Seruni hampir saja benar benar gila bagaimana mungkin hutang paman dan bibinya itu benar benar belum lunas sampai sekarang. Dan apalagi fakta yang baru beberapa menit ia terima, ia harus melunasi hari ini juga. Rasanya Seruni akan pingsan, ia duduk terkulai lemas di kubikel tempat kerjanya. Seruni yang pandai menutupi kesedihan dengan sifat ceria dan think smart yang biasa ia tebar di kantornya benar benar mengalami fase 3L. Letih, Lesu, Lemas.
"Mas Radit? Tolong follow up tamu dari PT Anugerah Jaya ya nanti jam 1 dia mau survey tolong cover dulu ya sama Mas Radit, Saya ada urusan sebentar"
"Eh? Kamu mau kemana ni?" Ucap Radit dengan penuh tanda penasaran terlihat dari kerutan di dahinya.
"Tolong bantu ya Mas Radit" Radit hanya mengangguk patuh, ia tak biasa melihat raut kecemasan di wajah Seruni yang tak biasanya.
"Terimakasih Mas Radit, pergi dulu ya" ucap seruni pamit meninggalkan kubikel meja kerjanya.
***
Kini dirinya benar benar berada di ruang direktur duda pemilik Hotel. Wajah Seruni benar benar merah ia menahan kegugupan dan raut kekhawatiran. Ide konyol nya menyuruh ia masuk ke ruangan ini.
15 menit Seruni benar benar mendadak bisu. Padahal ia sudah menghapalkan kalimat kalimat yang akan Ia ucapkan untuk menemui Direktur nya itu. Dan membayangkan akibat yang akan ia terima mungkin ia akan di pecat atau menerima sikap sarkasme yang terkenal dan irit bicara dari Althaf Pratama ceo duda berwajah asem.
"Jadi, untuk apa kamu ke ruangan saya. jika dari tadi kamu hanya diam saja dengan wajah khawatir seperti sedang di kejar anjing saja"
Astaga benar pak saya bukan di kejar anjing lagi tapi dikejar rentenir.
"Tapi Bapak janji dulu sama saya bapak nggak akan berubah setelah saya mengatakan hal ini atau memecat saya ya pak, karena saya benar benar membutuhkan pekerjaan ini"
Althaf mengerutkan kening nya dengan heran, belum juga mulai udah main janji janjian aja ni karyawan.
"Tolong jangan berbelit belit Seruni, Saya masih banyak pekerjaan. Saya tidak paham maksud kamu tolong jelaskan dengan teliti dan ringkas" geramnya.
"Tapi bapak janji ya pak saya mohon jangan berubah sama saya" ucap Seruni dengan wajah khawatir.
"Tolong kamu kel..."
"Pak saya butuh uang 275 juta untuk melunasi hutang milik paman bibi saya, saya janji akan melunasi hutang ke bapak jika bapak memberinya, saya akan terus kerja disini sampai benar benar saya bisa melunasi hutang ke bapak. Saya minta tolong pak" ucap Seruni dengan lantang dan cepat.
"Apa?!" ucap Althaf dengan nada terkejut bukan main.
"Iya pak bahkan saya bersedia menjadi istri bapak dirumah"
"Apa?!"
"Atau jadi marketing di rumah bapak alias jadi pembantu di rumah bapak untuk melunasi hutang ke bapak"
"Kamu gila Seruni" akhirnya jika memang Althaf mengucapkan nama karyawan nya berarti ini adalah hal yang serius bukan main main lagi.
"Iya pak memang saya gila, saya bingung akan minta tolong kesiapa lagi pak. Saya permisi pak Saya tau kok bapak nggak akan mungkin bantu Saya. Saya akan cari bantuan ke orang lain pak. Atau saya akan bunuh dir.." ucap Setuju dengan cepat dan bangkit dari kursi.
Seruni tidak yakin apa ini langkah yang baik, bagaimana mungkin ia mendapat bantuan dari orang lain. Jika ia sudah lelah mencari pinjaman sana sini. Bahkan orang yang ia harapkan sekarang menolak ide gilanya itu. Ia bangkit dan segera membuka memang gagang pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kejar Target
ChickLitNasib Lembayung Seruni, Seorang lulusan S1 yang terlibat hutang dan harus di lunasi hari itu juga. Hutang mendiang paman dan bibinya yang tega melibatkan dirinya yang tak tahu apa-apa, dan akibatnya, Ia harus menanggung beban sendirian ketika oran...