Bab 21 - Sweet ending

21.9K 1.9K 231
                                    

Playlist : Lewis capaldi - Someone you loved.

---Happy Reading---

Radit melihat wajah seruni yang kesakitan akibat tamparan nya, bahkan ada darah yang keluar dari bibir nya.

Radit baru sadar apa yang barusan dirinya lakukan? Dirinya telah menampar sahabat nya sendiri. Tangan yang terbiasa di pakai untuk memanjakan sahabat nya kini menjadi tangan yang berubah melukai harga diri dan melukai cintanya. Merusak kepercayaan seruni. Tuhan... apa yang saya lakukan?

Sekuat tenaga ia keluarkan, sampai tangan nya menjadi kebas apa kabar dengan hati dan pipi Seruni? Dirinya merasakan sesak, satu tetes air mata turun. Demi tuhan dirinya menyesal. Ia telah menampar Seruni seperti lawan musuh yang harus dia hilangkan dari muka bumi. Seolah seruni adalah samsak, untuk melampiaskan kelebihan tenaganya.

Bagaimana dengan hatinya, bagaimana kondisi nya sekarang? Ia menatap tangan yang beberapa menit lalu, Ia layangkan. Bahkan tak jarang pengunjung yang melihat merasa jijik. Tentu saja dia melakukan hal bejat. Di luar nalar manusia, lalu secara tidak langsung menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang lelaki, dirinya pengecut!

Selain tolol dirinya memang goblok.

Radit menatap raut wajah seruni yang berbeda, wajah sedih, kecewa dan sakit. Bahkan ada darah yang keluar dari pipinya, hingga meninggalkan jejak darah di lantai dua tetes.

Apalagi melihat Seruni pergi, dengan motor matic nya. Mengabaikan seruni dengan luka di bibirnya. Kenapa ia tak mengejarnya tadi? Atau mengantarkan nya ke rumah sakit?

Tangan nya kotor, ia sudah di butakan oleh cinta. Bahkan ia belum sempat menanyakan kenapa dua perempuan itu bisa berkelahi di kafe. Ia terlalu terbawa emosi karena sikap seruni di batas kewarasan, menampar dan memaki lewat kata-kata nya yang kasar kepada calon istrinya sendiri.

Ia menatap Siena yang tampak sama kacau nya, wajah sembab, dan bekas Jus Alpukat di pakaian nya. Tapi tidak sekacau Seruni hingga berdarah-darah, akibat tamparan yang amat keras. Bahkan ia masih ingat jelas suara tamparan nya, bagaimana raut wajah penuh kesakitan dengan raut penuh kebencian yang Seruni berikan.

Radit hancur, dirinya yang telah menghancurkan semuanya. Dengan sekuat tenaga ia melayangkan tamparan, bahkan ia sudah tak memiliki tenaga untuk berjalan, ia terlalu malu pada Seruni.

Siena tersenyum, pahlawan nya membela diri nya. Ia menyambut Radit, ia ingin menangis di dadanya. Ia akan mengatakan, bahwa semua salah Seruni. Dia hanya terbawa emosi tadi, pikirnya begitu.

Radit mulai berjalan ke arah nya, semakin maju.

Siena tersenyum sambil mengulurkan 1 tangan nya kedepan, seolah Radit akan menjemputnya layaknya Princess.

"Ayo jalang, kita pulang!" Ucap Radit tanpa dia sadari mengundang amarah Siena, 1 kalimat itu meluncur dengan bebas, membuat Siena hancur dengan raut wajah yang terluka setelah mendengar ucapan Radit barusan.

The real of karma.

Radit menarik Siena dari tempat itu.

Bahkan tak jarang melihat banyak pengunjung Kafe yang mengabadikan momen mereka dengan Seruni sedari tadi mungkin. Di mula saat pria itu menampar nya. Radit ingin menghilang rasanya. Ia telah melukai banyak orang, ia telah menyakiti, sahabat sekaligus cinta nya.

Kenapa penyesalan bisa datang seterlambat ini?

Yang dirinya inginkan sekarang adalah mendengarkan penjelasan Siena sejujurnya- jujur nya. Bagaimana calon istri nya ini bisa berada di kafe bersama seruni. Bukan kah, dirinya memiliki jadwal dengan pasien? Pikirnya Sambil menatap Siena yang sedang menunduk, seolah memang benar dirinya yang memulai pertengkaran. Radit menatap nya tajam, bahkan ada sorot benci disana. Padahal dirinya sama sekali belum mendengar pernyataan apapun dari calon istrinya.

Kejar TargetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang