I wanna ask, apa cerita ini layak untuk di baca?
Happy Reading.
"Selamat siang, Kangen Boutique Hotel dengan Seruni ada yang bisa saya bantu?" ucap seruni lewat telpon kantor yang baru saja masuk.
"Siang. Untuk tanggal 25 dan 26 mei, jumlah peserta 50 orang. Apa masih ada kamar?" tanya nya dengan To the point.
"Baik. mohon di tunggu sebentar ya pak. Saya cek dulu untuk ketersediaan jumlah kamar untuk tanggal 25 dan 26"
"Silahkan, " tungkasnya dengan tegas.
Buru buru Seruni menyambungkan telfon nya ke bagian Receptionis, terlihat anggukan Seruni dengan wajah senyum nya, Ah pasti Ia akan menang Target lagi. Prospeknya untuk bulan sekarang bertambah lagi. Seruni tersenyum sendiri, terlihat ia mengangkat gagang telpon nya kembali.
"Hallo Pak, untuk ketersediaan kamar pada tanggal tersebut baru terisi 20 kamar pak.
Untuk jenis Tipe kamar yang masih kosong di Tipe Hotel Deluxe tersedia 10 Room dan untuk Tipe Cottage Deluxe, Lagoon, Olimpic dan Octopus masing masing kosong Pak.
Maaf sebelumnya dengan Bapak siapa, saya berbicara, dan dari Instansi mana Pak?" tanya Seruni lagi sambil bersiap mencatat nama penelpon nya itu di buku andalan nya.
Kenapa andalan karena buku itu menjadi sejarah Seruni, saat bekerja disini. Kalau kata Nana sih Buku tanpa batas, karena bukunya memang benar benar tebal, Setebal itu."Baik. Besok saya showing kesana kemungkinan setelah jam makan siang. Saya dengan Roy. PDW Architects. Tolong kirimkan Penawaran terbaik ke e-mail saya"
"Baik pak." Jawab seruni sambil menulis Spelling abjad dalam telephone dan menulis nomor telepon yang klien itu sebutkan. Setelah Seruni menanyakan alamat username nya.
"Dengan siapa saya bisa bertemu besok?" tanya nya lagi di sebrang telepon nya.
"Saya dengan Seruni Pak" ucap Seruni dengan semangat.
"Baik Mbak Seruni, See you the next day, 1 p.m"
"Siap pak. Di tunggu kedatangannya Pak Roy" Timpal seruni di akhir pembicaraan mereka.
Seruni menutup telepon, ia tersenyum puas. Bagaimana mungkin PDW Architects nyangkut ke hotel ini. Biasanya mereka lebih memilih ke Hotel Kangen Mertua di Bogor. Ah rasanya seruni tersenyum puas. Mungkin presentasi beberapa bulan lalu di tempat itu berbuah manis dan membuat mereka berpikir kembali, tertarik memilih Employed Gathering disini. Ah, rasanya puas sekali.
PDW Architects terkenal dengan perusahaan yang sulit menerima karyawan dalam artian sangat selektif menerima pelamar. Pelamar harus benar-benar memiliki Skill dan IQ di atas rata-rata. Tapi terbayar saat mereka mampu membuat bangunan-bangunan megah dan kokoh di Ibu kota. Selain terkenal dengan Skill nya, bahkan SDM nya alias Orang-orang nya dikenal borjuis.
Kebayang kan seperfect apa mereka. Arsitek, mapan dan tampan. Wow, keserasian yang sempurna. Seruni bergidik membayangkan mereka datang saat hari itu tiba. Mungkin besok ia harus extra dandan sama seperti Ajeng, bayangnya."Telpon dari siapa Uni?" tanya Ajeng yang muncul dari bilik kiri kerjanya.
"PDW Architects" jawab nya seadanya dan tersenyum penuh arti.
"Shit apa lo bilang? PDW Architects. Besok gue ikut temenin. Pasti masih bujangan semua. Lo tau Uni, mereka ngga doyan makan di warteg. Lo liat mobil mereka udah Sport semua" Jawab Ajeng dengan antusias.
"Hmm, Boleh" Timang Seruni sambil berpikir.
"Tapi, lo bikin gue cantik juga" ucapnya sambil berbisik dan tersenyum menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kejar Target
ChickLitNasib Lembayung Seruni, Seorang lulusan S1 yang terlibat hutang dan harus di lunasi hari itu juga. Hutang mendiang paman dan bibinya yang tega melibatkan dirinya yang tak tahu apa-apa, dan akibatnya, Ia harus menanggung beban sendirian ketika oran...