Bab 38 - Kiss aja ya, gimana?

23K 1.6K 81
                                    

Vote nya kakaa....
Yeay aku update 🥳
Tandai typo nya ya.

Warn 17+

----Happy Reading----

Hampir dua ribu tamu undangan yang datang malam ini. Aku menggunakan dress berwarna putih tulang, pilihan Mama Anya. Belahan dadanya terlihat dengan pas, dan punggung ku yang mulus terekpos. Semoga saja Mas Althaf nggak marah dan yah ... tentunya dia nggak terangsang melihat penampilan ku malam ini.
Terakhir aku memakai heels berwarna putih cocok, seperti menyatu dengan warna kulit kaki.

Kami tentu saja menjadi sorotan semua tamu undangan yang hadir malam ini, Ineu berada di tengah - tengah kami. Putriku tak kalah cantik, Ineu menggunakan Dress putih panjang dengan gaya rambut seperti Elsa - Frozen lalu memakai mahkota kecil di rambut nya, tubuh nya yang pendek dan sedikit gembul, Ineu terlihat semakin lucu dan menggemaskan. Aku dan putriku memegang sebuah buket mawar merah. Kami berjalan beriringan di sambut riuh tamu yang sudah datang dan menunggu kami.

Hari ini aku banyak tersenyum, bahkan bertemu dengan kolega-kolega Mas Althaf dan sejumlah Grup arisan Mami, yang turut datang dengan heboh. Hampir sama seperti mami yang selalu mempromosikan aku pada setiap tamu yang datang bahwa aku menantu yang paling sempurna. Ahh ... Aku semakin sayang mami.

Pegal tentu saja, setelah akad tadi. Aku hanya bisa istirahat 2 jam. Lalu pergi ke hotel untuk persiapan Resepsi. Tapi terbayar sudah saat melihat suamiku, Mas Althaf, yang selalu tersenyum nggak misuh - misuh seperti 3 hari yang lalu.

letupan bahagia datang saat teman - teman seperghibahan menjadi Bridesmaid. Tentu siapa lagi kalau bukan Ajeng, Nana dan Ambar sudah datang menggunakan dress yang aku siapkan kemarin.

Cantiknya mereka, puji aku.

Aku menoleh ke kiri, Ineu sudah pergi menyusul Mas Tama dan Mbak Agnes. Sedangkan Mas Althaf masih berbincang dengan kolega nya. Aku berbisik kecil, meminta izin untuk menemui mereka, Mas Althaf hanya mengangguk, mengiyakan.

"Kalian cantik sekali. Aww, si Ajeng makin bahenol aja." ucapku di iringi selingan tawa.

"Astaga Uni. Cantik banget kamu sayang." jawab Ajeng sambil memelukku erat.

"Gue cantik? Ah masa sih." kataku sambil tertawa dan untung saja hidungku nggak terbang.

"Loh ada Pak Alarik juga?" sapa ku kaget saat melihat Pak Alarik di sebrang sana sedang berbincang dengan Mas Damar.

"Selamat Bu untuk pernikahan nya." ucap Alarik sambil tersenyum dan menundukan kepalanya di sebrang sana.

Aku hanya tersenyum lalu berbisik. "Bareng kalian?" pada Nana, Ajeng dan Ambar.

"Bareng Ajeng." Jawab nana dan Ambar sambil berbarengan.

"Sejak kapan dia manggil gue jadi ibu dan kenapa bisa bareng?" tanya aku dengan penasaran, sambil berbisik ke arah mereka.

"Panjang ceritanya ... Dia kaget, ternyata lo yang jadi istrinya Pak Althaf." bisik Nana.

"Duh nanti malam jangan tegang oke. Tenang aja, nikmati dan katanya ... enak." bisik Nana kembali dengan kecil.

"Gue ... lagi dapet." jawab ku kembali dengan nada yang sangat kecil. Tapi mungkin terdengar dengan jelas oleh mereka.

"Hah ...!" jawab mereka kompak dan speechless. Mirip dengan reaksi Mbak Agnes waktu pagi.

Dan sial nya suara mereka terlalu berisik dan mengundang perhatian semua orang yang akhirnya melihat ke arah kami semua

"Ssst ... jangan berisik! Mas Althaf belum tahu, gue mau bilang tapi gengsi." bisikku kembali.

Kejar TargetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang