang Dirga?
Fansnya Dimas?
Fansnya author?😗
Lanjut gak nich..😆
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFINO
Подростковая литература[JUDUL AWAL The Prince Escape] Cover by @Sha_Yap16 *** Alfino Putra Danuandra, cowok gengster yang keras kepala namun tetap disukai karena paras tampannya. Ia memiliki 2 orang sahabat, Dimas dan Dirga. Mereka bertiga memiliki masalah yang sama, oran...