Bab 41 - Sakit

22.2K 1.6K 70
                                    

Hai-hai yuhu aku come back...
Vote dan komen nya ya... aku senang banget saat baca komentar kalian. follow akun ku juga ya! udah ya aku udah update... tandai jika ada typo.

Ini publish ulang ya, karena yang kemarin notif enggak muncul. Dan lapak ini sepi jadi aku publish ulang🙏🏻

---Enjoy Reading---

Proses pembuatan produk goal yang Mas Althaf katakan tempo hari lalu ternyata belum terealisasikan sampai hari ini.

Aku sudah masuk kerja setelah 5 hari cuti. Sama hal nya dengan Mas Althaf yang sudah di sibukan dengan proyek nya di luar kota.

Aku pengantin baru yang sudah di tinggal pergi-pergian. Sisi jahat ku seperti bersorak gembira, berkoar-koar di telinga kiri ku.

Aku mengerucutkan bibir dengan sebal saat menatap layar komputer yang menampilkan beberapa email yang baru masuk dan itu artinya, menambah pekerjaan baru untuk ku lagi.

Sudah dua minggu yang lalu Mas Althaf pergi mengurusi proyek pembuatan Resto baru di luar kota. Nggak ada kabar, bahkan sampai detik ini hanya ada 1 pesan yang masuk. Itu pun 3 hari yang lalu, begini isinya.

"Uni. Anak saya jangan lupa kasih makan. Tadi dia telfon pakai ponsel bibi, katanya kamu belum balik kerja, anak saya udah nungguin kamu. Minta izin sana sama bu siti, atau nanti saya yang bilang. Nanti saya pulang secepatnya!"

Anak saya, kalau Ineu sedang merengek ya jadi anak aku, begitu lah kira-kira. Sebal kan? nggak ada pesan di mana isinya Mas Althaf menanyakan kabar aku. Entah kapan kepulangan nya, yang pasti aku di gantung seperti jemuran, menunggu kepastian kepulangan Mas Althaf. Segera! Tapi sampai detik ini pula, Mas Althaf belum juga balik.

Kemarin sempat aku mendengar Mas Althaf menelpon bibi, itu juga kata Bibi hanya menanyakan stok sayuran masih banyak atau tidak. Menurutku nggak ada faedah nya, aku penasaran apa Mas Althaf menanyakan keberadaanku? tapi kata bibi, Mas Althaf hanya bertanya itu saja, tidak ada embel-embel menanyakan kabar aku. Mendengar penuturan bibi, rasanya aku ingin menangis saat itu juga.

Aku menahan nafas gusar, rasa kesal dan rindu mendominasi kini. Oh... Ini yang dinamakan rindu suami, rasa nya hampir gila!

Boleh nggak sih aku iri sama mereka yang selalu dempetan sama suami. Seperti Nana yang baru saja minggu kemarin nikah sama Mas Damar. Nana juga sama seperti aku, pengantin baru, tapi mereka mesra banget. Lah sedangkan aku? boro-boro ... Mas Althaf terlalu sibuk dengan dunia nya.

Aku nggak masalah di tinggal, tapi ya, apa perlu nggak komunikasi juga?

Aku merindukan Mas Althaf rasanya kepala ku ingin pecah dan eh... tiba-tiba perut ku mendadak panas, mules, melilit gini. Pasti ini gara-gara In*domie rasa setan semalam. Aku menambahkan Bon cabe level 15, dua sachet. Rasanya gila! aku melampiaskan rasa rinduku dengan sebuah In*domie plus Bon cabe. Alih-alih pengar rindu ku hilang, yang ada sekarang aku merasakan sakit perut yang sangat melilit perih.

Lihat ...! Nana dari tadi senyum-senyum nggak jelas. Sedangkan aku? aku di landa kerinduan sama suami yang menjengkelkan. Mas Althaf boro-boro rindu balik, ngasih perhatian sama istri aja enggak, mungkin atau memang lupa sama aku.

Tiap malam aku selalu uring-uringan nggak jelas. Nggak ada kabar sama sekali, perempuan mana yang akan tahan sih selama itu nggak di kabarin?

Rasanya pengin banget dipeluk dari depan sama belakang, meskipun belum nganu, ya tetap aja aku sudah mulai terbiasa tidur dengan Mas Althaf di samping aku dan sekarang aku merasakan kehilangan

Kejar TargetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang