Vote, komen dan follow ya!
Udah dapet notifikasi nya? Komen ya.
Yipiii Akhirnya aku update, terimakasih untuk vote kemarin. I love you. Happy Reading ya.💋
Maafkan aku yang lelet banget buat update 😭🙏🏻
****
Menghindar?
Aku tersenyum miris. Selepas meletakan berbagai makanan yang sudah aku beli, Buru-buru aku menyeret Shopping bagku ke lantai atas lalu membereskannya. Aku mengambil handuk, sepertinya mandi akan menghilangkan stressku. Iya aku stress jika Mas Althaf setiap hari seperti ini, dia terlalu kekanakan.
Mengingat saat sore tadi Mas Althaf membentakku dan menatapku dengan tatapan tajam, rasanya aku ingin menangis lagi. Aku membuka pintu kamarku dengan pelan, yang pertama kali aku liat adalah bekas sejadah yang masih tergeletak di atas kasur. Sepertinya bekas Mas Althaf shalat. Aku melirik ke ruang kerjanya, diam-diam aku mengintip ruang kerja nya. Ternyata Mas Althaf berada di sana, dengan kacamatanya yang sudah bertengger dihidung mancung nya.
Terserah mau dia ngapain, aku capek banget liat kelakuan dia sore tadi. Iya aku tahu aku salah, tapi tidak seharusnya seperti ini bukan? Bahkan sekarang Mas Althaf dengan atau tidak sengaja, terlihat seperti menghindariku.
Setelah selesai mandi, aku nggak ngecek lagi, aku enggak peduli sama sekali. Lebih baik aku kekamar Ineu atau malam ini aku tidur di kamar Ineu.
"Ineu sudah tidur?" ucapku sambil menutup pintu kamarnya.
"Belum mama, mama udah pulang? Sini main ... sama papa."
Deg!
Buru-buru aku melihat ke belakang. Ineu sedang bermain Puzzle bersama papanya.
Loh bukannya tadi di ruang kerja?
Dengan canggung aku menghampiri mereka. Aku duduk di depan ineu, sedangkan Mas Althaf di sampingnya. Ineu dan Mas Althaf menatapku secara bergantian, memperhatikan penampilanku dari bawah hingga atas, mungkin mereka keheranan dengan penampilanku yang sekarang ini. Aku menggunakan Daster berwarna navy . Menyadari jika aku menatap mereka dengan heran, Mas Althaf berdeham, lalu melanjutkan kembali aktivitasnya yang sempat tertunda karena kedatanganku barusan. Mas Althaf kembali terlihat sibuk menata puzzle-puzzle yang belum selesai.
Apa ada yang aneh dengan penampilanku? atau dia jijikl melihat aku? Akhirnya pikiran negatifku bermunculan dengan sendirinya. Aku tersenyum miris. Iya mungkin aku terlihat aneh dimata Mas Althaf. Buru-buru aku menetralkan kembali perbedaan raut wajahku, seperti semula.
Aku tersenyum kearah ineu yang terlihat sudah cantik dengan balutan baju tidur berwarna kuning, aku mengusap rambutnya yang dengan pelan. "Baju mama gemes banget, beli yang tadi ya ma?" tanya Ineu sambil menatapku.
Aku tersenyum hangat kearahnya. "Heem ... bagus ya? Belum tidur, ineu sudah makan?" tanyaku beruntun, lalu melirik kearah Mas Althaf. Mas Althaf memalingkan wajahnya ke sembarang arah saat aku secara terang-terangan aku menatapnya.
Kalau boleh jujur, dari tadi Mas Althaf diam-diam memperhatikan aku. Memangnya aku tidak tahu apa? Cih! Gengsi yang di gedein sih.
"Udah, Ineu makan sama goreng ikan bareng sama papa, yakan pa?" tanya Ineu sambil melirik kearah papanya.
Mas Althaf hanya mengangguk.
Ineu dan Mas Althaf terlihat asik, Ineu yang ceriwis dan Mas Althaf yang selalu menjawab nya dengan baik. Sedangkan aku, hanya menjadi pendengar setia mereka. Sepertinya kehadiranku di sini, hanya mengganggu. Buktinya Mas Althaf sama sekali tidak melibatkan aku, meskipun Ineu sesekali mengajak aku berbicara. Lebih baik aku menonton film 'kan? atau sepertinya aku butuh waktu sendirian untuk menghibur diriku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kejar Target
Chick-LitNasib Lembayung Seruni, Seorang lulusan S1 yang terlibat hutang dan harus di lunasi hari itu juga. Hutang mendiang paman dan bibinya yang tega melibatkan dirinya yang tak tahu apa-apa, dan akibatnya, Ia harus menanggung beban sendirian ketika oran...